PENGARUH LAMA PERENDAMAN H2SO4 DAN UKURAN BIJI TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI TEMBESU (Fagraea fragran Roxb.)

Authors

  • Tahnia Azahra Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu
  • Edi Suharto Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu
  • Putranto B. Agung N Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama perendaman H2SO4 dan Ukuran biji terhadap perkecambahan tembesu. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Oktober 2021 di Laboratorium Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan dua Faktor yaitu lama perendaman H2SO4 5 menit, 15 menit, 25 menit dan Ukuran Biji Tembesu yaitu Ukuran Besar, Ukuran Sedang, dan Ukuran Kecil. Unit percobaan berjumlah 36 unit dengan jumlah ulangan 4 dan masing-masing terdiri dari 100 benih. Pengamatan dilakukan setiap hari selama 56 hari perkecambahan. Variabel perkecambahn yang diamati adalah persentase kecambah, daya kecambah, kecepatan berkecambah, dan panjang kecambah. Variable sifat fisik buah dan biji yang diukur antara lain diameter, berat basah, berat kering, dan kadar air. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa lama perendaman dengan H2SO4 1% dan ukuran biji berpengaruh nyata terhadap variabel pengamatan persentase kecambah, daya kecambah, dan panjang kecambah sedangkan pada variabel pengamatan kecepatan berkecambah tidak berpengaruh nyata. Perlakuan lama perendaman 15 menit memiliki rata-rata tertinggi terhadap persentase kecambah 75%, daya kecambah 55.67%, kecepatan berkecambah 1.447%/etmal, dan panjang kecambah 0.504 cm. Ukuran biji yang memiliki rata-rata tertinggi yaitu biji yang berukuran besar dengan persentase kecambah 77%, daya kecambah 56.50%, kecepatan berkecambah 1.506%/etmal, dan panjang kecambah 0.665 cm.

References

Anita, S. 1994. Pengaruh Tingkat Kemasakan dan Pemecahan Dormansi Terhadap Perkecambahan Benih Mindi (Melia azadarah Linn). Karya Ilmiah Jurusan Budidaya Pertanian IPB. Bogor

Akhiruddin. 2007. Pengaruh Lamanya Perendaman Dan Letak Benih Pada Bahagian Tongkol Terhadap Viabilitas Benih Jagung (Zea mays L). Fakultas Pertanian Universitas Gajah Putih, Takengon. 44 Hal

Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budaya. Jakarta : UI Press. Badan Standarisasi Nasional (BSN). 2004. Benih. Bogor.

Asmaliyah, A. Imanullah dan W. Darwiati. 2012. Identifikasi dan Potensi Kerusakan Rayap Pada Tanaman Tembesu (Fagraea fragrans) di Kebun Percobaan Way Hanakau Lampung Utara. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol. 9, No. 4, Desember 2012.

Ayuningtyas, V.C., M. Tahir , dan M. Same. 2017. Pengaruh Waktu Perendaman dan Konsentrasi Giberelin (GA3) Pada Pertumbuhan Benih Cemara Laut (Casuarina equisetifolia L.). Jurnal Agro Industri Perkebunan. Vol 5 No 1

Buharman, Am’an, dan Widyani, N. 2011. Atlas Benih Tanaman Hutan Indonesia. Balai Penelitian Teknologi PerbenihanTanaman Hutan. Bogor.

BPTH - Palembang, 2000. Informasi Teknis Budidaya Tembesu. Balai Perbenihan Tanaman Hutan Wilayah Sumatera. Ditjen RLPS. Palembang.

Deselina. 2014. Karakter perkecambahan benih nyamplung (Calophyllum inophyllum L.) dari beberapa provenan di Propinsi Bengkulu. Jurnal Agriculture 10 (1): 1066-1075.

Habeahan, L. 2016. Berbagai Metode Pemecahan Dormansi Biji Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium Dc.). Sumatera Utara. Skripsi.

Harjadi, S.S.1979, Pengantar Agronomi, Penerbit PT Gramedia, Jakarta.

Irfatongga,G. a., S. Purwanti, dan R. Rabaniyah. 2013. Periode Kritis Kedelai Hitam (Glycine max (L) Merill) Terhadap Gulma, Pengaruhnya Pada Hasil dan Kualitas Benih Selama Penyimpanan. Vegetalika, 1(2), 36-46.

Junaidah, Muslimin I. 2008.Tembesu (Fagraea fragrans Roxb.) jenis lokal potensial untuk rehabilitasi hutan dan lahan di Sumatera Selatan. Dalam: Prosiding Seminar Hasil-hasil Penelitian Balai Penelitian Kehutanan ”Mengenal Teknik Budidaya Jenis-jenis Pohon Lokal Sumsel dan Upaya Pengembangannya”, 11 Desember 2008. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman. Badan Litbang Kehutanan, Jakarta.

Jonville MC, Capel M, Frederich M, Angenot L, Dive G, Faure R, Azas N, Ollivier E. 2008. Fagraldehyde, a secoiridoid isolated from Fagraea fragrans. J Nat Prod 71 (12): 2038-2040

Kartasapoetra, A.G. 1992. Teknologi Benih-Pengolahan Benih dan Tuntunan Praktikum. Rineka Cipta. Jakarta

Kartiko, H.D.P. 2002. Penanganan Pembenihan untuk Mendukung Pengelolaan Hutan Secara Lestari. Dalam Industri Benih di Indonesia. Aspek Penunjangan Pengembangan. Kerjasama Laboratorium Ilmu dan Teknologu Benih. Institut Pertanian Bogor dengan PT. Sang Hyang Seri. Bogor.

Kurniaty R., dan D. Syamsuida. 2009. Teknik Perbenihan Nyamplung (edisi revisi). Bogor. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas Hutan.

Lemmens, R.H.M.J., Soerianegara, I., Wong, W.C. 1995. Plant Resources of South-East Asia 5. (2) Timber trees: Minor Commercial Timber. PROSEA. Bogor Indonesia.

Lubis Y. A, M. Riniarti, A. Bintoro. 2014. Pengaruh Lama Waktu Perendaman Dengan Air Terhadap Daya Berkecambah Trembesi (Samanea saman). Jurnal Sylva Lestari 2 (2): 25-32.

Mali’ah, S. 2014. Pengaruh Konsntrasi dan Lama Perendaman Dalam Asam Sulfat (H2SO4) Terhadap Perkecambahan Benih Saga Pohon (Adenanthera pavonina L.). Skripsi. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Malang. 68 hlm.

Martawijaya, A., Kartasujana, I., Mandang, Y.I., Prawira, S.A, Kadir, K. 2005. Atlas Kayu Indonesia. Jilid II. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Departemen Kehutanan.

Mudiana, D. 2006. Perkecambahan Syzygium cumini (L.) Skeels. Jurnal Biodiversitas 8 (1): 39-42

Mulawarman., J.M. Roshetko., S.M. Sasongko., I. Djoko. 2002. Pengelolaan Benih Pohon, Sumber Benih, Pengumpulan dan Penanganan Benih. Pedoman Lapang Untuk Petugas Lapang dan Petani.International Centre for Research in Agroforestry dan Winrock International.

Nurshanti. 2011. Pengaruh Beberapa Tingkat teradap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Seledri (Apium graveolens L.) di Polibag. Jurmal Agronobis 3 (5) : 12-18

Purba, O., Indriyanto, dan A. Bintoro. 2014. Perkecambahan Benih Aren (Arenga pinnata) Setelah Diskarifikasi Dengan Giberelin Pada Berbagai Konsentrasi. Jurnal Syla Lestari. Vol. 2 no.2

Samosir, S.,Elsa. 2017. Daya Kecambah Benih Nyamplung (Calophyllum inophyllum L.) Pada Tiga Tingkat Kemasakan Buah. Bengkulu. Skripsi

Schmidt, L. 2000. Pedoman Penanganan Benih Tanaman Hutan Tropis dan Suptropis. Derektorat Jendral Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial. Departemen Kehutanan. Buku. Gramedia. Jakarta. 185 p.

Schmidth, L. 2002. Penanganan Benih Tropis dan Hutan Tropis. Ditjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial. Indonesia Forest Seed Project (IFSP). Jakarta.

Sirait J. 1991. Penggunaan kompos dalam pengecambahan biji andaliman (Piper ribesioides Wall) [Skripsi]. Medan:Unika St. Thomas

Siregar, N. 2010. Pengaruh ukuran benih terhadap perkecambahan benih dan pertumbuhan bibit gamelina (Gmelina arborea). Tekno Hutan Tanaman. Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Bogor. 3 (1): 5 p.

Sorensen, F.C. and R.K. Campbell. 1993. Seed Weight-Seedling Size Correlation in Coastal Douglas Fir: Genetic and Enviromental Component. Canadian Jurnal of Forest Research. 23:2, 275-285.

Sudrajat, D.J., E. Suita dan E.R. Kartiana. 2003. Standarisasi Pengujian Mutu Fisik dan Fisiologis Benih Acacia crassicarpa. Laporan Hasil Penelitian. Balai Penelitian Teknologi Perbenihan. Bogor.

Sudrajat, D.J., Nurhasybi, dan Y. Bramosto. 2015. Standar Pengujian dan Mutu Benih Tanaman Hutan. Forda Press, Bogor.

Suita, E. 2013. Pengaruh sortasi benih terhadap viabilitas dan pertumbuhan terhadap bibit akor (Acacia auriculiformis). Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan. 1(2): 83--91 p.

Suita, E. 2014. Pengaruh Seleksi Benih terhadap Viabilitas Benih Kaliandra (Caliandra calothyrsus). Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan 2 (2).: 99-108.

Suryawan, A., N. Asmandi, R. Mamonto. 2014. Uji Coba Pengecambahan Vegetasi Pantai (Terminilia cattapa, Calopyllum inophylum L, dan Baringtonia asiatica) di Persemaian Permanen Kimia Atas. Jurnal Wasian vol. 1 No. 1: 9-13.

Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. Buku, Raja Grafindo. Persada. Jakarta. 237 p.

Sutopo, L. 2010. Teknologi Benih. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Fakultas Pertanian. UNBRAW

Sutopo L. 2012. Teknologi Benih. Edisi Revisi. Rajawali Pers. Jakarta.

Suyatmi, E., D. Hastuti dan S. Darmanti. 2008. Pengaruh Lama Perendaman dan Konsentrasi Asam Sulfat (H2SO4) terhadap Perkecambahan Benih Jati (Tectona grandis Linn.). F.MIPA, UNDIP.

Utomo, B. 2006. Ekologi Benih. USU Repository. 36 p.

Widajati, E., E. Murniati, E. R. Palupi, T. Kartika, M. R. Suhartono, dan A. Qadir. 2013. Dasar Ilmu dan Teknologi Benih. Buku. IPB. Bogor. 173 p

Widyani N, Dede JS, Eliya S, Enoch RK, Nurkim M, Abay, Emuy S, 2010. Standarisasi Pengujian Mutu Benih Tembesu (Fagreae fragrans Roxb). Balai Penelitian Teknologi Pembenihan Tanaman Hutan. Tidak Diterbitkan.

Yingngam, B., dan Brantner, A.H. 2015. Factorial design of essential oil extraction from Fagraea fragrans Roxb. flowers and evaluation of its biological activities for perfumery and cosmetic applications. International Journal of Cosmetic Science, 37(3), 271±281.

Yuniarti, N., E. Suita., M. Zanzibar, dan Nurhasybi. 2013. Teknok Penanganan benih tanaman hutan. Prosiding Seminar Hasil-hasil Penelitian Teknologi Perbenihan untuk. Meningkatkan Produktivitas Hutan Rakyat Di Propinsi Jawa Tengah.

Zanzibar, M, 2010. Materi Kursus Teknologi Penanganan Benih Tanaman Hutan (Teori dan Praktek). Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan. Tidak Diterbitkan

Downloads

Published

2022-12-28