Main Article Content

Abstract

AbstraCT

[Adaptation Study of Male and Female Notochelys Platynota in Ex-situ Conservation Area University of Bengkulu]. The purposes of this research were to compare the growth of male N. platynota and female N. platynota, and to know the condition of abiotic factors in ex-situ conservation area at the University of Bengkulu. Nine N. platynotas consisting of four males and five females were kept individually in three cages, each of which consisting of three spaces. Cages were placed at three different spots in the ex-situ conservation area of Bengkulu University. N. platynota was fed with water spinach (Ipomea aquatica) as much as 10% of their body weight, every two days. Data collection was done once a week for five weeks. The data were analyzed to determine: a) weight growth, b) body-thick growth, c) growth of carapace length, d) growth of carapace width, e) growth of plastron length, f) growth of plastron width, and g) environmental factors (air temperature, soil temperature, water pH, soil pH, and humidity. The results showed that: a) N. platynota males experienced a growth of 5.04% higher than the female N. platynota, i.e.only 2.26%, b) the abiotic factor conditions of habitat of N. platynota were the followings: air temperature 30.8ºC, ground temperature 31.8ºC, soil pH 5.1, water pH 7.5 and relative humidity 71.2%. Based on the data of N. platynota growth and abiotic factor condition, it can be concluded that the ex-situ conservation area of Bengkulu University is suitable to be the new habitat for N. platynota.

 

Keywords: Adaptation; ex-situ conservation; growth; notochelys platynota.

(Received August 13, 2018; Accepted January 8, 2019; Published February 25, 2019)

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk: a) membandingkan pertumbuhan Notochelys platynota jantan dan N. platynota betina, (b) mengetahui kondisi faktor abiotik di area konservasi ex-situ Universitas Bengkulu. Sembilan ekor N. platynota yang terdiri dari empat ekor jantan dan lima ekor betina dipelihara secara individu dalam tiga keramba yang terdiri atas tiga plot pada masing-masing keramba.  Keramba di letakkan pada tiga titik berbeda di area konservasi ex-situ Universitas Bengkulu. N. platynota diberi pakan berupa  Kangkung (Ipomea aquatiqa) sebanyak 10% dari berat badan, pemberian pakan dilakukan setiap dua hari sekali. Pengambilan data dilakukan setiap satu kali seminggu selama lima pekan. Data dianalisis untuk mengetahui: (a) pertumbuhan berat badan, (b) pertumbuhan tebal badan, (c) pertumbuhan panjang karapaks, (d) pertumbuhan lebar karapaks, (e) pertumbuhan panjang plastron, (f) pertumbuhan lebar plastron, (g) faktor lingkungan abiotik (suhu air, suhu udara, pH air, pH tanah dan kelembaban udara). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (a) N. platynota jantan mengalami pertumbuhan sebesar 5.04%. lebih tinggi dari pada pertumbuhan N. platynota betina yaitu 2.26% (b) Kondisi faktor abiotik yang menjadi habitat N. platynota antara lain dengan rata-rata: suhu udara 30.8ºC, suhu tanah 31.8ºC, pH tanah 5.1, pH air 7.5 dan kelembaban udara 71.2%. Berdasarkan data hasil pengamatan pertumbuhan N. platynota dan kondisi faktor abiotiknya, dapat di katakan bahwa area konservasi ex-situ Universitas Bengkulu sudah cocok untuk dijadikan habitat baru bagi N. platynota.

 

Kata Kunci: Adaptasi; konservasi ex situ; pertumbuhan; Notochelys platynota.

Article Details

How to Cite
Yunilarosi, E. S., Ruyani, A., & Wiryono, W. (2019). Studi Adaptasi Notochelys platynota Jantan dan Betina di Area Konservasi Ex-situ Universitas Bengkulu. PENDIPA Journal of Science Education, 3(1), 8–13. https://doi.org/10.33369/pendipa.3.1.8-13

References

  1. DAFTAR PUSTAKA
  2. Amri, K dan Khairuman. (2011). Membuat pakan ikan konsumsi. Jakarta: PT Agro media
  3. Astuti A P, Ruyani A, Wiryono. (2017). Studi Pertumbuhan dan Pergerakan Cyclemys oidhamii (Gray, 1863) di Area Konservasi Ex-situ Taman Pintar Universitas Bengkulu Serta Pengembangan Buku Panduan Kegiatan Penelitian [Tesis]. Bengkulu (ID). Universitas Bengkulu.
  4. CITES. (2017). Appendices I, II and III valid from March 2016.
  5. Ernst, C. H., dan Barbour, R.W. (1989). Turtles of The World. USA (US): Smithsonian Institution Press. Washington.D.C.
  6. Highfield C, A. (2007). Catatan mengenai gizi utama kura-kura dan efeknya pada pertumbuhan dan perkembangan. www.hewanpeliharaan.com diakses tanggal 20 Mei 2018
  7. Melinda E, Ruyani A, Karyadi B. (2007). Pemberian Rasio Kubis Putih (Brassica oleracea) dan Rucah Ayam sebagai Pakan serta Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan Kura-Kura Garis Hitan (Cyclemys oldhamii) [Undergraduate Thesis]. Bengkulu (ID). Universitas Bengkulu.
  8. Puspita, S dan Farajalah, A. (2014). Perbandingan Gambaran Darah pada Coura amboinensis dan Dogonis Suplana. Seminar Nasional Basic Science VI F-MIPA Universitas Pattimura Ambon
  9. Suntari Y, Karyadi B, Ruyani A, Wiryono. (2016). Pengaruh Pemberian Rasio Kangkung Air dan Ikan Nila Terhadap Pertumbuhan Notochelys platynota dan Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu Untuk SMP [Tesis]. Bengkulu (ID). Universitas Bengkulu.
  10. Suyastri, C. (2015). Politik Lingkungan: Penanganan Perdagangan Satwa dengan Identifikasi Pasal-pasal Perundangan CITES. Journal kajian politik dan masalah pembangunan.
  11. Tanjung RY, Ruyani A, Karyadi, B. (2017). Aklimasi Notochelys platynota di Area Target Konservasi Kura-kura Universitas Bengkulu dan Pengembangan Pembelajaran IPA Kelas 7 di SMP Negeri 1 Kota Bengkulu [Tesis]. Bengkulu (ID). Universitas Bengkulu.
  12. Wiryono, Zukmadini AY, Noperman F, Ruyani A. (2017). Modul Pendidikan konservasi Kura-kura sumatera Untuk Mahasiswa Humaniora (Peer Project). Bengkulu (ID): Magister Pendidikan IPA Universitas Bengkulu.
  13. Yunilarosi, E.S., Ruyani, A., Wiryono. (2017) Adaptation Study of Notochelys platynota in Ex-situ Konservation Pond The University of Bengkulu. Proseeding Bengkulu International Conference on Science and Education: 302-305. Bengkulu, 14-15 Desember 2017: Pasca Sarjana Pendidikan IPA Universitas Bengkulu