Main Article Content

Abstract

Intrusi air laut adalah masalah yang sering terjadi di kota-kota besar yang disebabkan oleh adanya pengambilan air tanah secara berlebihan. Pada penelitian ini dilakukan analisa konsentrasi natrium yang terdapat di air tanah baik air tanah dangkal maupun air tanah dalam. Metoda yang digunakan untuk analisa natrium adalah dengan metoda Fotometri Nyala. Sampel dibagi menjadi 3 zona yaitu zona I, zona II dan zona III yang menunjukkan jarak dari garis pantai. Hasil analisa diperoleh konsentrasi natrium rata-rata untuk sampel air dangkal pada zona I adalah 135,07 mgr/lt, 103,93 mgr/lt 77,71 mgr/lt; pada zona II adalah 32,75 mgr/lt, 67,06 mgr/lt, 67,88 mgr/lt; pada zona III adalah 59,68 mgr/lt, 26,91 mgr/lt, 27,73 mgr/lt. Pada sampel air tanah dalam didapat rata-rata konsentrasi natrium pada masing-masing sampel zona I adalah 197,43 mgr/lt, 105,57 mgr/lt, 126,05 mgr/lt; pada zona II diperoleh 96,56 mgr/lt, 103,11 mgr/lt, 92,46 mgr/lt serta pada zona III diperoleh 79,35 mgr/lt, 81,81 mgr/lt, dan 55,59 mgr/lt. Dari hasil uji statistik least significant difference dapat disimpulkan bahwa pada zona I dan zona II sudah terjadi intrusi air laut untuk sumur dangkal, sedangkan zona 3 tidak terjadi intrusi. Untuk sumur dalam zona I sudah terjadi intrusi air laut sedangkan zona II dan zona III belum terjadi intrusi air laut. Dari kualitas air tersebut kalau dibandingkan dengan kualitas air menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (batas maksimum 200 mgr/lt) maka semua sampel yang dianalisa masih dibawah ambang batas sehingga dapat disimpulkan masih layak untuk dikonsumsi

Keywords

Air Tanah Fotometri Nyala Intruksi Natrium

Article Details

How to Cite
Trihadi, B. (2021). Analisa Konsentrasi Natrium pada Air Tanah untuk Mengetahui Terjadinya Intrusi Air Laut di Kota Bengkulu Dengan Metode Fotometri Nyala. RAFFLESIA JOURNAL OF NATURAL AND APPLIED SCIENCES, 1(1), 1–10. https://doi.org/10.33369/rjna.v1i1.15584

References

  1. Sapparudin, Pemanfaatan Air Tanah Dangkal Sebagai Sumber Air Bersih di Kampus Bumi Bahari Palu, Junal Smartek, 2010, 8(2) hal. 143-152.
  2. Simanungkalit,N.M., dan L. Walbiden, , Analisis Persebaran Intrusi Air Laut pada Air Tanah Freatik di Desa Rugemuk Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Delli Serdang, Journal Geografi, 2016, 8(2), hal.146-155.
  3. Sahwilaks, J., dan K.Indiah, Pengaruh Air Laut Terhadap Kualitas Air Tanah Dangkal di Kawasan Pantai Kota Surabaya, Jurnal Rekayasa Teknik Sipil, 2014, 3(3) hal. 241-247.
  4. Naily,W., Sudaryanto, dan Dadan Suherman, Pengaruh Air Laut pada Air Tanah Tidak Tertekan di Wilayah Utara Kota dan Kabupaten Serang Propinsi Banten, Jurnal Riset Geologi dan Pertambangan, 2014, 26(2) hal. 101-115.
  5. Priyambodo,D.G., P. Joko, dan Supriyadi, Zonasi Intrusi Air Asin dengan Kualitas Fisik Air Tanah di Kota Semarang, Jurnal Kelautan Nasional, 2016, 11(2) hal. 89-95
  6. Sada, N.A., R. Nurdin, dan Supriadi, Analisis Kadar Mineral Natrium dan Kalium pada Daging Buah Nanas (Ananas Comosus (L) Merr, Jurnal Akademika Kimia, 2014, 3(2) hal. 93-97.
  7. Purawisastra,S., dan Y. Heru, Kandungan Natrium Beberapa Jenis Sambal Kemasan serta Uji Tingkat Penerimaannya, PGM, 2010, 33(2) hal. 173-179.
  8. Indriastoni,R.N., dan K.Indiah, Pengaruh Intrusi Air Laut Terhadap Kualitas Air Tanah Dangkal di Kota Surabaya, Jurnal Rekayasa Teknik Sipil, 2014, 3(3) hal. 228-232.
  9. Shah, K.V., P.K., Kapupar, dan T.R. Desai, Determination of Sodium, Potassium,Calcium, and Lithium in a Wheat Grass by Flame Fotometri, International Journal of Pharmaceutical Sciences, 2011, Page 889-909
  10. Mutalik,V.K., G.B.Jagadish, B.M. Somaraddi, C.Veeresh Gouda and N.B. Vardhaman, Determination of Estimation of Potassium Ion in Dry Fruits by Flame Fotometry and Their Proximate Analysis, Journal of Chemical and Pharmaseutical Research, 2011, 3(6) page 1097-1102.