Main Article Content

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterampilan gerak dasar manipulatif melalui aktivitas bermain pada peserta didik kelas 2 SDLB Tunagrahita  di Kota Palembang.  Sampel dalam penelitian ini berjumlah 21 orang peserta didik Tunagrahita kelas 2 SDLB dan 3 orang guru yang melayani anak tunagrahita (ATG) di kota Palembang. Instrumen yang digunakan rubrik penilaian aktivitas bermain gerak dasar manipulatif.  Hasil penelitian menunjukkan 16 orang (76,19 %) peserta didik  rata-rata dalam kategori baik.

 

 

 


Article Details

Author Biography

Martinus Martinus, UNIVERSITAS BINA DARMA

-
How to Cite
Martinus, M., & Kesumawati, S. A. (2020). PELAKSANAAN PERMAINAN GERAK DASAR MANIPULATIF PADA ANAK TUNAGRAHITA DI SDLB C KOTA PALEMBANG. Kinestetik : Jurnal Ilmiah Pendidikan Jasmani, 4(1), 117–121. https://doi.org/10.33369/jk.v4i1.10574

References

  1. Alimin, Zaenal. 2004. Reorientasi Pemahaman Konsep Special Education ke Special Needs Education dan Implikasinya terhadap Layanan Pendidikan dan Kurikulum LPTK. Jurnal Asesmen dan Interpensi Anak Berkebutuhan Khusus. Vol.3-2, 172-181.
  2. Atesya Selvi, K, Ambri Damanik, S. 2019. Model Pembelajaran Gerak Dasar bagi Anak Tunagrahita. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan. Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol.18 Nomor 2, Juli-Desember. https://doi.org/10.24114/jik.v18i2
  3. Atesya Selvi, K, Rahayu, T, dkk. 2018. Model Pembelajaran Gerak Dasar melalui Aktivitas Bermain bagi Siswa SDLB C Kelas 2. Semarang: Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang.
  4. Atesya, Selvi, Rahayu, T. 2019. Activity Model of Playing “My Hero is My Mother” to Improve Basic Movement Skills of Mild Mental Retarded Children. Journal Physical Education, Helath and Recreation Vol. 4 No1 (2019), 52-61. Doi: 10.24114/pjkr.v4i1.14182
  5. David L. Gallahue & John C. Ozmun. 2006. Understanding Motor Development (Infants, Children, Adolescents, and Adults). New York: McGraw-Hill.
  6. Giriwijoyo, H.Y.S, dkk. 2012. Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung : Remaja Rosdakarya.
  7. Kemis dan Ati, Rosnawati. 2013. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Tunagrahita. Jakarta Timur : PT. Luxima Metro Media.
  8. Kenneth, R. Ginsburg. 2007. American Journal Academy of Pediatric, Vol. 119 No. 1, 1 Januari 2007). 182-191.
  9. Kustawan, Dedy dan Meimulyani. 2016. Mengenal Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus Serta Implementasinya. Jakarta Timur : Luxima.
  10. Mohammad Joko Susilo. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  11. Saputra, Y.M. (2004). Perkembangan gerak. Jakarta: Depdiknas.
  12. Setiawan,A. A.(2019). Analisis Kemampuan Koordinasi Dan Kecepatan Reaksi Siswa Tuna Grahita Dan Autis (Studi Kasus Di SLB Negeri Autis Center) Kota Bengkulu. Kinestetik, 3(1), 19-28.
  13. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
  14. Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 31 ayat 1.
  15. Wikasanti, Esthy. 2014. Mengupas Therapy Bagi Para Tuna Grahita: Retardasi Mental sampai Lambat Belajar. Yogyakarta: Maxima.
  16. Yulianty, R. (2010). Permainan yang meningkatkan kecerdasan anak modern dan tradisional. Jakarta: Laskar Aksara