https://ejournal.unib.ac.id/inersiajurnal/issue/feedInersia: Jurnal Teknik Sipil2025-11-04T11:57:47+00:00Ade Sri Wahyuniinersia@unib.ac.idOpen Journal Systems<p><strong>Inersia</strong> is a scientific journal for civil engineering researches published by Faculty of Engineering, University of Bengkulu.</p><p>Each volume contains two editions. The first edtion is published in April and the second one in October. This journal accomodates the research result in the area of civil engineering, i.e. Concrete Technology, Construction Management, Geotechnical Engineering, Structural Engineering, Transportation Engineering and Water Resources Engineering</p><p><a title="p-ISSN Inrsia" href="http://issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&1344397654&1&&">p-ISSN 2086-9045</a></p><p><a title="e-ISSN Inersia" href="https://portal.issn.org/resource/ISSN/2686-5017" target="_blank">e-ISSN <span>2686-5017</span></a> </p><p><a title="Sinta" href="https://sinta.ristekbrin.go.id/journals/detail?id=7722" target="_blank"><img src="https://journal.ipb.ac.id/public/site/images/kaswanto/Sinta5_OK_resize.png" alt="" /></a></p><p> </p>https://ejournal.unib.ac.id/inersiajurnal/article/view/43549Analisis Komparatif Zona Agregat Halus Terhadap Kuat Tekan, Kuat Tarik Belah, dan Kuat Lentur Beton2025-07-17T15:18:59+00:00Ni Wayan Pani Nadia Saripaninadiaa14@gmail.comNi Komang Ayu Agustinikmgayuagustini@warmadewa.ac.idPutu Aryastanaaryastanaputu@warmadewa.ac.id<p><em>The performance and durability of concrete depend significantly on the quality of its components, particularly fine aggregates such as sand. These aggregates are categorized into four distinct gradation zones according to their particle size distribution. This study aims to analyze how different fine aggregate gradation zones affect the mechanical properties of standard concrete designed for a target compressive strength of 25 MPa. The experimental approach involved assessing material characteristics, designing concrete mixtures following SNI 03-2834-2000 guidelines, and conducting compressive, split tensile, and flexural strength tests after 7 days of curing. Results indicated that zone 2 fine aggregates yielded the maximum compressive strength (29.03 MPa) and split tensile strength (1.49 MPa), whereas zone 3 aggregates produced the highest flexural strength (2.71 MPa). These findings highlight the importance of selecting the optimal fine aggregate gradation zone to enhance concrete performance.</em></p>2025-11-04T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Ni Wayan Pani Nadia Sari, Ni Komang Ayu Agustini, Putu Aryastanahttps://ejournal.unib.ac.id/inersiajurnal/article/view/41120Stabilisasi Tanah Lempung dengan Limbah Beton Terhadap Nilai Kuat Geser2025-04-15T03:37:14+00:00Shinta Maijuandashintamaijuanda@gmail.comZainurishintamaijuanda@gmail.ciomFitridawati Soehardishintamaijuanda@gmail.com<p>Stabilitas tanah merupakan salah satu faktor krusial dalam rekayasa geoteknik, karena berhubungan langsung dengan keamanan dan daya dukung struktur yang dibangun di atasnya. Penggunaan limbah beton sebagai bahan tambahan dalam perbaikan sifat tanah dapat menjadi solusi yang efektif. Tujuan dari penelitian ini adalah Menganalisis nilai kuat geser pada stabilisasi tanah lempung menggunakan limbah beton serta mengetahui berapa besarnya kadar limbah beton optimum pada campuran material dari variasi 5%, 10%, 15%, dan 20% terhadap parameter kuat geser. Metode penelitian menggunakan standar SNI 3420:2016 untuk eksperimental di laboratorium berdasarkan. Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi peningkatan nilai sudut geser dan kohesi pada seluruh variasi 5%, 10%, 15%, dan 20% serbuk limbah beton disbanding dengan sudut geser dan kohesi pada tanah asli. Nilai tertinggi sudut geser dan kohesi tertinggi terjadi pada variasi 20% serbuk limbah beton dengan menghasilkan nilai kohesi sebesar 0,6114 kg/cm² sedangkan tanah asli sebesar 0,4319 kg/cm² dan nilai sudut geser maksimum variasi 20% serbuk limbah beton sebesar 41,12° sedangkan nilai sudut geser tanah asli sebesar 22,54°. Kesimpulan penelitian adalah variasi serbuk limbah beton dapat dipergunakan untuk menstabilisasi tanah lempung karena mampu meningkatkan nilai kohesi dan sudut geser.</p> <p> </p>2025-11-04T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Shinta Maijuanda, Zainuri, Fitridawati Soehardihttps://ejournal.unib.ac.id/inersiajurnal/article/view/43819Pengaruh Variasi Kaolin Sebagai Pengganti Sebagian Semen Terhadap Kuat Tekan Mortar2025-07-29T04:00:20+00:00Abeng Andhika Pratama Harahapabengandhika12@gmail.comAde Sri wahyuniade.sri.w@unib.ac.idAgustin GunawanGoenawan@unib.ac.idYuzuar Afrizalyuzuar.afrizal@gmail.comMukhlis Islamislam.mukhlis@unib.ac.id<p><em>This study aims to determine the effect of using kaolin on the compressive strength of mortar compared to normal mortar, as well as to identify the optimum percentage of kaolin that yields the highest compressive strength. The research uses an experimental method with references from journals. The test specimens are made using cube molds with dimensions of 5 cm × 5 cm × 5 cm, totaling 100 specimens. Compressive strength tests will be conducted at the ages of 7, 14, 21, and 28 days.The cement replacement variations using kaolin are 10%, 20%, 30%, 40%, and 50%. The highest compressive strength value occurred at the 10% kaolin variation on day 28, with an average strength of 23.8 MPa. Compared to normal mortar, which has a strength of 23.6 MPa, the increase in compressive strength with 10% kaolin is minimal. Meanwhile, mortar with more than 20% kaolin shows a decrease in compressive strength compared to normal mortar.</em></p>2025-11-04T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Abeng Andhika Pratama Harahap, Ade Sri wahyuni, Agustin Gunawan, Yuzuar Afrizal, Mukhlis Islamhttps://ejournal.unib.ac.id/inersiajurnal/article/view/43189Perbandingan Kinerja Struktur Rangka Baja Menggunakan Pengaku Eksentris dengan Pengaku Konsentris2025-07-03T01:28:06+00:00Ester Simorangkirestersimorangkir64@gmail.comBambang Hadibrotoestersimorangkir64@gmail.com<p>sehingga diperlukan perencanaan struktur bangunan yang mampu merespons beban seismik secara efektif. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kinerja struktur rangka baja 10 lantai dengan sistem bresing eksentris dan konsentris dalam menghadapi beban gempa. Struktur dimodelkan menggunakan profil baja Wide Flange (WF) dengan konfigurasi bresing diagonal dan inverted V. Analisis dilakukan menggunakan perangkat lunak ETABS v20 dengan metode respons spektrum berdasarkan ketentuan SNI 1726:2019. Parameter kinerja yang dianalisis meliputi perpindahan lateral (displacement), simpangan antar lantai (story drift), gaya geser dasar (base shear), serta level kinerja struktur berdasarkan pendekatan ATC-40. Hasil analisis menunjukkan bahwa sistem bresing eksentris memberikan performa yang lebih baik dalam disipasi energi dan deformasi terkontrol, dengan story drift yang lebih kecil pada lantai atas dan level kinerja yang lebih stabil. Sementara itu, bresing konsentris memberikan kekakuan lateral yang lebih tinggi namun menunjukkan potensi konsentrasi tegangan yang lebih besar. Oleh karena itu, pemilihan jenis bresing perlu disesuaikan dengan kebutuhan kinerja seismik dan strategi desain bangunan.</p>2025-11-04T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Ester Simorangkir, Bambang Hadibrotohttps://ejournal.unib.ac.id/inersiajurnal/article/view/39375Penanganan Longsoran Jalan Simpang Nangka - Batas Provinsi Sumatera Selatan2024-12-26T04:05:10+00:00Fahrino Riskiawansyafii@eng.unand.ac.id<p style="font-weight: 400;">Proyek Penanganan Longsoran Jalan Simpang Nangka - Batas Provinsi Sumatera Selatan merupakan inisiatif strategis untuk meningkatkan keselamatan dan konektivitas antarprovinsi melalui perbaikan infrastruktur jalan. Proyek ini dilaksanakan oleh CV. INDO KARYA AGUNG pada tahun 2024, mencakup delapan titik longsoran di ruas jalan nasional wilayah Bengkulu-Sumsel. Pelaksanaan proyek melibatkan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) dan konsultan pengawas untuk memastikan mutu, waktu, dan biaya sesuai dengan standar teknis. Metode penanganan longsoran dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu pekerjaan pendahuluan, pekerjaan tanah, pekerjaan pondasi, pekerjaan pile cap, pembangunan dinding penahan tanah (<em>retaining wall concrete</em>), pekerjaan timbunan, pengecoran beton penutup timbunan, pembangunan bangunan pelengkap, dan pekerjaan finishing. Hasil proyek ini tidak hanya memperbaiki infrastruktur jalan tetapi juga memberikan manfaat sosial dan ekonomi, seperti menciptakan lapangan kerja, mengurangi risiko kecelakaan, dan memperkuat hubungan perekonomian antarwilayah. Dengan menekankan efisiensi, profesionalisme, dan keberlanjutan, proyek ini diharapkan menjadi model untuk pelaksanaan proyek-proyek infrastruktur lainnya.</p>2025-11-04T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Fahrino Riskiawanhttps://ejournal.unib.ac.id/inersiajurnal/article/view/45159Komparasi Perilaku Struktur Jembatan dengan Elastomeric Bearing dan Lead Rubber Bearing Terhadap Gaya Gempa2025-10-05T07:14:00+00:00Rahmat Azharisrahmat.210110012@mhs.unimal.ac.idMaizuarrahmat.210110012@mhs.unimal.ac.idDavid Saranarahmat.210110012@mhs.unimal.ac.id<p>Indonesia memiliki tingkat kegempaan cukup tinggi, sehingga infrastruktur seperti jembatan yang memiliki kesederhanaan bentuk sangat rentan terhadap kerusakan struktural, untuk itu diperlukan sistem isolasi seismik yang mampu mereduksi respon dinamis akibat beban gempa. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan perilaku struktur jembatan eksisting dengan sistem <em>Elastomeric Bearing</em> (EB) <em>support</em> dan Sistem Isolasi Seismik yaitu, <em>Lead Rubber Bearing</em> (LRB) terhadap pengaruh gaya gempa. Metode penelitian dengan pemodelan numerik menggunakan <em>software</em> SAP2000, mengacu pada SNI 1725-2016, SNI 2833-2016 dan Buku Peta Deagregasi Bahaya Gempa Indonesia untuk Perencanaan dan Evaluasi Infrastruktur Tahan Gempa. Analisis yang digunakan adalah <em>time history</em> dengan input tiga data gempa representatif (<em>Quirihue, Hyuganda, Ki_se</em>). Parameter utama yang dianalisis meliputi <em>displacement</em> (perpindahan), defleksi (lendutan), periode alami dan frekuensi. Hasil analisis menunjukkan bahwa sistem LRB mampu menurunkan perpindahan strutkur secara signifikan, yaitu 30-154%, dibandingkan EB pada semua gempa. Defleksi maksimum menunjukkan perbedaan relatif kecil hanya sekitar 1,3%, namun nilai lendutan LRB lebih kecil. Periode alami jembatan dengan LRB meningkat hingga 121,9%, yang membuat struktur lebih fleksibel, menurunkan frekuensi getar serta mengurangi gaya gempa yang bekerja pada struktur.</p>2025-11-04T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Rahmat Azharis, Maizuar, David Sarana