Main Article Content

Abstract

Baterai merupakan salah satu sumber energi listrik yang sangat banyak penggunaanya. Khususnya dalam menyokong aktivitas sehari-hari seperti alat-alat elektronik, penerangan, jam, mainan dan peralatan lainnya. Baterai yang saat ini ada dipasaran mengandung logam berat sehingga limbahnya berbahaya bagi lingkungan. Berbagai jenis energi listrik alternatif telah berkembang untuk mencari baterai yang ramah lingkungan di antaranya biobaterai. Penelitian mengenai bahan biobaterai dari jahe bertujuan untuk melihat potensi listrik alam pada Jahe. Metode yang digunakan adalah pengukuran langsung nilai tegangan dan arus menggunakan multimeter. Tiga jenis jahe yang digunakan yaitu jahe gajah, jahe emprit dan jahe merah. Selain itu dilakukan variasi massa pada jahe sebesar 100 gram, 200 gram, dan 300 gram untuk melihat pengaruh terhadap nilai tegangan, arus dan daya maksimum yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin bertambahnya massa jahe maka bertambah pula daya listrik yang dihasilkan. Dari ketiga jenis jahe diperoleh nilai daya tertinggi yaitu pada jahe gajah dengan massa 300 gram sebesar 1,841 x 10-2 Watt dengan tegangan sebesar 0,46 Volt dan arus 4 x 10-5 A. Dari ketiga jahe yang dianalisis memiliki potensi adanya tegangan dan arus listrik, sehingga dapat dikembangkan sebagai bio baterai

Keywords

Biobaterai Jahe Tegangan Daya Maksimum

Article Details

How to Cite
Wahyuni, S. E., Widiyatun, F., & Huda, D. N. (2020). Studi Awal Analisis Variasi Massa Jahe Terhadap Daya Listrik. Newton-Maxwell Journal of Physics, 1(1), 1–6. https://doi.org/10.33369/nmj.v1i1.14289

References

  1. S. Pamungkas, “Kentang Sebagai Bio Listrik dengan Penambahan Enzim Ptialin Sebagai Pengoptimal Arus,” Pancasakti Sci. Educ. J., vol. 2, no. 1, pp. 48–55, 2017.
  2. N. W. Liyanage, R. P. Wijesundera, and K. D. Jayasuriya, “Biodegradable Plantain Pith for Galvanic Cells,” Procedings Tech. Sess., vol. 28, no. March, pp. 92–99, 2012, doi: 10.13140/2.1.4432.6080.
  3. E. D. Lustiyati, A. Fitriani, and J. Utari, “Sosialisasi Pengelolaan Sampah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Rumah Tangga di Dusun Klodran, Padukuhan Sanan, Desa Sendangarum, Minggir, Sleman, DIY,” Semin. Nas. UNRIYO, pp. 124–129, 2019.
  4. D. Whydiantoro, I. Susandi, Kusumadewi, and A. M. Sidik, “Pengolahan Limbah Kulit Durian Menjadi Bio-Baterai Sebagai Energi Alternatif,” J-Ensitec, J., vol. 05, no. 02, pp. 230–236, 2019.
  5. Khairiah and R. Destini, “Analisis Kelistrikan Pasta Elektrolit Limbah Kulit Durian ( Durio Zibethinus ) Sebagai Bio Baterai,” Pros. Semin. Nas. Pendidik. FKIP UNTIRTA 2017, pp. 41–44, 2017.
  6. N. Pulungan, M. A. Febria, I. Desma, R. D. Ayuningsih, and Y. Nila, “Pembuatan Bio Baterai Berbahan Dasar Kulit Pisang,” Hasanudding Student J., vol. 1, no. 2, pp. 96–101, 2017.
  7. G. A. W. Putra, I. W. Fathona, and Abrar, “Studi Elektroda Berbahan Dasar Jahe (Zingiber Officinale) untuk Aplikasi Superkapasitor Elektrokimia,” e-Proceeding of Enginering, vol. 6, no. 1, pp. 1306–1313, 2019.
  8. T. M. Ansari et al., “Essential Trace Metal (Zinc, Manganese, Copper and Iron) Levels in Plants of Medicinal Importance,” J. Biol. Sci., vol. 4, no. 2, pp. 95–99, 2004.
  9. Y. Buyang and H. P. Asmaraningrum, “Pengaruh Voltase Dan Waktu Terhadap Pengendapan Logam Mangan Dan Seng Pada Lempeng Tembaga Menggunakan Metode Elektroplating,” Magistra, vol. 2, pp. 226–236, 2015.