Induksi Tunas Sengon (Falcataria Moluccana) Bebas Karat Puru Secara In Vitro Untuk Mendukung Pembangunan Hutan Rakyat Secara Berkelanjutan

Novi Syatria (1) , Hery Suhartoyo (2) , Enggar Apriyanto (3)
(1) Program Pascasarjana Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu Mahasiswa Program Pascasarjana Pengelolaan Sumberdaya Alam UNIB , Indonesia
(2) Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu , Indonesia
(3) Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu , Indonesia

Abstract

Salah satu jenis yang direkomendasikan untuk industri kayu adalah Falcataria moluccana (sengon). Saat ini pertanaman sengon banyak diserang oleh penyakit karat puru. Penyakit ini menyebabkan daun mengeriting, melengkung,  tidak normal dan menyebabkan kematian tanaman. Salah satu solusi mengatasi penyakit karat puru adalah mengembangkan bibit sengon yang bebas karat puru secara in vitro. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian zat pengatur tumbuh  Benzyl Amino Purine BAP) dan Naphtalene Acetic Acid (NAA) terhadap pertumbuhan eksplan  tunas sengon, dan mencari media terbaik untuk memacu pertumbuhan eksplan sengon. Penelitian menggunakan media MS dengan perlakuan  BAP  pada dosis 0, 1, 2, dan 3 ppm. Konsentrasi NAA sebesar 0, 0.25,  dan 0,5 ppm. Total ada 4 x 3 = 12 kombinasi  perlakuan dengan 5 ulangan. Setiap ulangan terdiri atas 1 eksplan.  Peubah yang diukur dalam penelitian ini adalah persentase tumbuh eksplan dan jumlah tunas yang terbentuk per eksplan. Peubah tambahan seperti eksplan yang berkalus dan warna kalus. Pengukuran dilakukan setiap dua minggu selama tiga  bulan. Data dianalisis varian kemudian diuji lanjut DMRT pada taraf 5% dan 1%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemberian BAP mampu merangsang pembentukan tunas sengon in vitro pada konsentrasi 1 ppm BAP/l. Peningkatan konsentrasi BAP akan menurunkan induksi tunas. Sementara itu, perlakuan NAA pada berbagai konsentrasi tidak mempengaruhi induksi tunas. Secara umum BAP   lebih berpengaruh terhadap pembentukan tunas daripada NAA. Interaksi anatara BAP dan NAA berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah tunas. Media terbaik untuk multipikasi tunas sengon secara in vitro adalah media MS dengan konsentrasi 1 ppm BAP/l media baik kombinasi dengan NAA atau tidak.

Kata Kunci : sengon, BAP, NAA,  karat puru, in vitro

Full text article

Generated from XML file

References

Budiman, B, dan I.P. Rianti, 2014. Teknik pengendalian Penyakit Karat Puru Pada pohon Sengon. http://bp2sdmk. dephut. go.id/ emagazine/ index.php/teknis/25-teknikpengendalianpenyakit-karat-puru-pada-pohon-sengon. html,. Diunduh 20 januari 2016
Departemen Kehutanan, 1999. Panduan Kehutanan Indonesia. Jakarta

Herawan, T dan B. Ismail. 2009. Penggunaan Kombinasi Auksin dan Sitokinin Untuk Menginduksi Tunas Pada Kultur Jaringan Sengon (Falcataria moluccana) Menggunakan bagian Kotiledon. Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan. Vol 3 No 1 Juli 2009, 23-31.

Khaerudin, 1994. Pembibitan Tanaman HTI. Penebar Swadaya. Jakarta

Plant Cell Technology Inc, 2016. Introduction about PPM. http://www.plantcelltechnology.com/about-ppm/. Diunduh 15 Oktober 2016.

Pusat Litbang Hutan Tanaman. 2009. Penyakit Karat Puru Pada Sengon (Paraserianthes falcataria) dan Teknik Pengendaliannya. Bogor.

Prosea, 1994. Plant Resources of South – East Asia (1) Timber Trees: Commercial Timbers. Bogor – Indonesia.
Rahayu, 1998. Penyakit Tanaman Hutan di Indonesia. Kanisius. Yogyakarta.

Syatria, N dan Saprinurdin, 2015. Induksi tunas kayu bawang (Protium Javanicum Burm F) pada berbagai konsentrasi Benzyl Amino Purinesecara in vitro. Laporan Penelitian Universitas Bengkulu. 2014

Syatria, N (2017). Penggunaan Plant Preservative Mixture(PPM) untuk Sterilisasi Eksplan dan Media Pada Kultur In Vitro. Prosiding Seminar Nasional Bioteknologi IV Universitas Gadjah Mada. Program Studi S2/S3 Sekolah Pascasarjana UGM. Hal 257-272.

Santoso, U, dan F. Nursandi, 2003. Kultur Jaringan Tanaman. Universitas Muhammadiyah Malang.

Sari, Y.P, D.Susanto dan F. Irawan (2009) Respon Pertumbuhan Tunas Meranti Merah (Shorea seminis) dengan Pemberian Zat Pengatur Tumbuh BA (Benzil Adenin) Secara In Vitro. Jurnal Bioprospek Volume 6 N0. II September 2009.

Togatorop, H. 2015. Intensitas Serangan Penyakit Karat Puru Pada Tanaman Sengon Pada ketinggian yang Berbeda di Kepahyang Provinsi Bengkulu. Skripsi Program Studi Kehutanan Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.

Wattimena, I.G. 2004. Penerapan Kultur Jaringan Dalam Mengatasi Kelangkaan Bibit. Pelatihan Peningkatan SDM Perguruan Tinggi Dalam Pengembangan Sistim Pertanian Berkelanjutan. Universitas Andalas. Sumatra Barat.

White, I, L.Oshima dan N.D. Leswara (2007). Antimicrobial Activity and micropropagation of Peperomia tetraphylla. Journal medical and Biological Sciences. Volume 1, Issue 1.

Yelnititis, 2013. Induksi Embrio Somatik Shorea pinanga Scheff pada Kondisi Fisik Media Berbeda. Jurnal Pemuliaan tanaman Hutan vol 7 No 2 September 2013, hal 73-84.

Authors

Novi Syatria
nsyatria@gmail.com (Primary Contact)
Hery Suhartoyo
Enggar Apriyanto
Syatria, N., Suhartoyo, H., & Apriyanto, E. (2019). Induksi Tunas Sengon (Falcataria Moluccana) Bebas Karat Puru Secara In Vitro Untuk Mendukung Pembangunan Hutan Rakyat Secara Berkelanjutan. Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam Dan Lingkungan, 8(2), 119–127. https://doi.org/10.31186/naturalis.8.2.9218

Article Details