Main Article Content

Abstract

Soybean is one of the most popular food crops for the community, but the needs for soybeans have not been fulfilled by soybean production. To meet the needs of soybeans, it is necessary to intensify agricultural land in Ultisol. This study aims to obtain the optimum concentration of humic acid and dosage of the Arbuscular Mycorrhizal Fungi (AMF) to increase soybean plants' production in Ultisols. This research was conducted from January to April 2020 in Beringin Raya Village, Muara Bangkahulu District, Bengkulu City, at an altitude of 10 m above sea level. The research design used a Randomized Complete Block Design (RCBD) two factors with three replications, arranged factorially in experimental units. The first factor is the concentration of humic acid, consisting of 4 levels: 0, 15, 30, and 45 mL L-1 . The second factor is the dose of AMF, consisted of 3 levels, namely: 0, 2.5, and 5 g plant-1. The results showed that the maximum soybean growth and yield in Ultisols were obtained from the humic acid concentration at 45 mL L-1 at the dose of AMF at 2.5 g plant-1 . The resulting production potential is 1.99 tons ha-1 . The administration of humic acid or AMF independently at this research stage had not yet given a maximum response to the growth and yield of soybean in Ultisol.

Keywords

soybean Ultisol humic acid Arbuscular Mycorrhizal Fungi

Article Details

How to Cite
Arraudah, R., Bertham, Y. H., Pujiwati, H., Murcitro, B. G., & Sukarjo, E. I. (2020). Application of Humic Acid and Arbuscular Mycorrhizal Fungi to Increase Growth and Yields of Soybean in Ultisol. TERRA : Journal of Land Restoration, 3(2), 56–64. https://doi.org/10.31186/terra.3.2.56-64

References

  1. Adie, M., & Krisnawati, A. (2013). Biologi Tanaman. In Sumarmono, Suyanto, A. Widjono, Hermanto, K.H. Kedelai (Teknik Produksi dan Pengembangan) (pp. 45-73). Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, Malang.
  2. Al Ghifari, M., Tyasmoro, S. & Soelistyo, R. (2014). Pengaruh kombinasi kompos kotoran sapi dan paitan (Tithonia diversifolia L.) terhadap produksi tanaman cabai keriting (Capsicum annum L.). Jurnal Produksi Tanaman, 31-40.
  3. Badan Pusat Statistik. (2016). Retrieved April 18, 2019, from https://www.bps.go.id.
  4. Badan Pusat Statistik. (2019). Retrieved June 10, 2020, from https://www.bps.go.id/statictable/2019/02/14/2015/impor-kedelai-menurutnegara-asal-utama-2010-2019.html.
  5. Balai Penelitian Tanah. (2009). Petunjuk Teknis Edisi 2: Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air, dan Pupuk. Balai Penelitian Tanah, Bogor.
  6. Barchia, M. (2008). Agroekosistem Tanah Mineral Masam. Gadjah Mada University Press., Yogyakarta.
  7. Bertham, Y. (2002). Potensi pupuk hayati dalam peningkatan produktivitas kacang tanah dan kedelai pada tanah Seri Kandang Limun Bengkulu. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Indonesia, 18-26.
  8. Gomez, K. & Gomez, A. (1983). Statistical Procedures for Agricultural Research (Second edition). Wiley and Sons., New York.
  9. Hakim, D. (2019). Ensiklopedia Jenis Tanah di Dunia. Uwais Inspirasi Indonesia, Ponorogo.
  10. Handayanto, E., Muddarisna, N. & Fiqri, A. (2017). Pengelolaan Kesuburan Tanah. University Brawijaya, Malang.
  11. Hermanto, D., Dharmayani, N., Kurnianingsih, R. & Karnali, S. (2013). Pengaruh asam humat sebagai pelengkap terhadap ketersediaan dan
  12. pengambilan nutrien pada tanaman jagung di lahan kering Kec. Bayan-NTB. Jurnal Ilmu Pertanian, 28-41.
  13. Khairuna, Syafarudidin & Marlina. (2015). Pengaruh mikoriza arbuskular dan kompos pada tanaman kedelai terhadap sifat kimia tanah. Jurnal
  14. Floratek, 1-9.
  15. Malik, M., Hidayat, K., Yusnaini, S. & Rini, M. (2017). Pengaruh aplikasi fungi mikoriza Arbuskula dan pupuk kandang dengan berbagai
  16. dosis terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai (Glycine max (L.) Merrill) pada Ultisol. Jurnal Agrotek Tropika , 63-67.
  17. Muryati, S., Mansur, I., & Budi, S. (2016). Keanekaragaman fungi mikoriza arbuskula (FMA) pada rhizosfer Desmodium spp. asal PT.
  18. Cibaliung Sumberdaya, Banten. Jurnal Silvikultur Tropika, 188-197.
  19. Nurhayati, N. (2012). Pengaruh berbagai jenis tanaman inang dan beberapa jenis sumber inokulum terhadap infektivitas dan efektivitas mikoriza. Jurnal Agrista, 80-86.
  20. Pertanian, K. (2018). Rencana Strategis-Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Lahan Pertanian, Bogor.
  21. Purwati, B., Budi, S. & Waris, B. (2019). Status fungi mikoriza arbuskular (FMA) pada rizosfer Jernang (Daemonorops draco Blume) di Jambi. Jurnal Media Konversi, 261-268.
  22. Ruhaimah, Asmar & Harianti, M. (2009). Efek Sisa asam humat dari kompos jerami padi dan pengelolaan air dalam mengurangi keracunan
  23. besi (Fe) tanah sawah bukaan baru terhadap produksi padi. Jurnal Solum, 1-13.
  24. Sabilu, Y., Damhuri & Imran. (2015). Kadar N, P dan K kedelai (Glycine max (L) Merrill) yang diaplikasi Azotobacter sp., mikoriza dan pupuk
  25. organik. Jurnal Penelitian Biologi, 153-161.
  26. Satosa, S. (2014). Dekontaminasi Ion Logam dengan Biosorben Berbasis Asam Humat, Kitin dan Kitosan. Gadjah Mada University Press.,
  27. Yogyakarta.
  28. Statistik, B. P. (2019). Retrieved from https:// www.bps.go.id/ statictable/2019/02/14/2015/impor-kedelai-menurut-negara-asal-utama2010-2019.html.
  29. Stevenson. (1994). Humus Chemistry-Genesis, Composition, Reaction, second edition. University of Illinois, Canada.
  30. Sumarmi, & Triyono, K. (2018). Pertumbuhan dan hasil penanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) varietas Grobokan dan Anjasmoro
  31. akibat kekeringan di Sidoharjo, Kabupaten Wonogiri. Jurnal Inovasi Pertanian, 1-12.
  32. Sumarmono & Manshuri, A. (2013). Persyaratan Tumbuh dan Wilayah Produksi Kedelai di Indonesia. In Sumarmono, Suyanto, A. Widjono,
  33. Hermanto, & H. Kasim, Kedelai (Teknik Produksi dan Pengembangan) (pp. 74-103).
  34. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Malang.
  35. Taufik, A. & Sundari, T. (2003). Respon tanaman kedelai terhadap lingkungan tumbuh. Buletin Palawija, pp. 13-26.
  36. Utama, M., & Yahya, S. (2003). Peranan mikoriza VA, rhizobium dan asam humat pada pertumbuhan dan kadar hara beberapa spesies legum
  37. penutup tanah. Buletin Agron, 94-99.
  38. Wahyudi, I. (2007). Peran asam humat dan fulvat dari kompos dalam deteksifiksasi aluminium pada tanah masam. Jurnal Buana Sains, 123-
  39. Wahyuningisih, Proklamasiningsih, E. & Dwita, M. (2016). Serapan fosfor pada kedelai (Glychie max) di tanah Ultisol dengan pemberian asam
  40. humat. Jurnal Biosfera, 66-70.
  41. Wardhani, Y., Yuliana, A., & Munir, M. (2019). Potensi mikoriza indigenous terhadap serapan unsur P (fosfor) di tanah Ultisol pada tanaman
  42. kedelai (Glycine max. L. Merrill) varietas Anjasmoro. Jurnal Exact Papers in Compilation, 83-86.
  43. Winarsi, H. (2010). Protein Kedelai dan Kecambah Manfaatnya Bagi Kesehatan. Kanisus, Yogyakarta.