Main Article Content

Abstract

Keanekaragaman reptile dan amfibi di Pulau Enggano dapat dikatakan sangat sedikit. Menurut anonim (2017) hanya terdapat beberapa jenis ular. Hasil dari catatan spesimen Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) dan hasil survei lapangan ekspedisi 2015 LIPI, Pulau Enggano ternyata memiliki 20 jenis reptil dan 2 jenis amfibi. Empat jenis reptil merupakan endemik, yakni Draco modigliani (cicak terbang modigliani), Cnemaspis modigliani (cicak batu modigliani), Hemiphyllodactylus engganonensis (cicak ramping enggano), dan Coelognathus enganensis (ular tikus enggano). Penelitian ini bertujuan untuk membahas pengetahuan jenis ular di pulau Enggano dan Universitas Bengkulu untuk mengetahui spesies ular di Pulau Enggano desa Kahyapu, dan desa Banjarsari, menjadi perbandingan dengan Universitas Benkulu  sehingga dapat menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya. Pengambilan data di lapangan menggunakan metode Visual Encounter Survey (VES). Di Desa Kahyapu, Pulau Enggano, saya menemukan 9 individu ular dari 5 spesies, yaitu Laticauda colubrine (1 individu), Indotyphlops braminus (1 individu), Cerberus rynchops (4 individu), Coleknatus engganoensis (1 individu), dan Ptyas pulverulentus (2 individu). Sementara itu, di Desa Banjarsari, Pulau Enggano, saya menemukan 8 individu ular dari 3 spesies, yaitu Indotyphlops braminus (1 individu), Python reticulatus (3 individu), dan Ptyas pulverulentus (4 individu). Secara keseluruhan, saya menemukan 17 individu ular, dengan spesies Python reticulatus lebih banyak ditemukan di Banjarsari dan Cerberus rynchops lebih banyak ditemukan di Kahyapu. Di Universitas Bengkulu, saya menemukan 5 spesies ular dari 2 famili, yaitu famili Colubridae yang terdiri dari Ptyas carinata (ular king koros), Ahaetulla prasina (ular pucuk), Coelgnathus flavolineatus (ular sawo/kopi), dan Dendrelaphis pictus (ular tali picis), serta 1 spesies dari famili Elapidae, yaitu Calliophis intestinalis (ular cabe kecil).


 


Kata Kunci : Keanekaragaman, Ular, Reptile, pulau Enggano, Visual Encounter Survey

Article Details

References

  1. IUCN Red List of Threathed Species. (2020). https://www.iucnredlist.org/. Diakses pada 1 Juli (2020).
  2. Maryanto, Ibnu (ed.). Ekspedisi Pulau Enggano. LIPI Press, (2017).
  3. Obst FJ. (1988). Atlas of Reptiles and Amphibians for the Terrarium. T.F.H. Publications.inc. United State of America
  4. Pernetta, J. (1977). Observations on the habits and morphology of the sea snake Laticauda colubrina (Schneider) in Fiji. Canadian Journal of Zoology, 55(11), 1612-1619. https://doi.org/10.1139/Z77-210
  5. Platt, S.G., Dingqi, R., Li, F., Ma, X. & Rainwater, T.R. (2017). Ptyas korros (Javan Rat Snake) Diet. Herpetological Review, 48: 458-459
  6. Rambosius1, T. R. (2019). Inventarisasi Jenis-jenis Ular ( Serpenthes ) di Kawasan Universitas. Protobiont.
  7. Reza, F. (2018). Keanekaragaman Ular Pitviper Sumatera (Serpentes Viperidae) . Jurnal Trop. Biodiv. Biotech.
  8. Qurniawan, T. F., F. U. Addien., R. Eprilurahman, dan Trijiko. (2012). Eksplorasi Keanekaragaman Herpetofauna di Kecamatan Girimulyo Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta. Jurnal Teknosains,1 (2): 71-143.