Main Article Content

Abstract

Rotan merupakan tumbuhan yang termasuk kedalam suku Araceae. Rotan adalah palem berduri yang memanjat dan juga merupakan hasil hutan bukan kayu yang terpenting di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis rotan yang ada di Zona Pemanfaatan Taman Nasional Kerinci Seblat Wilayah VI kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu. penelitian ini dilakukan pada bulan September 2024 yang berlokasikan di Zona Pemanfaatan Taman Nasional Kerinci Seblat Wilayah VI kabupaten Lebong menggunakan metode jelajah dengan plot berukuran 4m x 4m sebanyak 106 plot. Hasil penelitian ditemukan 9 jenis rotan dan 4 marga yaitu: Calamus, Ceratolobus, Daemonorops, dan Khortlasia sebanyak 960 individu. Nilai indeks keasnekaragaman yang didapat yaitu 1,62. Nilai kepadatan populasi yang didapat adalah 0,06 dan nilai indeks kemerataan jenis nya adlah 0,74.


 


Kata kunci: Rotan, Keanekaragaman Spesies , TNKS

Article Details

References

  1. Agus A.K., A. Sudharthono, & B. Toknok. 2014. Keanekaragaman Jenis Rotan (Calamus spp.) di Kawasan Hutan Lindung Wilayah Kecamatan Dampelas Sojol Kabupaten Donggola. (2) 2 hal 102-108. Sulawesi Tengah.
  2. APG (Angiosperm Phylogeny Group) IV. (2016). An update of the angiosperm phylogeny group classification for the orders and families of flowering plants: APG IV. Bot. J. Linnean Soc, 181, 1-20.
  3. Atok. 2010. Etnobotani Masyarakat Suku Bunaq (Studi Kasus di Desa Dirun Kecamatan Lamaknen Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur). Skripsi. Bogor: Departemen Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
  4. Al, R.H. 1989. Teknik penanaman rotan. Informasi teknis Penelitian dan Pengembangan Hutan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Bogor.
  5. Baharuddin & I. Taskirawati. 2009. Hasil Hutan Bukan Kayu. Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin, Makassar.
  6. Dransfield, J. 1992. The ecology and natural history of rattans. In: R.W. M. Wan, R.W. M., J. Dransfield & N. Manokaran (eds). A Guide to the Cultivation of Rattan. Kuala Lumpur (MY): Forest Reseach Institude.
  7. Dransfield, J. & N. Manokaran. 1994. Plant Resources of South-East Asia 6: Rattans.
  8. Dransfield, J. & Manokaran, N. 1996. Rotan Sumber daya nabati Asia Tenggara. No. 6. Bogor, Gdjah Mada University Press & Prosea Indonesia.
  9. Dransfiled, J. 1997. The rattans of Brunei Darussalam. Ministry of Industry and Primary Resources. Brunei Darussalam.
  10. Dransfield J. 2001. Two new species of Daemonorops (Aracaceae) from Vietnam. Kew Bulletin 56: 661-667.
  11. Dransfield, J., N.W. Uhl., C.B. Asmussen., W.J. Baker., M.M. Harley., & C.E. Lewis. 2008. Genera Palmarum: The evolution and classification of palms, US, University of Chicago Press.
  12. Hidayat, T. N., Yoza, D. Budiani, E. S. 2017. Identifikasi Jenis-Jenis Rotan pada Kawaasan Arboretum Universitas Riau. Jurnal Faperta Vol. 4 No. 1 Februari 2017. Riau.
  13. Hepyana, P. 2008. Kajian Struktur, Komposisi dan Pemanfaatan Jenis-Jenis Rotan di Bukit Lumut Hutan Lindung Gedang Hulu Lais Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu. Skripsi. Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu, Bengkulu.
  14. Herliyana, E. N. 2009. Identifikasi Jamur Mold dan Blue Stain Pada Rotan. Jurnal Ilmu Teknologi dan Hasil Hutan. (2) 1 hal 21-26. Bogor.
  15. Hermawan, R. 2009. Kajian Ekologi Tumbuhan Langkah Rotan Beula (Ceratolobus Glaucescens Blume Di Cagar Alam Sukawayana Sukabumi Jawa Barat). Tenis Departenmen Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian 2009. Bogor
  16. Heyne, K. 1992. De nuttige planten van Nederlandsch Indie. 1:3 73-74. Baatavia: Ruygrok & Co.
  17. Fachrul, M. F. 2012. Metode Sampling Bioekologi. Bumi Aksara; Jakarta
  18. Januminro. 2009. Keindahan Rotan Indonesia. Cara Mudah Membuat Anyaman dan Mebel Rotan. Yogyakarta: Kanisius.
  19. Kalima, T. 1996. Studi potensi rotan di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Jawa Barat. Buletin Penelitian Hutan. 602:9-16.
  20. Kalima, T. 2008. Keanekaragaman Jenis Rotan (Calamus spp.) di Kawasan Hutan Lindung Wilayah Kecamatan Dampelas Sojol Kabupaten Donggala. Universitas Tadulako: Warta Rimba Univ. Tadaluko Abstr., vol. 2, pp. 102-108, 2014.
  21. Kalima, T. & A. Susilo. 2015. The Future Prospect of Rattan as Food Resources in Central Kalimantan. Kalimantan. Proceeding of 6th International Conference on Global Resource Conservation. 62-68.
  22. Kalima, T. & H. Rustiami. 2018. Identifikasi dan Pertelaan Jenis Rotan pulau Jawa. (P. Darnaedi, D.,Setio (ed.); 1st ed.). CV. Sinar Jaya Anggota IKAPI.
  23. Kalima, T., R. Damayanti., A. Susilo. 2019. Rotan Potensial dari Hutan Bukit Pekak, Merangin, Jambi. J. Trop. Biodiv. and Biotech., vol. 04 (2019), 32-41
  24. Kusnaedi, I., A.S. Pramudita. 2013. Sistem Bending pada Proses Pengol aha Kursi Rotan di Cirebon. Jurnal Rekajiva. 1 (2). Cirebon.
  25. Lianto, J. & C.C. Lestari. 2011. Rancang Bangun Sistem Pengenal Bentuk Morfologi Daun Untuk Klasifikasi Spesies Tanaman Dengan Jaringan Saraf Tiruan Berbasis Android. Universitas Ciputra. Surabaya.
  26. Lingga, P. dan Marsono. 2008. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya, Jakarta.
  27. Mori, T. 1980. Growth of Rotan Manau (Calamus manan) Seedling Under Various Light Conditions. Malay. For. 43: 187-191.
  28. Nurwiyoto, N. 2021. Karakteristik Morfologi, Populasi, dan Habitat Rotan Jernang (Daemonorops didymophylla Becc.) di Desa Gedung Sako, Kecamatan Kaur Selatan, Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu. Konservasi Hayati, 17(1), 17-28.
  29. Odum, E.P. (1993). Dasar-Dasar Ekologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
  30. Patty, J.T., W. Arianto., & H. Suhartoyo. 2022. Kajian Populasi Bunga Bangkai (Amorpophallus titanium [Becc.] Becc. Ex Arcang.) di KHDTK (Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus). 2(3), 78-89.
  31. Pribadi, H. 2012. Kajian Ekonomi Pengembangan Usaha Industri Mebel Rotan di Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah. Jurnal Hutan Tropis (13) 2. Palu
  32. Ramadhan, R.S. 2021. Keanekaragaman Jenis Rotan pada Kawasan Hutan TNBBS Wilayah Resort Merpas Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu. Skripsi. Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu, Bengkulu.
  33. Rizki, R. & D.M. Sari. 2017. Etnobotani Study on Mangrove Forests in Padang City and Pariaman City. Bioscience, 1 (2), 87-91.
  34. Simanungkalit, R.D.M., D.A Suriadikarta., R.M Saraswati., D. Setyorini. & W. Hartatik. 2019. Pupuk 2: Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Litbang Pertanian, 245.
  35. Santisuk, T. & K. Larsen. 2013. Flora Of Thailand. (Volume 11 part 3). Bangkok: The Forest Herbarium. Royal Forest Departement.
  36. Sanusi, D. 2012. Rotan Kekayaan Belantara Indonesia. Brilian Internasional Surabaya.
  37. Sari, R.W., A. Hikmat. & Y. Santosa. 2015. Pendugaan Produksi Jernang (Daemonorops didymophylla Becc.). Berdasarkan Karakteristik Morfometrik Rotan. Media Konservasi, 20(2), 140-148.
  38. Siska, L., S. Zainal. & S.M. Sirait. 2015. Etnobotani Rotan Sebagai Bahan Kerajinan Anyaman Masyarakat Sekitar Kawasana Taman Wisata Alam Bukit Kelam Kabupaten Sintang. Jurnal Hutan Lestari, 3(4), 496-506.
  39. Tambunan, E.A. 2010. Kajian pemanfaatan Rotan di Kecamatan Doloksanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan. Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera. Medan.
  40. Tellu, A.T. 2004. Identification keys on rattans (Calamus spp.) from Central Sulawesi based on anatomical structure of stems. Biodiversitas J Biol Divers. 6(2):113117.doi:10.13057/biodiv/do60209.
  41. Tluanga, L., H. Lalramnghinglova. 2010. Status of Research on rattans: A review. Science Visions. 10 (2):51-56.
  42. Uhl, N.W. & J. Dransfield. 1987. Genera palmarum: A Classification of Palms Based on the Work to the Harold, E Moore, Jr. Allen Press
  43. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.
  44. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
  45. Wiryono. 2020. Ekologi Hutan dan Aplikasinya. Universitas Bengkulu Press, Bengkulu.