Main Article Content

Abstract

Mustard is one type of leaf vegetable favored by the community because it tastes fresh and contains lots of vitamins A, B, and a little vitamin C. The large area of peatlands in Indonesia and the lack of mineral soils that can be used as agricultural land, make peatland use necessary. Peat is used for agricultural development, with the main limiting factor for growing media conditions that are not conducive to root development, especially land conditions that are saturated with water, react with acid, and contain organic acids at levels that can poison plants, so that some reclamation measures are needed for the land condition peat becomes more suitable for plant development. This study aims to determine the response to the concentration of liquid organic fertilizer (LOF)  and its interaction on the growth of mustard greens (Brassica juncea L.) in peatlands. This research was conducted from April to May 2018 using a completely randomized design (CRD). The treatment given was a dose of LOF consisting of 0; 500; 1000; 1500; 2000 and 2500 L/ha. The variables observed included soil pH, plant height, number of leaves, above-ground fresh weight, below ground fresh weight, above-ground dry weight, and below-ground dry weight. The results of this study indicate that dosing of LOF has a significant effect on plant height, above-ground fresh weight, and above-ground dry weight. However, it did not have a significant effect on soil pH, leaf number, and below ground fresh weight and ground dry weight. The application of the highest LOF at 2500 L/ha was able to increase plant height by an average of 7.75 cm.

Keywords

mustard liquid organic fertilizer peat soil

Article Details

How to Cite
Siregar, I. L., Barchia, F., & Hasanudin, H. (2019). Mustard Greens Growth and Yield Caused by Liquid Organic Fertilizer in Peat Soil. TERRA : Journal of Land Restoration, 2(1), 18–23. https://doi.org/10.31186/terra.2.1.18-23

References

  1. Agus, F & Subiksa, I.G. (2008). Lahan Gambut: Potensi untuk Pertanian dan Aspek Lingkungan. Balai Penelitian Tanah. Bogor.
  2. Buckman, H.O. & Brady, N.C. (2015). The Nature and Properties of Soils. Creative Media Partners, New York.
  3. Fahmi, A., Syamsudin, Utami, S.N.H. & Radjagukguk, B. (2009). Peran pemupukan posfor dalam pertumbuhan tanaman jagung (Zea mays L.) di tanah Regosol dan Latosol. Berita Biologi, 9(6), 745-750.
  4. Gusnidar, Yulnafatmawita & Rosa, N. (2011). Pengaruh kompos Asal kulit jengol (Phitecolobium jiringa (Jack) Prainex King) terhadap Ciri Kimia Tanah Sawah dan Produksi Tanaman Padi. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Andalas, Padang.
  5. Hanafiah, A.K. (2010). Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
  6. Haryanto, E.T., Suhartini & Rahayu, R. (2006). Sawi dan Selada. Penerbit PT. Penebar Swadaya. Jakarta.
  7. Ichwan, B. (2007). Pertumbuhan dan hasil (Zea mays saccharata sturry) pada berbagai konsentrasi efektif mikroorganisme (EM4) dan waktu fermentasi janjang kelapa sawit. Jurnal Agronomi, 11(2), 91-93.
  8. Indrakusuma. (2000). Pupuk Organik Cair Supra Alam Lestari. PT Surya Pratama Alam, Yogyakarta.
  9. Istiqomah & Serdani, A.D. (2018). Pertumbuhan dan hasil tanaman sawi (Brassica juncea L. Var. Tosakan) pada pemupukan organik, anorganik dan kombinasinya. Agroadix, 1(2), 1-8.
  10. Lingga, P. & Marsono. (2007). Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya, Jakarta.
  11. Marsono & Sigit, P. (2001). Pupuk Akar, Jenis dan Aplikasi. Penebar Swadaya, Jakarta.
  12. Ngantung, J.A.B., Rondonuwu, J.J. & Kawulusan, R.I. (2018). Respon tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.) terhadap pemberian pupuk organik dan anorganik di Kelurahan Rurukan Kecamatan Tomohon Timur. Eugenia, 24(1), 44-51.
  13. Noor, M. (2001). Pertanian Lahan Gambut: Potensi dan Kendala. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
  14. Prihmantoro, H. (1996). Memupuk Tanaman Buah. Cetakan I. Penebar Swadaya, Jakarta
  15. Purwati, M.S. (2013). Pertumbuhan bibit karet (Hevea braziliensis Muel. Arg.) asal okulasi pada pemberian okulasi dan pupuk cair bintang kuda laut. Jurnal Agrivor, 12(1), 35-44.
  16. Radjagukguk, B. (2001). Perspektif Permasalahan dan Konsepsi Pengelolaan Lahan Gambut Tropika untuk Pertanian Berkelanjutan. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
  17. Riswandi. (2001). Kajian stabilitas gambut tropika Indonesia berdasarkan analisis kalangan karbon organik sifat fisik, kimia dan komposisi bahan gambut. Disertasi. Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.
  18. Sudiarto & Gusmaini. (2004). Pemanfaatan bahan organik in situ untuk efisiensi budidaya jahe yang berkelanjutan. Jurnal Litbang Pertanian, 23(2), 37-45.
  19. Suntoro, W.A. (2003). Peranan Bahan Organik Terhadap Kesuburan Tanah dan Upaya Pengelo-laannya. Pidato Pengukuhan Guru Besar Ilmu Kesuburan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
  20. Soepardi, G. (1983). Sifat dan Ciri Tanah. Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
  21. Suastika, W. 2004. Efektivitas amelioran tanah mineral berpirit yang telah diturunkan kadar sulfatnya pada peningkatan produktivitas tanah gambut. Tesis. Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
  22. Sunarjono, H. (2004). Bertanam 30 Jenis Sayur. Penebar Swadaya, Jakarta.
  23. Wahyudi. 2010. Petunjuk Praktis Bertanam Sayuran. Agro Media Pusaka, Jakarta.
  24. Waruwu, F., Simanihuruk, B.W., Prasetyo & Hermansyah. (2018). Pertumbuhan bibit kelapa sawit di pre-nursery dengan komposisi media tanam dan konsentrasi pupuk cair Azolla pinnata berbeda. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. 20(1), 7-12. DOI://10.31186/jipi. 20.1.7-12.
  25. Yusuf, T. (2010). Pemupukan dan Penyemprotan Lewat Daun. Diakses pada tanggal 14 April 2015.