Main Article Content

Abstract

Dalam artikel ini latihan Single Leg Hops dapat meningkatkan kemampuan Lompat jangkit, sehingga setelah diberikan latihan Single Leg Hops siswa bisa meningkatkan kemampuan Lompat jangkit. Siswa dapat melakukan teknik lompat jangkit dengan baik, sehingga memudahkan siswa melakukan Lompat jangkit. Tujuan artikel ini adalah mengetahui pengaruh signifikan latihan Single leg Hops  terhadap hasil Lompat jangkit pada siswa putra kelas IX SMP Negeri 1 sungai lilin Indonesia. Metode yang dipakai adalah pre-experimental designs (non designs) teknik pengumpulan data dilakukan dengan instrumen tes lompat jangkit. Sampel diberi latihan single leg hops selama 6 minggu dengan frekuensi 3 kali seminggu. Analisis data menggunakan statistik uji t. Hasil analisis data didapatkan bahwa rata-rata tes awal lompat jangkit sebelum diberikan latihan single leg hops adalah sebesar 3,061 meter. Sedangkan rata-rata tes akhir lompat jangkit setelah diberikan latihan single leg hops sebesar 3,180 meter. Kesimpulan dari artikel ini bahwa ada pengaruh latihan single leg hops terhadap hasil lompat jangkit pada siswa putra kelas IX SMP Negeri 1 sungai lilin dan latihan yang diberikan hendaknya mengarah kepada gerakan seperti pada pertandingan lompat jangkit.

Article Details

How to Cite
Sugarwanto, S., & Okilanda, A. (2020). PENGARUH LATIHAN SINGLE LEG HOPS TERHADAP HASIL LOMPAT JANGKIT SISWA SMP 1 SUNGAI LILIN. Kinestetik : Jurnal Ilmiah Pendidikan Jasmani, 4(1), 85–89. https://doi.org/10.33369/jk.v4i1.10472

References

  1. Ardle, C.C. 2006. Plyometrics Exercise Drills Pliometrics Training Equipment. Diakses: 20 Agustus 2015.http://www.thesstretcinganbook.com/newslatter.htm.
  2. Carr, A. Gerry. (2003). Atletik Untuk Sekolah. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
  3. Chu, Donald. (1992). Ather Sports Injury Clinic Castro Valley. California : Human Kinetics.
  4. Dewi, N. K. 2014. Pengaruh Pelatihan Single Leg Speed Hop dan Double Leg Speed Hop Terhadap Daya Ledak Otot Tungkai. Jurnal IKOR Vol 2. Universitas Pendidikan Ganesha.
  5. Doewes, M. 2004. Latihan Pliometrics. Program Pasca Sarjana, Surakarta.
  6. Ebben, W.P. 2007. Practical Guidelines For Plyometric Intensity. NSCA’s Performance Training Journal.
  7. Harsono. 2000. Coachingdan aspek-aspek psikologis dalam coaching. Jakarta: Department Pendidikan dan Kebudayaan.
  8. Jarver, Jess. (1999). Belajar dan Berlatih Atletik. Bandung : CV Pionir Jaya.
  9. Kotzmanidis, C. 2006. Effect of Pliometric Training on Running Performance and Vertical Jump Jumping in Prepubertal Boys. J Strenght Cond Res. Volume 7. Nomor 4 May 2006: halaman 236-243.
  10. Lubis, J. 2009. Mengenal Latihan Pliometrik. Jurnal Penelitian Kesehatan. Jakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Negri Jakarta.
  11. Mochamad Djumidar A. Widya. 2004. Gerak-Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
  12. Okilanda, Ardo. (2018). Revitalisasi Masyarakat Urban/Perkotaan Melalui Olahraga Petanque”. Halaman Olahraga Nusantara: Jurnal Ilmu Olahraga 86-98. Tersedia di jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/hon/article/view/1505 diakses 28 Februari 2020
  13. Radcliffe, J.C & Farentinos, R.C. 2002. Plyometrics Explosive Power Training. 2nd ed. Champaign, Illionis: Human kinetics Published, Inc.
  14. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.
  15. Suherman, Adang dkk. (2001). Pembelajaran Atletik Pendekatan Permainan dan Kompetetisi untuk Siswa SMU dan SMK. Jakarta : Direktorat Jendral Olahraga.
  16. Y. Bahagiam, U. Yusup, A. Suherman. 2000. Atletik Departemen pendidikan nasional.