Main Article Content
Abstract
Burung rangkong merupakan anggota keluarga Bucerotidae. Hutan yang memiliki ketinggian 0-1000 mdpl merupakan habitat dari burung rangkong. Pegunungan yang memiliki ketinggian lebih dari 1000 mdpl, populasi burung rangkong sudah mulai berkurang. Rangkong badak (Buceros rhinoceros) bersarang pada pohon berukuran raksasa, sehingga rangkong akan tetap tinggal dan menempati pohon di hutan sampai pohon itu mati atau tumbang. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui keanekaragaman jenis burung rangkong yang ada di Blok Pemanfaatan Taman Wisata Alam Seblat. Metode penelitian yang digunakan dalam eksplorasi ini menggunakan teknik Point Count. Data keanekaragaman rangkong diperoleh melalui hasil eksplorasi dengan menghitung jumlah jenis burung dan jumlah individu pada setiap titik penghitungan. Prosedur dilakukan dengan melakukan ekplorasi dengan menetapkan lokasi titik pengamatan. Total titik pengamatan yang didapat berjumlah 4 titik dan jarak pada setiap titik hitung 700 m sampai 900 m. Keanekaragaman jenis burung rangkong yang ditemukan di blok pemanfaatan TWA Seblat berjumlah 2 jenis yang ditemukan dari 9 jenis burung enggang yang tersebar di Pulau Sumatra, yaitu enggang jambul (Aceros comatus) dan kengkareng hitam (Anthracoceros malayanus). Jumlah individu dari enggang jambul yang didapat 26 individu dan untuk kengkareng hitam 4 individu. Berdasarkan data hasil dari penelitian yang sudah dilaksanakan tentang keanekaragaman jenis burung rangkong di blok pemanfaatan TWA Seblat ditemukan 2 spesies burung rangkong dari 9 jenis burung rangkong yang tersebar di Pulau Sumatra yaitu enggang jambul (Aceros comatus), dan kengkareng hitam (Anthracoceros malayanus).
Kata Kunci: Burung rangkong, Kengkareng hitam, Enggang jambul
Article Details
Copyright (c) 2024 Wahyu Ramadhan Suhardiman, Erniwati, Yansen

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
References
Bibby, C., Jones, M., Marsden, S., Sozer, R., Nijman, V., & Shannaz, J. (2000). Teknik-teknik ekspedisi lapangan survei burung. In Edisi Bahasa Indonesia, (pp. 1–179).
BKSDA. (2019). Blok pengelolaan. 0721.
Hadiprakarsa, Y., Kurniawan, J., & Rahman, A. (2018). Ciri-Ciri Umum Enggang. Rangkong Indonesia. https://rangkong.org/
Jarulis, Budiman, Rizwar, Solihin, D. D., & Ani Mardiastuti. (2015). Hornbills (BUCEROTIDAE) in Elephant Concervation Centre (ECC) Forest, Seblat Bengkulu.
Kurnia, Insan, Hendrio Fadly, Udi Kusdinar, Wawan G. Gnawani, Dwi W. Idaman, R. S. D., & YANDHI, Dwi, Grace S. Saragih, Gilang F. Ramdhan, Tyas D. Djuanda, & M. F. R. (2011). Keanekaragaman Jenis Burung Di Taman Nasional Betung Kerihun Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat. Media Konservasi, 10(2), 37–46.
Lubis, N. S., Iqbar, I., & Sugianto, S. (2021). Populasi dan Pola Penyebaran Burung Rangkong (Famili Bucerotidae) di Tahura PMI dengan Pendekatan Sistem Informasi Geografi (SIG). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, 6(1), 77–85. https://doi.org/10.17969/jimfp.v6i1.16705
Nur, R. F., Novarino, W., & Nurdin, J. (2013). Kelimpahan dan Distribusi Burung Rangkong (famili bucerotidae) Di Kawasan PT. Kencana Sawit Indonesia (KSI), Solok Selatan, Sumatera Barat. Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 1(2), 231–236.
Poonswad, P., Tsuji, A., Jirawatkavi, N., & Chimchome, V. (1998). Some aspects of food and feeding ecology of sympatric hornbills species in Khao Yai National Park, Thailand. The Asian Hornbills: Ecology and Conservation, 137–157.
Premono, B. T., & Kunarso, A. (2008). Valuasi Ekonomi Taman Wisata Alam Punti Kayu Palembang (Economic Valuation on Punti Kayu Recreation Park Palembang). Jurnal Penelitian Hutan Dan Konservasi Alam, 7(1), 13–23.
Priyambodo, U. (2021). Status burung di Indonesia. National Geographic Indonesia. https://www.burung.org
Pusat, P. (1999). Undang-undang (UU) Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan, 4(1), 1–5.
Ramadhan, S. (2015). Keanekaragaman Burung Rangkong (Bucerotidae) Yang Terdapat di Pegunungan Gugop Sebagai Referensi Dalam Pembelajaran Mata Kuliah Ornitoligi. Skripsi, 13(3), 1576–1580.
Senoaji, G., Anwar, G., & Suharto, E. (2021). Efektivitas Pengelolaan Taman Wisata Alam (TWA) Seblat di Provinsi Bengkulu dan Sejarah Status Fungsi Kawasannya. Jurnal Ilmu Lingkungan, 19(1), 153–162. https://doi.org/10.14710/jil.19.1.153-162
References
BKSDA. (2019). Blok pengelolaan. 0721.
Hadiprakarsa, Y., Kurniawan, J., & Rahman, A. (2018). Ciri-Ciri Umum Enggang. Rangkong Indonesia. https://rangkong.org/
Jarulis, Budiman, Rizwar, Solihin, D. D., & Ani Mardiastuti. (2015). Hornbills (BUCEROTIDAE) in Elephant Concervation Centre (ECC) Forest, Seblat Bengkulu.
Kurnia, Insan, Hendrio Fadly, Udi Kusdinar, Wawan G. Gnawani, Dwi W. Idaman, R. S. D., & YANDHI, Dwi, Grace S. Saragih, Gilang F. Ramdhan, Tyas D. Djuanda, & M. F. R. (2011). Keanekaragaman Jenis Burung Di Taman Nasional Betung Kerihun Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat. Media Konservasi, 10(2), 37–46.
Lubis, N. S., Iqbar, I., & Sugianto, S. (2021). Populasi dan Pola Penyebaran Burung Rangkong (Famili Bucerotidae) di Tahura PMI dengan Pendekatan Sistem Informasi Geografi (SIG). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, 6(1), 77–85. https://doi.org/10.17969/jimfp.v6i1.16705
Nur, R. F., Novarino, W., & Nurdin, J. (2013). Kelimpahan dan Distribusi Burung Rangkong (famili bucerotidae) Di Kawasan PT. Kencana Sawit Indonesia (KSI), Solok Selatan, Sumatera Barat. Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 1(2), 231–236.
Poonswad, P., Tsuji, A., Jirawatkavi, N., & Chimchome, V. (1998). Some aspects of food and feeding ecology of sympatric hornbills species in Khao Yai National Park, Thailand. The Asian Hornbills: Ecology and Conservation, 137–157.
Premono, B. T., & Kunarso, A. (2008). Valuasi Ekonomi Taman Wisata Alam Punti Kayu Palembang (Economic Valuation on Punti Kayu Recreation Park Palembang). Jurnal Penelitian Hutan Dan Konservasi Alam, 7(1), 13–23.
Priyambodo, U. (2021). Status burung di Indonesia. National Geographic Indonesia. https://www.burung.org
Pusat, P. (1999). Undang-undang (UU) Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan, 4(1), 1–5.
Ramadhan, S. (2015). Keanekaragaman Burung Rangkong (Bucerotidae) Yang Terdapat di Pegunungan Gugop Sebagai Referensi Dalam Pembelajaran Mata Kuliah Ornitoligi. Skripsi, 13(3), 1576–1580.
Senoaji, G., Anwar, G., & Suharto, E. (2021). Efektivitas Pengelolaan Taman Wisata Alam (TWA) Seblat di Provinsi Bengkulu dan Sejarah Status Fungsi Kawasannya. Jurnal Ilmu Lingkungan, 19(1), 153–162. https://doi.org/10.14710/jil.19.1.153-162