Main Article Content
Abstract
Air Asam tambang (AAT) merupakan salah satu isu penting yang menjadi perhatian karena kegiatan penambangan. Air ini dianggap sebagai polutan karena memiliki sifat asam yang tinggi, kandungan ion logam beracun, anion terlarut, kesadahan, dan padatan tersuspensi. Apabila AAT langsung dilepaskan ke lingkungan tanpa proses pengolahan terlebih dahulu, maka memberikan dampak negatif pada lingkungan terutama pada penurunan kualitas air. Pengolahan AAT umumnya digolongkan menjadi 2 yaitu metode active treatment dan passive treatment. Salah satu passive treatment yang paling efektif digunakan adalah lahan basah buatan (constructed wetland) dengan metode fitoremediasi menggunakan tanaman air seperti Enceng Gondok (Eichhornia crassipes). Enceng Gondok (Eichhornia crassipes) dikenal karena kemampuannya untuk menyerap dan mengakumulasi logam berat seperti besi (Fe) dan mangan (Mn), sehingga dapat mengurangi konsentrasi logam berat dalam air. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa efektivitas Enceng Gondok (Eichhornia crassipes) dapat menurunkan kandungan logam Fe mencapai 92% dan Mn mencapai 73% pada Air Asam Tambang. Peningkatan efektivitas dalam penyerapan dapat dilakukan dengan mengkombinasikan tanaman Enceng Gondok (Eichhornia crassipes) dengan tanaman air hiperakumulator lainnya, substrat organik, dan bahan alkali.
Kata kunci: air asam tambang, enceng gondok (Eichhornia crassipes), logam, besi (Fe), mangan (Mn)
Article Details
Copyright (c) 2024 Mela Faradika, Maria Paulina

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.