https://ejournal.unib.ac.id/jhutanlingkungan/issue/feed Journal of Global Forest and Environmental Science 2025-08-15T06:22:20+00:00 Saprinurdin jhutanlingkungan@unib.ac.id Open Journal Systems <p><strong>Journal of Global Forest and Environmental Science (Jurnal Rimba Raya dan Ilmu Lingkungan)</strong> is a peer-reviewed scientific journal <span>issued by <strong>Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP)</strong>, Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu (Publishing House of Faculty of Agriculture, University of Bengkulu). This journal </span>publishes manuscripts in forestry and environmental issues widely, including forest management, forest products and technology, social forestry, silviculture, agroforestry, forest soil science, forest protection, urban forestry, and forest ecology. This journal is published in bilingual (English and Bahasa Indonesia). <span style="font-size: 0.83em;"> </span></p><p><span style="font-size: 0.83em;"><strong><strong>Journal of Global Forest and Environmental Science (Jurnal Rimba Raya dan Ilmu Lingkungan)</strong> </strong>was first published in 2021 and will be published twice a year in June and December.</span></p><h2 class="MsoNormal"> </h2> https://ejournal.unib.ac.id/jhutanlingkungan/article/view/42773 Various Efforts to Resolve Conflicts in Oil Palm Plantations in Riau: A Case Study of PTPN V and PT Salim Ivomas Pratama Group 2025-06-20T03:28:56+00:00 Niken Iwais nikenauroraiwais@gmail.com Sandila Sari Nikenauroraiwais@gmail.com Azein Fiqri Fadhillah Nikenauroraiwais@gmail.com Chirstine Wulandari Nikenauroraiwais@gmail.com Indra Gumay Febryano Nikenauroraiwais@gmail.com Rudi Hilmanto Nikenauroraiwais@gmail.com Kheynad Nikenauroraiwais@gmail.com <p><em>This study examines efforts to resolve tenure conflicts in oil palm plantations in Riau Province, with a focus on case studies on PTPN V and PT Salim Ivomas Pratama Group. Using a qualitative approach based on literature studies, data were collected from various relevant secondary sources and published in the time frame 2010–2024. This study aims to identify the root causes of conflicts, the actors involved, and the resolution strategies used. The results show that the conflict is triggered by overlapping claims on customary land and unclear Right to Use (HGU). The most effective conflict resolution involves participatory mediation between indigenous peoples, companies, and governments, as well as the support of independent institutions such as Komnas HAM and professional appraisals. Legal recognition of customary lands and the involvement of customary institutions are also key in building trust and reaching agreements. This study has limitations because it only uses a literature study without field verification. Therefore, further research with a qualitative field approach is recommended to strengthen the findings and understand local dynamics in more depth.</em></p> <p><strong><em>Keywords: </em></strong><em>tenure conflict, palm oil, PTPN V, Salim Ivomas, participatory mediation, Riau</em>.</p> 2025-06-26T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 niken iwais https://ejournal.unib.ac.id/jhutanlingkungan/article/view/44382 KEANEKARAGAMAN SPESIES ULAR DI PULAU ENGGANO DAN AREA UNIVERSITAS BENGKULU 2025-08-14T18:31:35+00:00 Agung Dwi Senata agungdwisenata246@gmail.com Agus Susatya agussusatya@unib.ac.id Wahyudi Arianto wahyudiarianto@unib.ac.id <p><em>Keanekaragaman reptile dan amfibi di Pulau Enggano dapat dikatakan sangat sedikit. Menurut anonim (2017) hanya terdapat beberapa jenis ular. Hasil dari catatan spesimen Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) dan hasil survei lapangan ekspedisi 2015 LIPI, Pulau Enggano ternyata memiliki 20 jenis reptil dan 2 jenis amfibi. Empat jenis reptil merupakan endemik, yakni Draco modigliani (cicak terbang modigliani), Cnemaspis modigliani (cicak batu modigliani), Hemiphyllodactylus engganonensis (cicak ramping enggano), dan Coelognathus enganensis (ular tikus enggano). Penelitian ini bertujuan untuk membahas pengetahuan jenis ular di pulau Enggano dan Universitas Bengkulu untuk mengetahui spesies ular di Pulau Enggano desa Kahyapu, dan desa Banjarsari, menjadi perbandingan dengan Universitas Benkulu&nbsp; sehingga dapat menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya. Pengambilan data di lapangan menggunakan metode Visual Encounter Survey (VES). Di Desa Kahyapu, Pulau Enggano, saya menemukan 9 individu ular dari 5 spesies, yaitu Laticauda colubrine (1 individu), Indotyphlops braminus (1 individu), Cerberus rynchops (4 individu), Coleknatus engganoensis (1 individu), dan Ptyas pulverulentus (2 individu). Sementara itu, di Desa Banjarsari, Pulau Enggano, saya menemukan 8 individu ular dari 3 spesies, yaitu Indotyphlops braminus (1 individu), Python reticulatus (3 individu), dan Ptyas pulverulentus (4 individu). Secara keseluruhan, saya menemukan 17 individu ular, dengan spesies Python reticulatus lebih banyak ditemukan di Banjarsari dan Cerberus rynchops lebih banyak ditemukan di Kahyapu. Di Universitas Bengkulu, saya menemukan 5 spesies ular dari 2 famili, yaitu famili <strong>Colubridae</strong> yang terdiri dari Ptyas carinata (ular king koros), Ahaetulla prasina (ular pucuk), Coelgnathus flavolineatus (ular sawo/kopi), dan Dendrelaphis pictus (ular tali picis), serta 1 spesies dari famili <strong>Elapidae</strong>, yaitu Calliophis intestinalis (ular cabe kecil).</em></p> <p><em>&nbsp;</em></p> <p><strong><em>Kata Kunci : </em></strong><em>Keanekaragaman, Ular, Reptile, pulau Enggano, Visual Encounter Survey</em></p> 2025-06-26T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 AGUNG DWI SENATA, Agus Susatya, Wahyudi Arianto https://ejournal.unib.ac.id/jhutanlingkungan/article/view/42966 Pengaruh macam media tanam dan pemberian dosis pupuk NPK terhadap pertumbuhan bibit Kayu bawang (Azadirachta excelsa (Jack) Jacobs) 2025-06-30T09:03:26+00:00 Fitri Rahayu melafaradika@unib.ac.id Deselina deselina@unib.ac.id Efratenta K Depari efratenta@unib.ac.id Mela Faradika melafaradika@unib.ac.id Maria Paulina maria.paulina@unib.ac.id <p>Kayu bawang (<em>Azadirachata excelsa</em> (Jack) Jacobs) adalah tanaman hutan unggulan lokal Bengkulu untuk penghasil kayu pertukangan dan funitur. Untuk memproduksi bibit kayu bawang memerlukan media tanam tanam baik yang mendukung pertumbuhannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh macam media tanam, dosis pupuk NPK dan interaksi antara macam media tanam dan dosis pupuk NPK terhadap pertumbuhan bibit Kayu bawang Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) yang dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor perlakuan media tanam dan faktor dosis pupuk NPK. Variabel yang diamati meliputi pertambahan tinggi, pertambahan diameter, luas daun, kandungan klorofil, berat basah tajuk, berat kering tajuk, berat basah akar, berat kering akar, dan indeks mutu bibit. Berdasarkan hasil penelitian bahwa perlakuan media tanam maupun dosis NPK berpengaruh nyata terhadap variabel pertambahan tinggi, pertambahan diameter, berat basah tajuk, berat kering tajuk, berat basah&nbsp; akar, dan berat kering akar. Perlakuan media terbaik, yaitu media tanam P1 (tanah topsoil 100%), P2 (tanah subssoil 100%) dan (P3) tanah gambut 100%. Perlakuan dosis pupuk NPK terbaik, yaitu D1 (dosis 5 g) dan D2 (10 g). Sedangkan, kombinasi media tanam dan pupuk NPK berpengaruh nyata hanya terhadap variabel pertambahan tinggi tanaman kayu bawang, dimana perlakuan P1D1 memiliki pertambahan tinggi yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan kombinasi lainnya.</p> 2025-06-26T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Mela Faradika https://ejournal.unib.ac.id/jhutanlingkungan/article/view/42842 Analisa Berat Jenis dan Keuletan Kayu Mersawa Tenam (Anisoptera marginata sp) dan Kayu Laban (Vitex pubescens vahl) sebagai Bahan Baku Pembuatan Badan Kapal Tradisional di PPI Kota Bengkulu 2025-06-30T09:05:14+00:00 Nani Nuriyatin nnuriyatin@unib.ac.id Deselina deselina@unib.ac.id Muhammad Sayyid Ridho nnuriyatin@unib.ac.id <p><em>Kota Bengkulu yang terletak di pesisir barat Pulau Sumatera, merupakan bagian dari Provinsi Bengkulu. Di sepanjang wilayah pesisirnya, terdapat beberapa pusat penangkapan ikan yang didukung oleh berbagai galangan kapal, seperti kawasan Pulau Baai, Pantai Kualo, dan Pantai Jakat. Tidak semua kayu dapat dijadikan sebagai material pembuat kapal. Kayu yang digunakan sebagai bahan baku kapal harus memenuhi persyaratan tertentu karena bagian ini berhubungan langsung dengan air laut dan ombak yang dapat merusak bagian pembuatan kapal. Secara umum, persyaratan untuk kayu yang digunakan dalam pembuatan kapal melibatkan beberapa aspek, seperti pemilihan jenis material kayu untuk keperluan pembuatan kapal kayu harus didasarkan pada sifat atau karakteristik dari kayu yang akan digunakan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menentukan nilai kadar air dan berat jenis serta keuletan kayu Mersawa tenam dan laban. Penelitian ini berlangsung pada bulan Juli-Agustus 2024 di laboratorium Jurusan Kehutanan dan laboratorium Materialurgi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Bengkulu. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Analisis data menggunakan metode uji berat jenis, kadar air serta keuletan kayu.Hasil penelitian ini didapatkan nilai berat jenis kayu laban 0,81 dan kayu mersawa tenam 0,62. Nilai Keuletan kayu laban 0,0078 j/mm dan kayu mersawa tenam 0,0073 j/mm.</em></p> <p><strong><em>Kata Kunci :</em></strong><em> Kayu Laban, Kayu Mersawa Tenam, Kapal, Berat jenis, Keuletan kayu</em><em>.</em></p> <p>&nbsp;</p> 2025-06-26T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Nani Nuriyatin https://ejournal.unib.ac.id/jhutanlingkungan/article/view/43217 Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Desa Wisata Belitar Seberang, Kecamatan Sindang Kelingi, Kabupaten Rejang Lebong 2025-07-30T01:59:56+00:00 Septaria Veronica Sitio tarisitioe1b018015@gmail.com Siswahyono Siswahyono wahyono91@yahoo.com Putranto B A Nugroho putranto@myself.com Efratenta Katherina Depari efratentadepari@unib.ac.id <p>Community participation is an important element in the development of community-based tourism villages. The study was conducted from November to December 2024 using a descriptive qualitative and quantitative approach. Data were collected through observation, interviews, and the distribution of questionnaires to 60 respondents from community members, tourism village managers, and local groups such as tourism awareness groups, youth organizations, and micro, small, and medium enterprises. The results indicated that the forms of community participation include planning, implementation, promotion, and evaluation of tourism village activities. The consultative level dominated the degree of community participation, with 17 respondents classified as passive, 30 as consultative, 9 as functional, and 4 as highly interactive. Community involvement is mainly limited to providing opinions and has not yet been fully integrated into decision-making processes or tourism management. Therefore, further efforts are needed to enhance the capacity and awareness of the community regarding the importance of their active role in the management of tourism villages.</p> <p>&nbsp;</p> 2025-06-26T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Efratenta Katherina Depari, Siswahyono Siswahyono, Septaria Veronica Sitio, Putranto B A Nugroho https://ejournal.unib.ac.id/jhutanlingkungan/article/view/42561 Potential Biomass and Carbon Storage of Casuarina equisetifolia L. Stands in the Bengkulu City Conservation Area 2025-06-15T04:39:39+00:00 Albert Farma afarma@unib.ac.id Wiryono wiryono@unib.ac.id Amelia Dwi Susanti amelia.susanti@unib.ac.id <p>Coastal She-Oak (<em>Casuarina equisetifolia</em> L) is a pioneer tree species that forms coastal forests in Bengkulu City and plays an important role in the carbon dynamics cycle. The aim of this study was to calculate the biomass potential and carbon storage in sea pine stands within a conservation area, namely Taman Wisata Alam Pantai Panjang dan Pulau Baai. Data collection was conducted from January 2014 to April 2014 using a non-destructive method. The allometric equation used for sea pine was ln Y = -2.177 + 2.523 × (ln DBH) (Dudley &amp; Fownes, 1992). A total of 20 measurement plots were used, each measuring 20m × 20m and systematically placed. The results showed that the biomass of sea pine stands in this area was 9.3 ± 0.04 tons/ha, with a total biomass of 195.6 ± 0.9 tons. Meanwhile, the carbon storage was 4.3 ± 0.9 tons C/ha, and the carbon dioxide sequestration was 15.7 ± 3.15 tons CO₂/ha. Trees with a diameter above 40 cm had the lowest density, but they stored the largest amount of carbon in this area.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Key words: <em>Casuarina equisetifolia L, biomass, carbon storage</em></p> 2025-06-26T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Albert Farma https://ejournal.unib.ac.id/jhutanlingkungan/article/view/44383 Acacia (Acacia mangium Willd) Tree Health on KAMPUS UTAMA UNIVERSITAS BENGKULU 2025-08-14T18:41:45+00:00 Risna Natalia Br Munthe risnamunte144@gmail.com Edi Suharto edi.suharto@unib.ac.id Saprinurdin Saprinurdin saprinurdin@unib.ac.id Enggar Apriyanto enggar.apriyanto@unib.ac.id <p><em>Acacia (Acacia mangium Willd) is a type of tree that can grow well on marginal land</em><em> and adaptive under climate change</em><em>. This study aims to determine the health level of acacia trees on the Main Campus of the University of Bengkulu. This study was conducted in May-July 2024</em><em>. </em><em>The research method used the "Purposive Sampling" method with a total of 5 research </em><em>stations</em><em>. Data collected in the field were the level of tree health (type of damage, location of damage and severity class of damage), height and diameter of acacia trees and plants around acacia trees. Abiotic factors observed were climatic factors (humidity, light intensity, temperature and wind speed) and edaphic factors (soil pH). Based on the results of the study, 8 types of damage were obtained, namely; dieback, vines, broken or dead branches, broken or cracked stems, open wounds, cancer, termite nests and gummosis. The results of the study obtained a Damage Index Value at the plot level or Plot Level Index (PLI), namely, beside the Multipurpose Building of 5.8 (light), Joint Building 3 of 3.7 (healthy), Faculty of Medicine and Health Sciences of 1.7 (healthy), behind the Rectorate 4 of 1.7 (healthy) and Forestry Department 5 of 3.8 (healthy) and obtained a Cluster Damage Index Value or Cluster Level Index (CLI) of 3.3.</em></p> 2025-06-26T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Risna Natalia Br Munthe, Edi Suharto, Saprinurdin Saprinurdin, Enggar Apriyanto https://ejournal.unib.ac.id/jhutanlingkungan/article/view/44384 KERAGAMAN JENIS TANAMAN POLA AGROFORESTRI KEBUN CAMPUR (STUDI KASUS : DESA BATU AMPAR, KECAMATAN MERIGI, KABUPATEN KEPAHIANG) 2025-08-14T23:16:42+00:00 Adelia Dwi Handayani edi.suharto@unib.ac.id Edi Suharto edi.suharto@unib.ac.id Gunggung Senoaji gunggung.senoaji@unib.ac.id <p><em>Agroforestry can be the answer to the need to utilize land in a more productive way while fulfilling the needs of people's lives. Through the application of agroforestry, it can create a sustainable agricultural system, increase soil fertility, maintain biodiversity, provide protection for plants from extreme weather, and provide economic benefits for farmers (ATjatjo et al., (2015)). This study used a purposive sampling technique with the criteria of abundant types of forestry, agricultural, and plantation plants. Based on the results of the study, it was found that in Batu Ampar Village, Merigi District, Kepahiang there were 16 types of forestry plants, 13 types of agricultural plants, 9 types of plantation plants. The diversity index of plant species is in the moderate category, namely there are 31 types of individual plants divided into tree level of 15 types of individual plants, pole level of 8 types of individual plants, sapling level of 2 types of individual plants, and seedling level of 6 types of individual plants and the highest level of diversity of forestry plant species is dominated by Robusta Coffee (Coffea canephora), Areca Nut (Areca catechu L.) and Durian (Durio zibethinus Murr.) Furthermore, for the highest level of diversity of agricultural plant species, it is dominated by Banana (Musa spp.), Cayenne Pepper (Capsicum frustescens L.), and Durian (Durio zibethinus Murr.) plants, while at the level of diversity of plantation plant species, it is dominated by Gamal (Gliricidia sepium), Black Pepper (Piper nigrum L.), and Robusta Coffee (Coffea canephora) followed by Areca Nut (Areca catechu L.).</em></p> <p>&nbsp;</p> <p>Keywords: Agroforestry planting patterns, Diversity index, Diversity level</p> 2025-06-26T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Adelia Dwi Handayani, Edi Suharto, Gunggung Senoaji https://ejournal.unib.ac.id/jhutanlingkungan/article/view/44385 ANALISIS KINERJA PENYULUH KEHUTANAN DALAM PENDAMPINGAN PERHUTANAN SOSIAL: (STUDI KASUS PADA PENYULUH KPHL BUKIT DAUN) 2025-08-14T23:27:27+00:00 Muhammad Krisna Fachreza alvinrudi29@gmail.com Siswahyono siswahyono@unib.ac.id Hefri Oktoyoki hefri.oktoyoki@unib.ac.id <p><em>Kondisi Masyarakat disekitar hutan merupakan mayoritas masyarakat miskin dan memiliki pendidikan rendah, keterbatasan tersebut membuat masyarakat melakukan perambahan kawasan hutan. Untuk menyelamatkan hutan dari perembahan pemerintah melibatkan masyarakat atau memberdayakan masyarakat dalam mengelola kawasan hutan, salah satu cara yang dilakukan pemerintah untuk memecahkan permasalahan tersebut yaitu dengan Perhutanan Sosial. Penyuluh kehutanan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam upaya suksesnya Perhutanan Sosial. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui karakteristik penyuluh kehutanan di KPHL Bukit Daun. Dan Mengetahui kinerja penyuluh kehutanan dalam pendampingan perhutanan sosial: studi kasus pada Penyuluh KPHL Bukit Daun tahun 2023. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April – Desember 2024 yang berlokasi di KPHL Bukit Daun. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer berupa variabel utama yang diteliti adalah karakteristik penyuluh kehutanan sebanyak 16 orang, dan kinerja penyuluh kehutanan. Data sekunder terdiri dari keadaan umum lokasi penelitian, situasi dan sebaran jumlah sumber daya penyuluh hutan di KPHL Bukit Daun. Unsur karakteristik penyuluh kehutanan seperti umur, masa kerja, tingkat pendidikan, dan frekuensi pelatihan yang diikuti. Kinerja penyuluh kehutanan mengacu pada penilaian capaian target kinerja pendamping perhutanan sosial dalam melaksanakan tugas-tugas pokok yang ditetapkan oleh Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan (BPSKL) Wilayah Sumatera. Hasil penelitian didapatkan karakteristik pendamping PS KPHL Bukit Daun rata-rata memiliki umur di angka 44,57 Tahun, masa kerja rata-rata di angka 14,68 Tahun, tingkat pendidikkan rata-rata berpendidikkan S1 dengan persentase 81,25% atau 13 pendamping, 2 pendamping berpendidikkan S2 dengan persentase 12,5%, dan 1 pendamping berpendidikkan SLTA dengan persentase 6,25%, dan untuk frekuensi pelatihan rata-rata pendamping telah mingikuti pelatihan sebanyak 3,62 kali. Nilai kinerja pendamping PS yang didapat berkisar antara 66 hingga 89,8. Tujuh pendamping mendapatkan nilai “Baik”. Di sisi lain, terdapat Sembilan pendamping mendapatkan nilai “Cukup baik”. Mengindikasikan kinerja pendamping dalam melaksanakan tugas-tugas pokok dan pendamping terhadap kelompok binaan mencapai hasil yang diharapkan.</em></p> <p><strong><em>Kata kunci: </em></strong><em>Perhutanan Sosial, HKm, Penyuluh Kehutanan, Kinerja Penyuluh Kehutanan, KPHL Bukit Daun Provinsi Bengkulu</em></p> 2025-06-26T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Muhammad Krisna Fachreza, Siswahyono, Hefri Oktoyoki https://ejournal.unib.ac.id/jhutanlingkungan/article/view/44386 STUDI POPULASI SIAMANG (Symphalangus syndactylus) DI BLOK PERLINDUNGAN TAMAN WISATA ALAM SEBLAT KABUPATEN BENGKULU UTARA PROVINSI BENGKULU 2025-08-14T23:38:49+00:00 Saron Silaban saronsilaban0@gmail.com M. Fajrin Hidayat mfajrinhidayat@unib.ac.id Erniwati erniwati@unib.ac.id <p><em>Siamang (Symphalangus syndactylus) merupakan salah satu spesies dari family Hylobatidae. Keberadaan siamang memiliki peran penting pada ekosistem hutan, yaitu membantu proses pertumbuhan tanaman, sebagai polinator dan penyebar biji tumbuh-tumbuhan, sehingga pada umumnya primata termasuk siamang memainkan perannya sebagai spesies kunci (key species) dalam sebuah ekosistem. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ukuran kelompok, struktur umur dan rasio seksual siamang (Symphalangus syndactylus) di Blok Perlindungan Taman Wisata Alam Seblat Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu. Penelitian ini berlangsung pada Bulan Agustus 2024 di Blok Perlindungan TWA Seblat Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu dengan teknik pengambilan data di lapangan yaitu menggunakan metode Triangle dan Concentration Count. </em></p> <p><em>&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Hasil penelitian menunjukkan ditemukan 12 individu siamang yang terbagi dalam 4 kelompok dengan ukuran rata-rata kelompok yaitu 3 individu/kelompok siamang. Berdasarkan komposisi umur kelompok siamang yang teridentifikasi yaitu bayi, remaja dan dewasa. Perbandingan jumlah jantan dan betina (sex ratio) pada kelas umur siamang dewasa yaitu 1:1 merupakan perbandingan yang stabil atau ideal bagi perkembangan populasi siamang pada waktu atau tahun berikutnya sedangkan, kelas umur siamang remaja yaitu 2:1 yang menunjukkan belum adanya kestabilan komposisi jenis kelamin, komposisi kelas umur serta ukuran kelompok yang kedepannya dapat berpengaruh terhadap perkembangan populasi siamang. Pengukuran faktor abiotik atau kondisi lingkungan saat perjumpaan langsung dengan kelompok siamang diperoleh rata-rata suhu udara maksimum yaitu 28,12ºC dan minimum 27,77ºC, pH tanah yaitu 6,2, kelembapan udara maksimum yaitu 81,1% dan minimum 79, 4% serta intensitas cahaya maksimum 256, 25 lux dan minimum 222 lux.</em></p> <p><em>&nbsp;</em></p> <p><strong><em>Kata kunci:</em></strong><em> Taman Wisata Alam Seblat, Populasi, Siamang. </em></p> 2025-06-26T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Saron Silaban, M. Fajrin Hidayat, Erniwati https://ejournal.unib.ac.id/jhutanlingkungan/article/view/44392 KEANEKARAGAMAN JENIS ROTAN DI DESA TAMBANG SAWAH TAMAN NASIONAL KERINCI SEBLAT (SPTN) WILAYAH VI KABUPATEN LEBONG PROVINSI BENGKULU 2025-08-15T06:22:20+00:00 Wike Dwiarta Nusa wikedwiarta01@gmail.com Yansen yansen@unib.ac.id Edi Suharto edi.suharto@unib.ac.id <p><em>Rotan merupakan tumbuhan yang termasuk kedalam suku Araceae. Rotan adalah palem berduri yang memanjat dan juga merupakan hasil hutan bukan kayu yang terpenting di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis rotan yang ada di Zona Pemanfaatan Taman Nasional Kerinci Seblat Wilayah VI kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu. penelitian ini dilakukan pada bulan September 2024 yang berlokasikan di Zona Pemanfaatan Taman Nasional Kerinci Seblat Wilayah VI kabupaten Lebong menggunakan metode jelajah dengan plot berukuran 4m x 4m sebanyak 106 plot. Hasil penelitian ditemukan 9 jenis rotan dan 4 marga yaitu: Calamus, Ceratolobus, Daemonorops, dan Khortlasia sebanyak 960 individu. Nilai indeks keasnekaragaman yang didapat yaitu 1,62. Nilai kepadatan populasi yang didapat adalah 0,06 dan nilai indeks kemerataan jenis nya adlah 0,74.</em></p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Kata kunci: </strong><em>Rotan, Keanekaragaman Spesies , TNKS</em></p> 2025-06-26T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Wike Dwiarta Nusa, Yansen, Edi Suharto