Main Article Content

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan dan menyebarluaskan folklor lisan cerita prosa rakyat yang terancam punah melalui pembelajaran sastra sebagai upaya pemertahanan local wisdom etnik Bengkulu. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis isi. Informan yang dipilih adalah baik laki-laki perempuan yang menguasai atau memahami folklor (cerita rakyat) dan juga memahami budaya setempat. Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan adalah observasi, wawancara, rekaman, dan atau mencatat dari sejumlah informan secara sengaja maupun tidak dengan mengikuti prinsip-prinsip baku dalam pengumpulan folklor. Lokasi penelitian adalah di wilayah Provinsi Bengkulu. Teknik keabsahan data adalah dengan mengonsultasikan data (validasi data) kepada pihak ahli (masyarakat). Teknik analis data yaitu mengklasifikasi, mentranskripsi dan penyuntingan, mentransliterasi, dan menyimpulkan. Berdasarkan nilai pendidikan karakter yang ditemukan dalam cerita rakyat etnik Bengkulu dapat disimpulkan bahwa dari 9 cerita yang  terdiri dari 6 dongeng dan 3 legenda, semuanya relevan untuk materi pembelajaran sastra di SMP. Adapun nilai pendidikan karakter yang ditemukan yaitu: pemberani, cerdik, ikhlas, kerja sama, sabar, suka berbagi, patuh, dan kerja keras, pantang menyerah, menepati janji, rajin beribadah, tidak usil, dan sederhana.

Keywords

karakter cerita rakyat pembelajaran

Article Details

How to Cite
Youpika, F., & Hiasa, F. (2021). ANALISIS KARAKTER TOKOH DALAM CERITA PROSA RAKYAT ETNIK BENGKULU UNTUK MATERI PEMBELAJARAN SASTRA. Jurnal Ilmiah KORPUS, 5(1), 117–129. https://doi.org/10.33369/jik.v5i1.15646

References

  1. Barone, D. M. 2011. Children’s Literature in the Classroom Engaging Lifelong Reader,s. New York: The Guilford Press.
  2. Barried, Siti Baroroh. 1985. Pengantar Filologi. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembanga Bahasa Depdiknas.
  3. Danandjaja, James. 1994. Folklor Indonesia. Jakarta: Grafiti Press.
  4. Fang, L. Y. 2011. Sejarah Kesusastraan Melayu Klasik. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
  5. Jorgensen, L.I. 2007. Folk narrative and the history of culture: Reflections of different eras in the texts and perceptions of the old folk ballads of denmark exemplified through ballads about the medieval king valdemar ii and his queens dagmar and bengerd. [Versi Elektronik]. Journal of Folklore, (37), 59-80.
  6. Krippendorff, K. 2004. Content analysis: An introduction to its methodology (2nd ed). London: Sage Publications.
  7. Nurgiyantoro, B. 2011. Wayang dan Pengembangan Karakter Bangsa. Jurnal Pendidikan Karakter, I (I), 18-34. doi: 10.21831/jpk.v1i1.1314
  8. Piirainen, E. 2011. Folk Narratives and Legends as Sources of Widespread Idioms: Toward A Lexicon of Common Figurative Units. [Versi Elektronik]. Journal of Folklore, (48, 117-142):125.
  9. Robson, R.O. 1988. Principles of Indonesian Philology. Tha Hague: Martinus Nijhoff.
  10. Rukmini, D. 2009. Cerita Rakyat Kabupaten Sragen (Suatu Kajian Struktural dan Nilai Edukatif). Tesis magister, tidak diterbitkan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
  11. Youpika, F., & Darmiyati, Z. 2016. Nilai Pendidikan Karakter Cerita Rakyat Suku Pasemah Bengkulu dan Relevansinya sebagai Materi Pembelajaran Sastra. Jurnal Pendidikan Karakter, VII (I), 48-58. doi: 10.21831/jpk.v0i1.10731