Main Article Content

Abstract

Soybeans are the third most important commodity after rice and corn. Soybeans are also a commodity rich in protein. Soy serves as a very important source of vegetable protein to improve people's nutrition because in addition to being safe for health is also relatively cheap compared to animal protein sources. Ultisol has a wide distribution but has constraints to be used as a medium of cultivation plants. The addition of some types of ameliorating or soil reformers such as chicken manure, cow manure, and composting oil palm bunches (OPB) is expected to overcome ultisol fertility. The purpose of this study was to compare the influence of varieties on the growth and component of soybean crop yields in Ultisol, compare the influence of ameliorating type on the growth and component of soybean crop yields in Ultisol, and get the interaction between the type of varieties with the type of amelioration to the growth and components of soybean crop yields in Ultisol. The research was conducted from February to May 2019 in the experimental garden of Integrated Agricultural Zone of the Faculty of Agriculture UNIB Medan Baru, Bengkulu City. This study used a Complete Randomized Design (CRD) that was compiled factorially with 3 times. The first factor is the variety type Anjasmoro and Gepak Kuning, the second factor of amelioration type is control (without amelioration), chicken manure 15 tons ha-1, cow manure 15 tons ha-1, husks burn 15 tons ha-1, and compost oil palm bunches (OPB) 15 tons ha-1. The results showed that the Gepak Kuning variety showed better growth than the Anjasmoro variety while the Anjasmoro variety showed better results than the Gepak Kuning variety. Chicken manure is the best type of amelioration compared to cow manure, rice husks, and compost OPB against the growth and component of soybean yields in Ultisol, and there is interaction in the Gepak Kuning variety with chicken manure amelioration and compost OPB.

 

Keywords

soybean Ultisol amelioration

Article Details

How to Cite
Indriani, S., Suryati, D., Pujiwati, H., Prasetyo, P., & Sukarjo, E. I. (2021). Growth and Yield Component of Two Varieties of Soybeans (Glycine max L. Merril) in Some Types of Amelioration in Ultisol. TERRA : Journal of Land Restoration, 4(1), 9–16. https://doi.org/10.31186/terra.4.1.9-16

References

  1. Akbar, Y. (2016). Respon pertumbuhan dan hasil tanaman bawang daun (Allium fistulosum L.) akibat pemberian beberapa jenis pupuk kandang. Jurnal Menara Ilmu, 10(72), 141-147.
  2. Aryanti, E., Yulita & Annisava, A.R. (2017). Pemberian beberapa amelioran terhadap perubahan sifat kimia tanah gambut. Jurnal Agroteknologi. 7(1), 19-26.
  3. Badan Pusat Statistik. (2017). Import kedelai. https://www.bps.go.id/all_newtemplate.php. 21 November 2018.
  4. Balai Penelitian Tanah. (2010). Rekomendasi pemupukan tanaman kedelai pada berbagai tipe penggunaan lahan. http://balittan.litbang.deptan. go.id. 12 Oktober 2018.
  5. Duaja. W. (2012). Pengaruh pupuk urea, pupuk organik padat dan cair kotoran ayam terhadap sifat tanah, pertumbuhan dan hasil selada keriting di Tanah Inceptisol. Jurnal Fakultas Pertanian. 1(4), 236-246.
  6. Dwiputra, A.H., Indradewa, D. & Susila, E.T. (2015). Hubungan komponen hasil tiga belas kultivar kedelai (Glycine max L. Merrill). Jurnal Vegetalika. 4(3), 14-28.
  7. Ekawati, I. & Purwanto, Z. (2012). Potensi Abu Limbah Pertanian Sebagai Sumber Alternatif Unsur Hara Kalium, Kalsium, dan Magnesium untuk Menunjang kelestarian Produksi Tanaman. Fakultas Pertanian Univeritas Wiraraja, Sumenep.
  8. Fitriatin, B.N., Yuniarta, A., Turmuktini, T. & Ruswandi, F.K. (2014). The effect of phosphate solubilizing microbe producing growth regulators on soil phosphate, growth and yield of maize and fertilizer efficiency on Ultisol. Eurasian Journal Of Soil Science (EJSS), 3(2), 101-107.
  9. Indriani, F. C., Kuswantoro, H. & Supeno, A. (2014). Perubahan Karakteristik Agronomi Beberapa Varietas Kedelai yang di Radiasi Sinar Gamma. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi.
  10. Januar, F. H., Karyawati, A.S. & Sitompul, S.M. (2018). Potensi genetik generasi F3 hasil persilangan tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) Varietas Argopuro sebagai tetua betina dengan Varietas Tanggamus, Grobogan dan Galur UB sebagai tetua jantan. Jurnal Produksi Tanaman, 6(3), 392-397.
  11. Justika, S., Baharsjah, D. Suardi dan I. Las. 1985. Hubungan Iklim dengan Pertumbuhan Kedelai, hal 87. In S. Somaatmadja, M.Ismunadji,
  12. Sumarno, M. Syam. S. O. Manurung, dan Yuswadi (Eds) Kedelai, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian dan PengembanganTanaman Pangan. Bogor.
  13. Kementerian Pertanian RI. 2018). Produksi Kedelai Menurut Provinsi. https://www.pertanian.go.id/Data5tahun/TPATAP-2017(pdf)/24-Prod Kedelai.pdf. 14 November 2019.
  14. Kusuma, A.H., Izzati, M. & Saptiningsih, E. (2013). Pengaruh penamabahan akar dan abu sekam dengan proporsi yang berbeda terhadap permeabilitas dan porositas tanah liat serta pertumbuhan kacang hijau (Vigna radiate L). Buletin Anatomo dan Fisiologi, 21(1), 1-9.
  15. Muzaiyanah, S. & Santoso, G.W.A. (2016). Hubungan Beberapa Karakter Agronomi Terhadap Hasil Kedelai Toleran Kekeringan. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi, Malang.
  16. Nenobesi, D., W. Mella dan P. Soetedjo. 2017. Pemanfaatan limbah padat kompos kotoran ternak dalam deningkatkan daya dukung lingkungan dan biomassa tanaman Kacang Hijau (Vigna Radiate L.). Varietas Vima 1. Jurnal Bumi Lestari. 17(1): 69- 81.
  17. Nilahayati dan L.A.P.Putri. 2015. Evaluasi keragaman karakter fenotipe beberapa varietas kedelai (Glycine max L. Merrill) di Daerah Aceh Utara. J. Floratek. 10(1): 36-45.
  18. Pandiangan, M. (2012). Uji Daya Hasil Kedelai (Glycine max L. Merrill) Berdaya Hasil Tinggi di Kampung Sidey Makmur SP 11 Manokwari. Skripsi Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian dan Teknologi Pertanian Universitas Negeri Papua Manokwari.
  19. Pieter, Y. & Mejaya, M.J. (2018). Pengaruh pemupukan hayati terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai di lahan sawah. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan. 2(1): 51-57.
  20. Prasetyo, B.H. & Suriadikarta, D.A. (2006). Karakteristik, potensi, dan teknologi pengelolaan tanah ultisol untuk pengembangan pertanian lahan kering di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian. 25(2), 39-46.
  21. Purwanto. (2011). Budidaya Tanaman Tomat. Agromedia, Jakarta.
  22. Ramadhani, C., Sumardi & Gonggo, B.M. (2019). Pemberian dua jenis amelioran terhadap performa tanaman Okra (Abelmoschus esculentus) pada Ultisol. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia, 21(2), 121-128.
  23. Riyaningsih, A.D., Supriyono & Jauhari, S. (2018). Pertumbuhan dan hasil kacang hijau dari berbagai populasi dengan mulsa organik. Agrotechnology Research Journal, 2(2), 58-62.
  24. Rozison. (2012). Karakterisasi Galur-Galur Harapan Kedelai (Glycine max L. Merrill) yang Efisien Menggunakan Fosfor (P). Skripsi, Fakultas Perta-nian. Universitas Bengkulu, Bengkulu. (Tidak dipublikasikan).
  25. Sahputra, N., Yulia, A.E. & Silvina, F. (2016). Pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit dan jarak tanam pada kedelai Edamame (Glycine max L. Merrill). Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Pertanian, 3(1), 1-12.
  26. Sitompul, S. M & Guritno, B. (1995). Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadjah Mada. University Press., Yogyakarta.
  27. Somantri, R. U., Syahri & Thamrin, T. (2018). Potensi Hasil Beberapa Varietas Unggul Baru (VUB) Kedelai di Lahan Kering Sumatera Selatan. Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal. Palembang, 18-19 Oktober 2018.
  28. Sudaryanto, T. & Swastika, D.K.S. (2007). Ekonomi Kedelai di Indonesia. In Sumarno, Suyamto, A. Widjono, Hermanto, dan H. Kasim (Eds) Kedelai, Teknik Produksi dan Pengembangan. Badan Penelitian dan Pengembanagan Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor.
  29. Sujana, I.P. & Pura,I.N.I.S.. (2015). Pengelolaan tanah ultisol dengan pemberian pembenah organik biochar menuju pertanian berkelanjutan. Jurnal Agrimeta, 5(9), 01-69.
  30. Sumadi., Kadapi, M., Nuraeni, A., Wicaksana, N., Rachmadi, M. & Rodiah, S. (2017). Hasil benih empat kultivar kedelai yang ditanam di dataran medium dan dataran tinggi. Jurnal Kultivasi, 16(3), 502-506.
  31. Sumarno & Manshuri, A.G. (2007). Persyaratan Tumbuh dan Wilayah Produksi Kedelai Di Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Bogor, Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dana Umbi-umbian, Malang. Pp. 74-103.
  32. Suratman & Sukarman. (2016). Peran amelioran tanah mineral terhadap peningkatan berbagai unsur kesuburan tanah gambut pada perkebunan kelapa sawit. Jurnal Sumberdaya Lahan Edisi Khusus, 21-32.
  33. Suryati, D., Munawar, A., Ganefianti, D.W., Hasanudin & Apriyanto, D. (2000). Perakitan varietas kedelai (Glycine max L. Merrill) yang Efisien Menyerap Hara P, Pewarisan Sifat Efisiensi P. Laporan Peneli-tian Hibah Bersaing V/5 Perguruan Tinggi. Lem-baga Penelitian Universitas Bengkulu, Bengkulu.
  34. Susilawati, H.I., Ariani, M., Kartikawati, R. & Setyanto, P. (2011). Ameliorasi Tanah Gambut Meningkatkan Produksi Padi dan Menekan Emisi Gas Rumah Kaca. Badan Litbang Pertanian, Jakarta.
  35. Sutejo, M. M. (2002). Pupuk dan Cara Pemupukannya. PT Rineka Cipta, Jakarta.
  36. Syahputra, E., Fauzi & Razali. (2015). Karakteristik sifat kimia sub grup tanah ultisol di beberapa wilayah Sumatera Utara. Jurnal Agroekoteknologi Universitas Sumatera Utara, 4(1), 1796-1803.
  37. Tamba, H., Irmansyah T. & Hasanah, Y. (2017). Respon pertumbuhan dan produksi kedelai (Glycine max L. Merrill) terhadap aplikasi pupuk kandang sapi dan pupuk organik cair. Jurnal Agroekoteknologi Universitas Sumatera Utara. 5(2), 307-314.
  38. Tamura, P., Soelistyono, R. & Guritno, B. (2017). Pengaruh jarak tanam dan dosis pemberian pupuk kandang ayam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill). Jurnal Produksi Tanaman, 5(8), 1329-1337.
  39. Tanuwijaya, L.K., Gita, A.P., Ummi, I.I., Kusuma, T.S. & Ruhana, A. (2016). Potensi “khimelor” sebagai tepung komposit tinggi energi tinggi protein berbasis pangan lokal (health potential of “khimelor” as composite fluor having both high energy and high protein level based on local food). Indonesian Journal of Human Nutrition, 3(1) , 71- 79.
  40. Utomo, S. A., Purnamasari, R.T. & Pratiwi, S.H. (2017). Pemanfaatan kompos kotoran ayam untuk pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai hitam (Glycine soya Benth). Jurnal Agroteknologi Merdeka Pasuruan, 1(1), 22-27.
  41. Wulandari, A. L. (2017). Produktivitas Empat Galur Kedelai (Glycine max L. Merrill) Pada Berbagai Kombinasi Perlakuan Pemupukan. Skripsi, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor.
  42. Zainal, M., Nugroho, A. & Suminarti, N.E. (2014). Respon pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) pada berbagai tingkat pemupukan N dan pupuk kandang ayam. Jurnal Produksi Tanaman, 2(6), 484-490.