Main Article Content

Abstract

Faktor penting dalam usaha budidaya tambak adalah kualitas air laut yang sesuai dengan kebutuhan hewan budidaya. Media ini harus optimal semua parameternya. Pengukuran parameter fisik kualitas air laut dilakukan untuk menganalisis kesesuaian kondisi fisika air laut sebagai media budidaya sesuai daya dukung lingkungan perairan untuk usaha tambak. Sampel berupa air laut diambil dari 10 titik di sepanjang pantai Kabupaten Jepara dengan pengulangan masing-masing 3 kali. Analisa parameter fisika air laut yang diukur secara insitu adalah suhu, salinitas, dan kecerahan. Sedangkan total padatan tersuspensi dengan analisa sesuai prosedur pengukuran kandungan total zat padat tersuspensi berdasarkan SNI 06-6989.3-2004. Analisis daya dukung lingkungan dilakukan pada tiap titik dengan memberikan pembobotan terhadap parameter lingkungan perairan. Selanjutnya dikategorikan dalam sistem kelas, yaitu kelas S1 adalah tingkat sangat sesuai, kelas S2 adalah tingkat sesuai dan kelas S3 adalah tingkat tidak sesuai. Analisa menggunakan metode SIG untuk mendapatkan peta kesesuaian parameter kualitas air laut. Pengukuran parameter kualitas air di perairan Kabupaten Jepara mendapatkan data suhu sebesar 27,8-28,6oC, salinitas sebesar 35,0- 37,3 ppt kecerahan sebesar 70-120 cm dan Total Suspended Solid (TSS) sebesar 48,60-64,40 mg/l. Sepanjang perairan pantai Kabupaten Jepara tidak ada yang masuk dalam kelas S1. Lokasi perairan yang masuk dalam kelas S2 perairan Kecamatan Kedung, Kecamatan Tahunan, Kecamatan Keling dan Kecamatan Donorojo. Sedangkan kelas S3 berada pada perairan Kecamatan Jepara, Kecamatan Mlonggo, Kecamatan Bangsri dan Kecamatan Kembang.

ANALYSIS OF SEA WATER PHYSICS PARAMETER DISTRIBUTION AS AN AQUACULTURE SUPPORT IN JEPARA REGENCY, CENTRAL JAVA. An important factor in pond aquaculture is the quality of sea water in accordance with the needs of cultivan aquaculture. This media must optimize all parameters. Measurement of physical parameters of seawater quality is carried out to analyze the suitability of the physical conditions of seawater as a culture medium in accordance with the carrying capacity of the aquatic environment for the pond business. Samples in the form of sea water were taken from 10 points along the coast of Jepara Regency with each repetition of 3 times. Analysis of seawater physics parameters measured in situ are temperature, salinity, and brightness. While the total suspended solids are analyzed according to the procedure for measuring the total content of suspended solids based on SNI 06-6989.3-2004. Environmental carrying capacity analysis is carried out at each point by giving a weighting to the parameters of the aquatic environment. Furthermore, it is categorized in the class system, namely the S1 class is a very appropriate level, the S2 class is the appropriate level and the S3 class is the inappropriate level. The analysis uses GIS method to get a map of the suitability of seawater quality parameters. Water quality parameter measurements in Jepara Regency waters get temperature data of 27.8-28.6oC, salinity of 35.0-37.3 ppt brightness of 70-120 cm and Total Suspended Solid (TSS) of 48.60-64, 40 mg/l. Along the coast of Jepara Regency, no one is included in the S1 class. The location of waters included in the S2 class of waters of Kedung Subdistrict, Tahunan Subdistrict, Keling Subdistrict and Donorojo Subdistrict. While the S3 class is in the waters of Jepara District, Mlonggo District, Bangsri District and Kembang District.

Article Details

How to Cite
Mustofa, A., & Mulyo, H. (2020). ANALISIS POLA SEBARAN PARAMETER FISIKA AIR LAUT SEBAGAI DAYA DUKUNG USAHA BUDIDAYA TAMBAK IKAN DI KABUPATEN JEPARA, JAWA TENGAH. JURNAL ENGGANO, 5(1), 40–52. https://doi.org/10.31186/jenggano.5.1.40-52

References

  1. Adibrata, S., M. Mukhlis K. dan Fredinan Y. 2013. Daya Dukung Lingkungan Untuk Budidaya Kerapu (Famili Serranidae) di Perairan Pulau Pongok Kabupaten Bangka Selatan. Jurnal Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Vo. 2 No. 1, Juli 2013 : 43-58.
  2. Akib, A., Magdalena L, Ambeng dan Muhtadin A. 2015. Kelayakan Kualitas Air Untuk Kawasan Budidaya Eucheuma cottoni Berdasarkan Aspek Fisika, Kimia dan Biologi di Kabupaten Kepulauan Selayar. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis. Vol. 1 No. 1 Tahun 2015 : 25 – 36.
  3. Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengolahan Sumberdaya Hayati Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta.
  4. Hartoko, A. dan Alexander K. 2009. Spasial Modeling for Marine Culture Site Selection Based on Ecosystem Parametrs at Kupang Bay, East Nusa Tenggara-Indonesia. Int. J. Remote Sensing Earth Science, 6:57-64.
  5. Hutabarat, S. 2000. Peranan Kondisi Oceanografi terhadap Perubahan Iklim, Produktivitas dan Distribusi Biota Laut. UNDIP, Semarang.
  6. Mustofa, A. 2017. Kandungan Total Zat Padat Tersuspensi Dari Outlet Tambak Udang Intensif di Kabupaten Jepara. Jurnal Disprotek, Vol. 8 No. 1 Januari 2017. Hal. 34 – 45.
  7. Pantjara, B., Utoji, Aliman dan Markus M. 2008. Keseuaian Lahan Budidaya Tambak di Kecamatan Watubangga Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. J. Ris. Akuakultur Vol. 3 No. 1 Tahun 2009 : 123 – 135.
  8. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI No. 75/PERMEN-KP/2016 tentang Pedoman Umum Pembesaran Udang Windu (Penaeus monodon) dan Udang Vaname (Litopenaeus vannamei).
  9. Permana, S.D., E. Triyati, & A. Nontji. 1994. Pengamatan Klorofil dan Seston di Perairan Selat Malaka 1978-1980: Evaluasi Kondisi Perairan Selat Malaka 1978-1980. Hal. 63.
  10. Polprasert, C. 2009. Organic Waste Recycling. John Wey Sons. Toronto. Singapore.
  11. Ristiyani, D. 2012. Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Budidaya Perikanan Tambak di Pesisir Kendal. Jurnal Geo Image 1 (1) (2012) : 12-18.
  12. Ratnawati, E dan A. Indrajaya A. 2012. Daya Dukung Lingkungan Tambak di Kecamatan Pulau Derawan dan Sambaliung, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Vo. 4 No. 2, November 2012 : 175 – 185.
  13. Tarunamulia, Hasnawi, Rezki A. S., Akhmad M., dan Mudian P. 2015. Perspektif Pengembangan Perikanan Budidaya Berdasarkan Karakteristik Pantai di Teluk Gerupuk dan Teluk Bumbung Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Jurnal Riset Akuakultur Vol. 10 No. 1 Th. 2015. Hal. 117-126.