Main Article Content

Abstract

Kabupaten Pidie Jaya merupakan salah satu wilayah di Provinsi Aceh dengan kondisi geografis yang sebagian besar terdiri atas kawasan pesisir dan pegunungan api aktif yang membuat Kabupaten Pidie Jaya memiliki risiko tinggi mengalami berbagai macam bencana (multi-hazard) seperti gempa bumi, letusan gunung api, tsunami, dan banjir. Kondisi ini menuntut Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya untuk meningkatkan kapasitasnya dalam kegiatan pengurangan risiko bencana (PRB), sehingga dapat mengurangi kerugian dan korban jiwa akibat bencana. PRB berfokus pada pengurangan kerentanan dan peningkatan kapasitas masyarakatnya yang sejalan dengan arahan Sendai Framework. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kapasitas PRB Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya dalam menghadapi multi-hazard menggunakan Sendai Framework sebagai acuan penilaianya. Subyek dalam penelitian ini adalah instansi-instansi Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan data yang berasal dari wawancara dan studi pustaka. Hasil triangulasi penelitian menunjukan bahwa kapasitas PRB Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya memperoleh nilai total 12 dari nilai maksimal 16. Maka kapasitas PRB Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya tergolong “Baik”. Jika Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya mampu mengelola risiko bencana dengan baik, maka akan menimbulkan rasa nyaman dan aman pada masyarakat yang merupakan indikator keamanan nasional.

Article Details

How to Cite
Aji, L. J., Meiliasari, D. P., Khoirudin Apriyadi, R., Maarif, S., Sumantri, S. H., & Wilopo, W. (2021). Kapasitas Pengurangan Risiko Bencana Multi-hazard Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya Guna Mendukung Keamanan Nasional. PENDIPA Journal of Science Education, 6(1), 64–72. https://doi.org/10.33369/pendipa.6.1.64-72

References

  1. Adiyoso, W., & Kusumaningtyas, R. A. (2018). Manajemen Bencana : Pengantar & Isu-Isu Strategis. Jakarta: Bumi Aksara.
  2. Aitsi-Selmi, A., Egawa, S., Sasaki, H., Wannous, C., & Murray, V. (2015). The Sendai Framework for Disaster Risk Reduction: Renewing the Global Commitment to People’s Resilience, Health, and Well-being. International Journal of Disaster Risk Science, 6 (2), 164–176. https://doi.org/10.1007/s13753-015-0050-9
  3. BNPB. (2018). IRBI - Indeks Risiko Bencana Indonesia Tahun 2018. Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
  4. BPBA. (2016). Kajian Risiko Bencana Aceh 2016 - 2020. Aceh: Badan Penanggulangan Bencana Aceh.
  5. Creswell, J. W., & Poth, C. N. (2018). Qualitative Inquiry and Research Design - Choosing Among Five Approaches. London: SAGE Publications.
  6. Darmono, B. (2010). Konsep dan Sistem Keamanan Nasional Indonesia. Jurnal Ketahanan Nasional, 15(1), 1–42. Retrieved from https://journal.ugm.ac.id/jkn/article/view/22307
  7. Djalante, R., & Garschagen, M. (2017). A Review of Disaster Trend and Disaster Risk Governance in Indonesia: 1900–2015. Springer, Cham. https://doi.org/10.1007/978-3-319-54466-3_2
  8. Erawan, E. (2016). Kerangka Kerja Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana Tahun 2015 - 2030. Jakarta: Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI). Retrieved from http://mpbi.info/wp-content/uploads/2019/04/20160321-Kerangka-Kerja-Sendai-2015-2030_ed-SI.pdf
  9. Fadri, M., & Zuhri, M. (2018). Efektivitas Fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam Penanggulangan Gempa Bumi Di Kabupaten Pidie Jaya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Bidang Hukum Kenegaraan, 2(2), 336–346.
  10. Handipa, O. (2021). Manajemen Bencana Alam dan Non Alam di Kabupaten Pidie Jaya Guna Mendukung Keamanan Nasional. (Hasil Wawancara Pada Selasa 23 Maret 2021). Pidie Jaya: Universitas Pertahanan.
  11. Maarif, S. (2012). Pikiran & Gagasan Penanggulangan Bencana Di Indonesia. Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
  12. Maarif, S. (2013). Bencana dan Pembangunan Tantangan Indonesia Dewasa Ini. In Gema BNPB Vol. 4 No. 2 September 2013. Jakarta: BNPB.
  13. Monte, B. E. O., Goldenfum, J. A., Michel, G. P., & Cavalcanti, J. R. de A. (2021). Terminology of natural hazards and disasters: A review and the case of Brazil. International Journal of Disaster Risk Reduction, 52, 101970. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.ijdrr.2020.101970
  14. Nugraha, A. (2021). Dampak Sosial Ekonomi Bencana Gempabumi dan Lesson Learn Proses Rehab-Rekon di Kabupaten Pidie Jaya. (Hasil Wawancara Pada Selasa 23 Maret 2021). Pidie Jaya: Universitas Pertahanan.
  15. Pemkab-PidieJaya. (2020). Qanun Kabupaten Pidie Jaya Nomor 3 Tahun 2020 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2019-2024. Pidie Jaya: Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya.
  16. Susanti, B. T., Dewi, Y. T. N., & Sunarimahingsih, Y. T. (2018). Pengembangan Strategi Pengurangan Resiko Bencana Untuk Kawasan Kota Lama Semarang. Semarang: Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BPK2L) Semarang dan UNESCO. Retrieved from http://repository.unika.ac.id/21916/1/DRR.pdf
  17. Twigg, J., & Lavell, J. (2006). Disaster Early Warning Systems: People, Politics and Economics. Benfield Hazard Research Centre Disaster Studies, Working Paper, 16. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.13140/RG.2.2.15403.26401
  18. UN. (2015). Sendai framework for disaster risk reduction 2015-2030. Japan: United Nations.
  19. UNISDR. (2010). Terminologi Pengurangan Risiko Bencana. Bangkok: Asian Disaster Reduction and Response Network (ADRRN) with the assistance of UNISDR Asia and the Pacific Office.
  20. Widana, I. D. K. K. (2019). Bahan Ajar Pengurangan Risiko Bencana (Edisi I). Jakarta: Penerbit Makmur Cahaya Ilmu.
  21. Widayati, R. S. (2020). Studi Kajian Peran BPBD dan Aisyiyah Disaster Action dalam Upaya Pengurangan Resiko Bencana di Surakarta. Gaster, 18(1), 108–118. https://doi.org/https://doi.org/10.30787/gaster.v18i1.549