KAJIAN TINGKAT BAHAYA EROSI DAS MANNA

Irda Hayani (1) , M. Faiz Barchia (2) , Edi Suharto (3)
(1) Program Studi Pascasarjana Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu , Indonesia
(2) Program Studi Pascasarjana Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu , Indonesia
(3) Program Studi Pascasarjana Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu , Indonesia

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kerusakan dan degradasi fungsi DAS Manna dengan pendekatan perhitungan tingkat bahaya erosi (TBE).  Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda penelitian survei tinjau, yaitu dengan cara mengumpulkan data dan informasi serta fakta-fakta dari gejala di lapangan dan analisis data spasial peta tematik menggunakan Sistem Informasi Geografi (SIG), Penentuan tingkat erosi tanah dengan menggunakan metode USLE juga dilakukan fungsi-fungsi SIG yaitu tumpang susun  seperti intersect.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa: sebagian besar wilayah DAS Manna berada pada kategori TBE sangat berat (>480 ton/ha/th) yaitu seluas 46.204,5 atau 64,1 % dari total luasan DAS Manna, kategori Berat (180-480 ton/ha/th) seluas 10.399,8 Ha (14,4 %), kategori sedang (60-180 ton/ha/th) seluas 6.393,5 Ha (8,9 %) dan sangat rendah (<15 ton/ha/th) hanya seluas 1.533,2 Ha (2,1 %).  Hasil ini menunjukkan bahwa wilayah DAS Manna dapat digolongkan sebagai DAS yang kritis bila didasarkan pada potensi erosi yang mencapai lebih dari 64 % dari total luasan DAS Manna.  Sedangkan bila dianalisa pada tiap Sub DAS, maka Sub DAS  Manna Hilir adalah Sub DAS yang memiliki TBE paling besar, yaitu sekitar 78,2 % (6.892,5 Ha) berada pada kategori Sangat Berat (>480 ton/ha/th) 6.892,5 Ha atau 9,6 % dari total luasan DAS Manna, Berat (180-480 ton/ha/th) seluas 1.443,1 Ha atau 2 % dari luas total luasan DAS Manna. Hasil tersebut sudah cukup menggambarkan bahwa DAS Manna dapat digolongkan kedalam DAS kritis berdasarkan potensi tingkat bahaya erosinya.

Full text article

Generated from XML file

References

Alibasyah, R. 1996. Pengolahan Tanah Konservasi Untuk Menunjang Pertanian Berkelanjutan Pada Lahan Kering. Program Pascasarjana Unpad, bandung.

Anonim. 2009. Tata Cara Penyusunan Rencana Teknik Rehabilitasi Hutan Dan Lahan Daerah Aliran Sungai (RTkRHL- DAS). Peraturan Menteri Kehutanan RI. Nomor: P.32/MENHUT-II/2009.

Anonim, 1998. A guide for Land Rehabilitation and Soil Conservation of Watershed. Forestry Department of The Republic of Indonesia. Jakarta.

Arsyad, S. 1983. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press, Bogor

Arsyad, S. 2000. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press, Bogor. Cetakan kedua

Asdak, C. 2004. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

As-syakur, AR. 2003. Prediksi Erosi Dengan Menggunakan Metode USLED dan Sistem Informasi Geogras (SIG) Berbasis Piksel Di Daerah Tangkapan Air Danau Buyan. PIT MAPIN XVII, Bandung 10-12-2008.
BPDAS Ketahun. 2011. Naskah Utama Inventarisasi Dan Identifikasi Karakteristik DAS Manna. Bengkulu.

BPDAS Ketahun. 2011. Rencana Pengelolaan DAS Terpadu DAS Bengkulu. Bengkulu.

Dangler, EW and SA. El-Swaify. 1976. Erosion Of Selected Hawaii Soils by simulated rainfall. Soil Sci. Soc. Am. J. 40:769-773.

Dariah, A, H. Subagyo, C. Tafakresnanto, dan S. Marwanto. 2004. Kepekaan Tanah Terhadap Erosi. Tidak dipublikasikan.

Dirjen RLPS. 2009. Peraturan Dirjend RLPS Nomor P.04/V-SET/2009 tentang Pedoman Monitoring dan Evaluasi Daerah Aliran Sungai.

Herawati, T.2010. Analisis Spasial Tingkat Bahaya Erosi Wilayah DAS Cisadane Kabupaten Bogor. J. Pen. Hutan dan Konservasi Alam. VII(4): 413-424.

Hidayat, MF dan E. Suharto. 2009. Model Pengelolaan Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Ketahun Hulu Berbasis Eko-Hidrologi Untuk Pengendalian Banjir dan Kekeringan di Kabupaten Lebong Tahun Kedua. Laporan Hibah Bersaing, LP UNIB, Bengkulu. Tidak dipublikasikan.

Lane, J.L. and J.J. Stane, 1983. Water Balance Calculations, Water Use Efficiency and Above Ground Net Production. Hydrology and Water Resources in Arizona and Southwest. (13) : 27 – 34.

Linsley, RK, MA. Kohler, JLH. Paulus, Hermawan. 1996. Hidrologi untuk insinyur (Edisi ketiga). Erlangga. Jakarta.

Londongsalu, DT. 2008. Analisis Pendugaan Erosi,Sedimentasi, dan Aliran Permukaan Menggunakan Model AGNPS Berbasis Sistem Informasi Geografis di Sub DAS Jeneberang Propinsi SulawesiSelatan. Skripsi Departemen Silvikultur Fahutan IPB (Tidak dipublikasikan)

Manan, S. 1985. Peranan Hidrologi Hutan Dalam Pengelolaan DAS. Dalam Prosiding Lokakarya Pengelolaan DAS Terpadu. Yogyakarta.

Muins, S. N. 1996. Kajian Hubungan Erodibilitas Tanah (Nilai K) dengan Karakteristik Tanah Kuantitatif. Lembaga Penelitian UNIB. Jakarta.

Priatna, SJ. 2001. Indeks Erodibilitas Dan Potensi Erosi Pada Areal Kebun Kopi Rakyat Dengan Umur Dan Lereng Yang Berbeda. J. I. Pertanian Indonesia 3(2):84-88.

Rahardi, B; E. Nurhayati; E. Purwanti; dan E. Suhartanto. 2008. Penilaian Tingkat Bahaya Erosi Dengan Menggunakan ArcView GIS. Tek. Dan Kejuruan 31(1):15-25.

Rahim, SE. 2003. Pengendalian Erosi Tanah Dalam Rangka Pelestarian Lingkungan Hidup. Bumi Aksara. Jakarta. 150 hlm.
Ramdan, H. 2004. Prinsip Dasar Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Lab. Ekologi Hutan Fahutuan Univ. Winaya Mukti. Bandung.

Authors

Irda Hayani
irdahayani@gmail.com (Primary Contact)
M. Faiz Barchia
Edi Suharto
Hayani, I., Barchia, M. F., & Suharto, E. (2012). KAJIAN TINGKAT BAHAYA EROSI DAS MANNA. Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam Dan Lingkungan, 1(1), 76–86. https://doi.org/10.31186/naturalis.1.1.5929

Article Details