Isi Artikel Utama

Abstrak

Wana Wisata Blanakan merupakan salah satu wisata alam hutan yang ada di Indonesia dengan total luas area sebesar 15 Ha. Keberadaan aset fasilitas di suatu objek wisata dibutukan untuk menunjang kegiatan wisata, dengan tersedianya berbagai macam fasilitas yang baik dapat berkontribusi untuk membuat objek wisata lebih menarik.  Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kesesuaian aset fasilitas di Wana Wisata Blanakan berdasarkan kriteria wisata alam. Teknik pengumpulan data berupa observasi ilmiah, wawancara dan penyebaran angket yang dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa aset fasilitas wisata di Wana Wisata Blanakan belum memenuhi kriteria berdasarkan aspek physical feature, infrastructure, dan accessibility. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa fasilitas yang belum memenuhi kriteria dan standar dari aspek kualitas dan kuantitas, maka diharapkan pengelola Wana Wisata Blanakan dapat meningkatkan kualitas dan melengkapi aset fasilitas wisata, sehingga dapat meningkatkan kepuasan pengunjung.


Kata Kunci: Fasilitas, Wisata Alam, fitur fisik, infrastruktur, aksesibilitas

Rincian Artikel

Referensi

  1. Alaeddinoglu, F., Can, A.S. (2011). Identification and classification of nature based tourism resources: western Lake Van basin, Turkey. The 2nd International Geography Symposium GEOMED 2010. (19), 198-207. Elsevier.
  2. Bell, Simon. (2008). Design for Outdoor Recreation (2ndEd). Taylor & Francis Incorporation. New York.
  3. Binarwan, Robby. (2007). Pengembangan Fasilitas Wisata di Taman Kawah Gunung Tangkuban Perahu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat dalam Jurnal Kepariwisataan Indonesia Vol 2 No 1 (Jakarta: Pusat Penataan dan Pengembangan Kepariwisataan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata)
  4. Buckley, R., Coghlan, A. (2015). Nature-Based Tourism (32nd), Nature- Based Tourism, Environment, and Land Management. Cabi.
  5. Chen, P.Z., Liu, W.Y. (2019). Assessing management performance of the national forest park using impact range-performance analysis and impact asymmetry analysis. Journal Forest Policy and Economics. Taichung 402. Taiwan.
  6. Ginting, N., & Sasmita, A. (2018). Developing tourism facilities based on geo-tourism in Silalahi Village, Geopark Toba Caldera. In IOP Conference series: Earth and environmental Science Vol. 126, No. 1. (p. 012163). IOP Publishing
  7. Gössling, S., & Lund-Durlacher, D. (2021). Tourist accommodation, climate change and mitigation: An assessment for Austria. Journal of Outdoor Recreation and Tourism, 34, 100367.
  8. Hariyono, A. (2007). Prinsip & Teknik Manajemen Kekayaan Negara. Jakarta: Departemen Keuangan Republik Indonesia Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Umum.
  9. Jovanovic, S., Ilic, I. (2016). Infrastructure as important determinant of tourism development in the countries of southeast europe. Vol. 5, Issue 1 (8).
  10. Lee, C.F., Huang, H.-I., & Yeh, H.-R. (2010). Developing an evaluation model for destination attractiveness: sustainable forest recreation tourism in Taiwan. Journal of Sustainable Tourism, 18 (6), 811-828. Routledge.
  11. Marzuki, et al. (2011). Assessment of nature-based tourism in South Kelantan, Malaysia. Tourismos: An International Multidisciplinary Journal of Tourism. (6), 281-295. Spring.
  12. Mearns, K.F. (20118) An Evaluation of Visitor Facilities and the Visitor Perceptions of the National Zoological Gardens in South Africa. Athens Journal of Tourism. Vol.5 (3), pp 163-180.
  13. Nandi. (2005). Memaksimalkan Potensi Wisata Alam di Jawa Barat. Jurnal Manajemen Resort and Leisure. (1).
  14. PerDirjen 02/12. Peraturan Direktur Jendral Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam No P.02/IVSET/2012 tentang Pembangunan Sarana Pariwisata Alam di Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam.
  15. PerMenHut 22/12. Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.22/Menhut-ll/2012 tentang tentang Pedoman Kegiatan Usaha Pemanfaatan Jasa Lingkungan Wisata Alam Pada Hutan Lindung.
  16. PerMenParEkraf 7/20. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 7 Tahun 2020 Tentang Petunjuk Operasional Pengelolaan Dana Alokasi Khusus Fisik Bidang Pariwisata.
  17. PerMenPU 3/13. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 03/PRT/M2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.
  18. Peraturan Menteri Nomor 3 Tahun 2018 Tentang Petunjuk Operasional Pengelolaan Dana Alokasi Khusus Fisik Bidang Pariwisata.
  19. Priskin, J. (2001). Assessment of natural resources for nature-based tourism: the case of the Central Coast Region of Western Australia. Journal of Tourism Management, 22, 637-648. Pergamon. Australia.
  20. Probstl, U., Wirth, V., Elands, B., & Bell, S. (2010). Management of recreation and nature based tourism in european forest. Springer-Verlag Berlin Heidelberg.
  21. Qin, G., & Cheng, B. (2021). Analysis on the impact of Forest Park facilities on the performance of Forest Park tourism: an empirical study of Forest parks in China. Tourism Planning & Development, 18(4), 457-478.
  22. Sekaran, U., & Roger, B. (2016). Research methods for business: a skill-building approach (7th Ed). United Kingdom: Wiley.
  23. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
  24. Sharpley, R. (2000). The influence of the accommodation sector on tourism development: Lessons from Cyprus. International Journal of Hospitality Management, 19(3), 275–293. https://doi.org/10. 1016/S0278-4319(00)00021-9.
  25. Suwantoro, Gamal.(2004). Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta. Andi Offset.
  26. The Australian Asset Management Collaborative Group. (2008). Public Sector Asset Performance Measurement and Reporting. CIEAM.
  27. Wiastuti, R. D., Lestari, N. S., Triana, I., Masatip, A., Ngatemin, N., & Mulyadi, B. (2020). Enhancing visitor experiences at digital museum concept in Jakarta. Journal of Environmental Management & Tourism, 11(6), 1435-1444.