Kesantunan Berbahasa Mahasiswa terhadap Dosen di Media Sosial WhatsApp

Authors

  • Syaiful Abid STKIP PGRI Lubuklinggau

Abstract

Bahasa Indonesia sudah memiliki kaidah bahasa yang baik dan benar. Dokumentasi bahasa Indonesia secara baik dan benar baru pada tataran kaidah bahasa yang baik dan benar dalam bentuk tata bahasa, pedoman pembentukan istilah, dan pedoman ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan. Hal itu tentunya belumlah cukup untuk membentuk kepribadian bangsa yang berbudaya, beradab, dan bermartabat. Berbahasa Indonesia dengan santun tentunya menjadi dambaan setiap orang agar seseorang mampu menjaga harkat, martabat, jati diri, dan menghormati orang lain sehingga menjadi bangsa yang berbudaya dan beradab. Seseorang yang senantiasa menjaga harkat, martabat, dan jatidirinya adalah subtansi dari kesantunan, sedangkan menghormati orang lain adalah sifat beradab (berbudi halus dan berpekerti luhur) berbahasa Indonesia dengan santun adalah menggunakan bahasa Indonesia dengan budi bahasa yang halus, nilai rasa yang baik, dan penuh kesopanan, serta berusaha menghindari konflik antara pembicara dengan lawan berbicaranya di dalam proses berkomunikasi. Kesantunan berbahasa mahasiswa terhadap dosen sudah sepatutnya dijaga dan diperhatikan, meskipun dituturkan dalam kegiatan luar kampus sehingga hubungan terjalin baik dan komunikatif. Hasil penelitian menunjukkan terdapat beberapa penyimpangan kesantunan dalam tuturan mahasiswa yang ditujukan kepada dosen melalui WhatsApp. Penyimpangan kesantunan tersebut berupa penggunaan bahasa gaul, pembahasan di luar konteks perkuliahan, cara pengungkapan maksud yang tidak sopan, dan penggunaan aspek paralinguistik yang tidak tepat. Kesantunan berbahasa ini penting karena mampu menimbulkan komunikasi yang baik antara dosen dan mahasiswa sehingga maksud dan tujuan pesan yang disampaikan akan tercapai.

Kata kunci: kesantunan berbahasa, mahasiswa, dosen, WhatsApp

Author Biography

Syaiful Abid, STKIP PGRI Lubuklinggau

Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP PGRI Lubuklinggau

References

Chaer, A. (2010). Kesantunan Berbahasa. Jakarta: Rineka Cipta.

Dictionary, M. H. (2010). Model Komunikasi. Jakarta: Karsa Pustaka.

Kaplan, A. M. & Haenlein, M. (2010). Users of the World, Unite! The Challenges and Opportunities of Social Media. Business Horizons, 53(1): 59–68.

Leech, G. (2007). Prinsip-Prinsip Pragmatik (terjemahan M. D. D. Oka). Jakarta: UI Press.

Muslich, M. (2009). Sebuah Kajian Sosiolinguistik. Jakarta: Bumi Aksara.

Nadar, F. X. (2009). Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Nisja, I. (2009). Kesantunan Berbahasa dalam Berbahasa Indonesia. Jurnal Ilmiah Tambua, VIII (3), 478-482, September-Desember.

Pranowo. (2009). Berbahasa Secara Santun. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Prayitno. (2009). Kesantunan dalam Berkomunikasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Rahardi, K. (2005). Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Wicaksana, M. F. (2011). “Pembinaan Bahasa Indonesia pada Mahasiswa melalui Pengimplementasian Kesantunan Berbahasa Indonesia yang Baik dan Benar guna Memajukan Bahasa Persatuan Bangsa”, (http://muhlis-ikippgrimadiun.blogspot.com/2011/03/pembinaanbahasa-indonesia-pada-html), diakses 18 Agustus 2019.

Wijana, I D. P. (1996). Dasar-Dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Zamzani, dkk. (2010). Pengembangan Alat Ukur Kesantunan Behasa Indonesia dalam Interaksi Sosial Bersemuka dan Non Bersemuka. Laporan Penelitian Hibah Bersaing (Tahun Kedua). Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Published

2020-02-10