Main Article Content

Abstract

Soybean (Glycine max (L.) Merill) is the third most important food crop after rice and corn which contains protein and other nutrients essential for the body. Ultisol soil is a less fertile soil that has many limitations on its physical, chemical, and biological properties. Efforts that can be made include the use of liquid organic fertilizer (LOF) and arbuscular mycorrhizal fungi (AMF). This research was conducted from February to May 2020, in Beringin Raya, Muara Bangka Hulu District, Bengkulu City with an altitude of + 10 m above sea level. The purpose of this study was to explain the growth and yield of soybeans due to the application of liquid organic fertilizers and arbuscular mycorrhizal fungi in Ultisols. The research design used was a randomized complete block design (RCBD) with 2 factors with three replications. The first factor is the LOF dose which consists of four levels, namely: 0, 20, 40, and 60 mL L-1. The second factor is the AMF dose with three levels, namely; 0, 5, and 10 g plant-1. The results showed that there was no interaction between LOF and AMF. Giving a LOF concentration of 60 mL L-1 gave the highest yield on the growth and yield of soybeans, as well as the optimum concentration for seed/plant weight, which was 28.114 mL L-1, and the number of seeds was 37.589 mL L-1. AMF dosage of 10 g plant-1 gave the best growth and yield of soybean plants.

 

Keywords

soybean Ultisol liquid organic fertilizer arbuscular mycorrhizal fungi

Article Details

How to Cite
Septiani, L., Bertham, R. Y. H., Pujiwati, H., & Simanihuruk, B. W. (2021). Growth and Yield of Soybean with Application of Liquid Organic Fertilizer and Arbuscular Mycorrhizal Fungi in Ultisols. TERRA : Journal of Land Restoration, 4(1), 1–8. https://doi.org/10.31186/terra.4.1.1-8

References

  1. Alfandi. (2015). Kajian pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau (Phaseolus radiates L.) akibat pemberian pupuk p dan inokulasi cendawan mikoriza arbuskular (CMA). Jurnal Agrijati, 28(1), 158-171.
  2. Bactiar, T., Nurrobifahmi, Citraresmini, A., Flatina, A.N., Slamet, S. & Tarmizi. (2018). Peningkatan produksi kedelai hitam varietas mutiara 2 melalui pemberian pupuk organik cair. Jakarta Selatan: Pusat Aplikasi Isotop dan Rasiasi, Badan Tenaga Nuklir Nasional. Prosiding Seminar Nasional Apisora 2018.
  3. Badan Pusat Statistik (BPS). (2018). Impor Kedelai Menurut Negara Asal Utama https://www.bps.go.id. 14 Februari 2019.
  4. Bertham, Y.H., Kusmana, C. Setiadi, Y. Mansur, I. & Sopandie, D. (2005). Introduksi pasangan CMA dan Rhizobia indigenous untuk peningkatan pertumbuhan dan hasil kedelai di Ultisol Bengkulu. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia, 7(2), 94-103.
  5. Charisma, A. M., Rahayu, Y.S. & Isnawati. (2012). Pengaruh kombinasi kompos Trichoderma dan mikoriza vesikular arbuskular (MVA) terhadap pertumbuhan tanaman kedelai (Glycine max (L.)Merill) pada media tanam tanah kapur. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surakarta, Surakarta.
  6. Dinata, N. (2019). Respon pertumbuhan dan produksi beberapa varietas tanaman kedelai (Glycine max L.) terhadap pemberian fungi mikoriza arbuskular (FMA) pada tanah Ultisol. Skripsi. Fakultas Pertanian, Universitas Mumammadiyah Sumatera Utara, Medan.
  7. Fahmissidqi, D. (2016). Pengaruh pemberian ber-bagai dosis fungi mikoriza arbuskular terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman kedelai (Glycine max L. Merr.). Jurnal Agroekotek, 8(1), 47-55.
  8. Indriani, N. P., Mansyur, Susilowati, I. & Islami, R.Z. (2011). Peningkatan produkrivitas tanaman pakan melalui pemberian fungi mikoriza arbuskular (FMA). Jurnal Pastura, 1(1), 27-30.
  9. Hamzah, S. (2014). Pupuk organik cair dan pupuk kandang ayam berpengaruh kepada pertumbuhan dan produksi kedelai (Glycine max L.). Agrium, 18(3), 228-234..
  10. Hasanudin & Murcitro, B.G. (2004). Pemanfaatan mikrobia pelarut fosfat dan mikoriza untuk perbaikan fosfor tersedia, serapan fosfor tanah (ultisol) dan hasil jagung (pada ultisol). Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia, 6(1), 8-13.
  11. Herawati, N., Hipi, A., Aisah, A.R. & Tantawizal. (2017). Keragaan pertumbuhan dan hasil beberapa varietas kedelai pada berbagai pupuk organik cair di lahan kering beriklim kering. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian 2017, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.
  12. Karo, K. A., Lubis, A. & Fauzi. (2017). Perubahan beberapa sifat kimia tanah ultisol akibat pemberian beberapa pupuk dan waktu inkubasi. Jurnal Agroekoteknologi, 5(2), 227-283.
  13. Kementrian Pertanian. (2018). Statistik Pertanian. http://epublikasi.setjen.pertanian.go.id. 31 Desember 2018.
  14. Kuswandi, P. C. & Sugiyanto, L. (2015). Apikasi mikoriza pada media tanam dua varietas tomat untuk peningkatan produktivitas tanaman sayur pada kondisi cekaman kekeringan. J. Sains Dasar, 4(1), 17-22.
  15. Malik, M., Hidayat, K.F., Yusnaini, S. & Rini, M.V. (2017). Pengaruh aplikasi fungi mikoriza arbuskula dan pupuk kandang dengan berbagai dosis terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai (Glycine max [L.] Merill) pada ultisol. J. Agrotek Tropika, 5(2), 63-67.
  16. Mapegau. (2006). Pengaruh cekaman air terhadap pertumbuhan dan hasil tanman kedelai (Glycine max L. Merr). Jurnal Ilmiah Pertanian KULTURA, 41(1), 43-49.
  17. Oktaviani, D., Hasanah, Y. & Barus, A. (2014). Pertumbuhan kedelai Glycine max L. Merrill) dengan apliasi fungi mikoriza arbuskular (FMA) dan konsorsium mikroba. Jurnal Online Agroekoteknologi, 2(2), 905-918.
  18. Padri, M. H., Burhanuddin & Herawatiningsih, R. (2015). Keberadaan fungi mikoriza arbuskula pada jabon putih di lahan gambut. Jurnal Hutan Lestari, 3(3), 401-410.
  19. Pernamasari, I., Dewi, K., Irfan, M. & Arminudin, A.T. (2016). Peningkatan efisiensi pupuk fosfat melalui aplikasi mikoriza pada kedelai. Jurnal Agroteknologi, 6(2), 23-30.
  20. Posdori, A. H. Irianto, dan Mukhsin, 2014. Respon tanaman sawi terhadap pupuk organik cair limbah sayuran pada lahan kering ultisol. Jambi: Universitas Jambi. Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2014, Palembang 26-27 september 2014 ISBN: 979-587-529-9.
  21. Prasetyo, B. H. N., dan Suriadikarta. 2006. Karakteristik dan Sebaran Ultisol di Daerah Pemetikarata. Tanah dan Iklim. Universitas Gajah Mada,Yogyakarta.
  22. Puspitasari, A, dan Elfarisna. 2017. Respon pertumbuhan dan produksi kedelai varietas grobogan dengan penambahan pupuk organik cair dan pengurangan dosis pupuk anorganik. Prosiding Seminar Nasional. Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jakarta, 31 Desember 2017, Tangerang Selatan.
  23. Rohman, E. A. & Saputro, T.B. (2016). Analisis pertumbuhan tanaman kedelai (Glycine max L.) varietas Grobogan pada kondisi cekaman genangan. Jurnal Sains dan Seni ITS, 5(2), 2337-3520.
  24. Sampurno M. H., Hasanah, Y. & Barus, A. (2016). Respon pertumbuhan dan produksi kedelai (Glycine max (L.)Merill) terhadap pemberian biochar dan pupuk organik cair. Jurnal Agroekoteknologi, 4(3), 2158-2166. DOI: https:/ /10.32734/jaet.v4i3.13387.
  25. Sari D. K., Hasanah, Y. & Simanungkalit, T. (2014). Respon pertumbuhan dan produksi beberapa varietas kedelai (Glycine max (L.) Merill)) dengan pemberian pupuk organik cair. Jurnal Online Agroekoteknologi, 2(2), 653-661.
  26. Sari, H. P., Suswanto & Syukur, M. (2013). Daya hasil 12 hibrida harapan jagung manis (Zea mays L. var. Saccharata) di Kabupaten Moras, Sulawesi Selatan. Buletin Agrohorti. 1(1), 14-22.
  27. Saputra, D., Sukarjo, E.I. & Masdar. (2020). Efek konsentrasi dan waktu aplikasi pupuk organik cair kulit pisang terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kumis kucing (Orthosiphon aristatus). Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia, 22(1), 31-37. DOI: https://doi.org/10.31186/jipi.22.1.31-37.
  28. Sinuraya M. A., Barus, A. & Y. Hasanah, Y. 2015. Respon pertumbuhan dan produksi kedelai (Glycine max (L.) Merill) terhadap konsentrasi dan cara pemberian pupuk organik cair. Jurnal Agroekoteknologi, 4(1), 1721-1725. DOI: https://10.32734/ jaet.v4i1.12282.
  29. Solihin, E., Sudirja, R., Damayanti, M. & Kamaludin, N.N. (2018). Hubungan serapan N, P, dan K tanaman cabai terhadap residu di dalam tanah yang diberi pupuk organik dan NPK. Jurnal Agrikultura, 29(2), 105-110.
  30. Suherman, Rahim, I. & Akib, M.A. (2012). Aplikasi mikoriza vesikular arbuscular terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai (Glycine max L. Merill). Jurnal Galung Tropika, 1(1), 1-6.
  31. Sukmasari, M. D., Wijaya, A.A. & Herdiana, I. (2018). Pertumbuhan tanaman kedelai (Glycine max L., Merill) dengan pemberian pupuk hayati konsorsium dan fungi mikoriza arbuskular. Universitas Majalengka. Prosiding Konser Karya Ilmiah Tingkat Nasional Tahun 2018, Kamis 13 September 2018, Majalengka, Jawa Barat. ISSN 2460-5506.
  32. Tamba, H., Irmansyah, T. & Hasanah, Y. (2017). Respon pertumuhan dan produksi kedelai (Glycine max (L.) Merill) terhadap aplikasi pupuk kandang sapi dan pupuk organik cair. Jurnal Agroekoteknologi, 5(2), 307-314. DOI: https://10.32734/jaet.v5i2. 15423.
  33. Taufika, R. (2011). Pengujian beberapa dosis pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman wortel (Daucus carota L.). J. Tanaman Hortikultura, 1-10.
  34. Wahyudin, A. (2017). Respon tanaman kedelai (Glycine max) varietas Wilis akibat pemberian berbagai dosis pupuk N, P, K, dan pupuk guano pada tanah Inceptisol Jatinangor. Jurnal Kultivas, 16(2), 333-339..
  35. Walid, L. F. & Susylowati. (2016). Pengaruh konsentrasi pupuk organik cair (POC) terhadap pertumbuhan dan hasil beberapa varietas tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merill). Ziraa’ah, 41(1), 84-96.
  36. Wardhani Y., Yuliana, A.I. & Munir, M.M. (2019). Potensi mikoriza indigenous terhadap serapan unsur P (fosfor) di tanah litosol pada tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merill) Varietas Anjasmoro. Exact Papers in Compilation (EPiC), 1(2), 83-86.
  37. Wicaksono, W.A. (2015). Respon pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merill). terhadap pemberian pupuk P dan pupuk organik cair Azolla. Fakultas Pertanian. Universitas Muhammadiyah Jember, Jawa Timur. http://repository.unmuhjember.ac.id/2051/1/JURNAL.pdf.
  38. Yusrunawati & Sudantha, M. (2016). Pengaruh fungi mikoriza arbuskular (FMA) dalam meningkatkan ketahanan kekeringan, ketahanan penyakit, pertumbuhan dan hasil pada tanaman bawang. Progam Studi Magister Pengelolaan Sumberdaya Lahan Kering Program Pascasarjana, Universitas Mataram, Mataram.