MITIGASI KONFLIK MANUSIA DENGAN GAJAH SUMATERA (Elephas Maximus Sumatranus, Temminck 1847) DI DESA BINAAN LAPINDO KABUPATEN MUKOMUKO PROVINSI BENGKULU

Authors

  • Aldi Wira Putra Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu
  • Wahyudi Arianto Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu
  • Hery Suhartoyo Universitas Bengkulu

Abstract

Thisstudyaims to determine the pattern  of human-elephant conflict  inLapindoAssistedVillage,Mukomuko,Bengkulu Indonesia,  the impactof conflict, factorscausing conflict,  the estimatedvalueof  economiclossesdueto conflict and  conflictmitigationactionstakenbythecommunity. Data was  collectedusingtheSnowballsamplingmethod, by interviewing, giving questionnaires and doing observations. Data was  analyzeddescriptivelyqualitativelyandquantitatively.Thehuman-elephantconflictis in a form of competition  inthe use of resources, especially the use of forests.  The competition caused anegativeimpactonsocial,economicaspectsofhumansandecologyinelephants.Theimpactcausedby the conflictthatoccurredwasthedestructionof palm oil plantationandgardenhuts,duetothe activities of the elephants.The main factorcausing the conflict is the damage of elephanthomerange area, at IpuhIWaterHPT,  causedbyforestencroachment

Key word: Elephant, conflict, Lapindo Assisted Village,

References

Abdullah. 2008. Strategi Penggunaan Habitat dan Sumber Daya oleh Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus, Temminck, 1847). Program Pascasarjana ITB. Bandung.

Alikodra, H.S. 1990. Pengelolaan Satwa Liar. Jilid 1. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayati. Institut Pertanian Bogor.Bogor.

Anggraini, D. E. 2003. Sekelumit Tentang Gajah. Buku. Balai Taman Nasional Way Kambas Lampung Timur. 161 hlm.

Anzars. 2021. Dinamika dan Resolusi Konflik Antara Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus, Temminck 1847) Dengan Manusia di Sekitar Desa Gajah Makmur, Kecamatan Malin Deman, Kabupaten Mukomuko. Skripsi. Bengkulu. Universitas Bengkulu

Armanda F. 2017. Analisis Konflik Manusia dengan Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus )di Kecamatan Peunaron Kabupaten Aceh Timur. MPBIO FKIP universit as Unsyiah. Aceh. Jurnal EduBio Tropika. Vol 6 No 1.

BKSDA Bengkulu-Lampung. 2018. Sampling Genetik Gajah di TWA Seblat. Bengkulu. Bengkulu

BKSDA Bengkulu-Lampung. 2020. Dokumen Kawasan Esensial. Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bengkulu. Bengkulu.

Departemen Kehutanan. 2007. Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Gajah Sumatera dan Gajah Kalimantan 2007-2017. Buku. Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Departemen Kehutanan RI. Jakarta. 31 p.

Febriani, R. 2009. Pemetaan Daerah Rawan Konflik Gajah Menggunakan Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser. Skripsi. Medan : Fakultas Pertanian. Universitas

Sumatera Utara

Hidayat, W., Abdullah, ., dan Khairil. 2018. Estimasi Populasi Gajah Sumatera (Elephas Maximus Sumatranus) Berdasarkan Metode Defekasi di Kawasan Hutan Peunaron Aceh Timur. Jurnal Edubio Tropika 6(1): 35-40.

Hariyanto, M. 2010. Penanggulangan Konflik Antara Manusia dan Satwa Liar. Diunduh 4 Januari 2022. Dari http://.blogmhariyanto.blogspo t.com/2010/07. International Union for Conservation of Nature. 2018. World Conservation Union-Red List of Threatened Species. (August. 22, 2020).

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2008. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 48. Tentang Pedoman Penanggulangan Konflik Manusia Dengan Satwa Liar. Jakarta.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2012. Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 784/Menhut/-II//2012. Tentang Perubahan Keputusan Mentri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 420/Kpts-II/1999. Jakarta.

Mardiastuti, A. dan Y. A. Mulyani. 2013. Pengelolaan Keanekaragaman Hayati. Modul Pelatihan. Direktorat Perencanaan dan Evaluasi Pengelolaan DAS Kementerian Kehutanan. Jakarta.

Moen, A.N. 1973. Wildlife Ecology and Analytical Approach. W.H. Freeman and Company. San Francisco.

Natalia, S. 2014. Karakteristik Habitat Gajah Sumatera (Elephas maximus Sumatranus) di Resort Pemerihan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Hlm 116.

Nuryasin, Yoza, D., & Kausar. (2014). Dinamika dan resolusi konflik gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) terhadap manusia di Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis, Riau. Jom Faperta, 1(2), 119-127.

Parakkasi. A, 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia. Jakarta. Universitas Indonesia Press.

Peraturan Gubernur Bengkulu nomor 30 tahun 2020. tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Bengkulu Nomor 27 Tahun 2020 Tahun 2016. Tentang Pedoman Ganti Rugi Tanam Tumbuh Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum. Bengkulu.

Ramono, W. S., Santiapilai, C. 1993. Gajah Sumatera dan Permasalahannya. Dalam Prosiding Lokakarya Konservasi Gajah Sumatera. 24-25 April 2000. Cisarua. Bogor.

Risnandar, C. 2017. https//jurnalbumi.com/gajahsumatera/. Diakses, pada Tanggal 8 November 2020.

Sari, R. 2010. Nilai Ekonomi Konflik Manusia Dan Gajah (Elephas Maximus Sumatranus Temminck, 1847) Di Desa Lubuk Kembang Bunga, Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Septiwanti. 2004. Kajian Masalah Gangguan Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) dan Penanggulangannya di Kabupaten Rokan Hulu. Skripsi. Fakultas Kehutanan Universitas Lancang Kuning. Pekanbaru.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D.Buku. Alfabeta. Bandung. 456 p.

Sukamantoro W, Syamsuardi, 2013. Analisa Teknik Flying Squad SebagaiBagian Teknik Mitigasi Konflik Gajah Manusia Di Desa Lubuk Kambang Bunga Provinsi Riau. Tahun 2009-2019. Technical Report. Riau

Sukumar, R. 2003. The Living Elephants. Evolutionary Ecology, Behavior, and Conservation. Buku. Oxford University Press. 478 p.

Supartono. 2007. Preferensi dan Pendugaan Produktivitas Pakan Alami Populasi Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus Temmick, 1847) di Hutan Produksi Khusus PLG Seblat Bengkulu Utara. Tesis. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Susetyowati,A. B. 1987. Pedoman Pemeliharaan Gajah di Pusat Latihan Gajah Way Kambas. Balai Konservasi Sumberdaya Daya Alam II. Sub Balai Konservasi Sumber Daya Alam Way Kambas.

Undang-Undang Republik Indonesia No.41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan.

Winarno. 2020. Kajian Konflik Antara Gajah sumatera (Elephas MaximusSumatranus) di Sekitar Taman Wisata Alam Seblat. Skripsi. urusan Kehutanan. Universitas Bengkulu. Bengkulu.

WWF. 2005. “Mengenal Gajah Sumatra”. http://www.wwf.or.id/?5484/M engenal- Gajah-Sumatra. Diakses pada tanggal 11 November 2021.

Downloads

Published

2023-06-27

Issue

Section

Articles