https://ejournal.unib.ac.id/jhutanlingkungan/issue/feed Journal of Global Forest and Environmental Science 2025-01-15T07:47:26+00:00 Saprinurdin jhutanlingkungan@unib.ac.id Open Journal Systems <p><strong>Journal of Global Forest and Environmental Science (Jurnal Rimba Raya dan Ilmu Lingkungan)</strong> is a peer-reviewed scientific journal <span>issued by <strong>Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP)</strong>, Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu (Publishing House of Faculty of Agriculture, University of Bengkulu). This journal </span>publishes manuscripts in forestry and environmental issues widely, including forest management, forest products and technology, social forestry, silviculture, agroforestry, forest soil science, forest protection, urban forestry, and forest ecology. This journal is published in bilingual (English and Bahasa Indonesia). <span style="font-size: 0.83em;"> </span></p><p><span style="font-size: 0.83em;"><strong><strong>Journal of Global Forest and Environmental Science (Jurnal Rimba Raya dan Ilmu Lingkungan)</strong> </strong>was first published in 2021 and will be published twice a year in June and December.</span></p><h2 class="MsoNormal"> </h2> https://ejournal.unib.ac.id/jhutanlingkungan/article/view/39828 DAMPAK KONFLIK MANUSIA DAN GAJAH PADA ASPEK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PADA DAERAH JELAJAH GAJAH SEBLAT 2025-01-15T06:46:30+00:00 Rizki Aulia Purba rizkipuba25@gmail.com Edi Suharto esuharto@unib.ac.id Gunggung Senoaji gunggungsenoaji@unib.ac.id <p>Gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) merupakan salah satu anggota dari ordo Proboscidea yang terancam kelestariannya. Gajah merupakan satwa yang cukup selektif dalam memilih habitatnya, karena gajah merupakan salah satu hewan yang memiliki kepekaan tinggi. Konflik antara manusia dengan satwa liar merupakan salah satu ancaman yang dapat mengakibatkan adanya penurunan populasi dari satwa liar. Kondisi sosial ekonomi masyarakat sangat berhubungan dengan tingkat kesejahteraan dari manusia. Sosial ekonomi masyarakat adalah tata kehidupan masyarakat agar dapat tercapainya kemakmuran. Metode pengumpulan data dengan metode Accidental sampling dan Quota sampling. Karakteristik masyarakat penggarap lahan didominasi dengan kelas umur 46-65 tahun, lama tinggal &lt;25 tahun, dengan jumlah anggota keluarga sebanyak 4-5 anggota keluarga, pekerjaan petani dan wiraswasta, rata-rata pendapatan Rp. 85.457.143, pendapatan perkapita Kabupaten Mukomuko dan Kabupaten Bengkulu Utara tergolong sejahtera dengan pendapatan perkapita di atas garis kemiskinan,&nbsp; luas lahan 270,1 Ha. Dampak yang ditimbulkan dari konflik yang terjadi antara manusia dan gajah pada daerah jelajah gajah seblat adalah kerusakan lahan perkebunan dan pondok. Tindakan upaya mitigasi konflik atau penanganan konflik yang dilakukan oleh masyarakat yaitu dengan membentuk kelompok mitigasi gajah.</p> 2024-12-27T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Rizki Aulia Purba, Edi Suharto, Gunggung Senoaji https://ejournal.unib.ac.id/jhutanlingkungan/article/view/39829 KEANEKARAGAMAN JENIS KUPU-KUPU (LEPIDOPTERA) DI ZONA PEMANFAATAN TAMAN NASIONAL KERINCI SEBLAT DESA TAMBANG SAWEAK KECAMATAN PINANG BERLAPIS KABUPATEN LEBONG PROVINSI BENGKULU 2025-01-15T06:57:53+00:00 Alfonsius Siboro erniwati@unib.ac.id Erniwati erniwati@unib.ac.id Saprinurdin Saprinurdin saprinurdin@unib.ac.id Enggar Apriyanto enggarapriyanto@unib.ac.id <p><em>Kupu-kupu merupakan bagian dari ekosistem yang fungsinya menjaga keseimbangan ekosistem dan memperkaya keanekaragaman hayati, dilihat dari perannya sebagai penyerbuk yang memungkinkan regenerasi tanaman. Selain itu, kupu-kupu sensitif terhadap perubahan lingkungan, baik dari segi vegetasi maupun tingkat pencemaran yang terjadi di lingkungan. Secara ekologis, kupu-kupu dapat digunakan sebagai bioindikator kesehatan suatu lingkungan. Lokasi Taman Nasional Kerinci Seblat berada di antara 4 provinsi di pulau Sumatera, yaitu Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu dan Sumatera Selatan. Kecamatan Pinang Belapis merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Lebong yang memiliki luas 35.912 Ha. Luas zona pemanfaatan di sekitar kawasan Desa Tambang Saweak adalah 5.750.269. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa jumlah kupu yang di</em><em>temukan</em> <em>sebanyak</em><em> 269 </em><em>ekor</em> <em>yang</em><em> terdiri dari 30 spesi</em><em>e</em><em>s</em><em> dari 3 famili</em><em>. F</em><em>amili</em><em> Nymphalidaer </em><em>terdiri dari</em> <em>20</em><em> spesies dengan jumlah</em> <em>193</em><em> ekor</em><em>),</em><em> famili Papilionidaer </em><em>terdiri dari</em> <em>5</em><em> spesies dengan </em><em>jumlah</em><em>&nbsp; 41</em><em> ekor</em><em>,</em><em> dan famili Pierridaer </em><em>terdiri dari</em> <em>5</em><em> spesies dengan </em><em>jumlah</em><em> individu 35. Dari 30 spersie</em><em>s</em> <em>tersebut,</em><em> terdapat 1 spesie</em><em>s</em> <em>yaitu</em><em> Trogonopterra brookiana, yang masuk dalam status konservasi CITES (Conversion on International Traders in Erndangerrerd Sperciers of Wild Faurna and Flora) pada</em> <em>Lampiran</em><em> II dan dilindungi berdasarkan Peraturan Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 20 Tahun 2018. Jenis </em><em>kupu yang paling banyak </em><em>&nbsp;</em><em>ditemukan</em><em> adalah Jurnonia herdonia dan Nerptis sappho</em><em>sedangkan </em><em>&nbsp;</em><em>jenis</em><em> k</em><em>upu</em> <em>yang</em><em> jarang ditemukan adalah Cerpora nerrissa dan Prionerris. </em></p> <p><strong><em>Kata Kunci</em></strong><em>: Kupu-kupu, Kawasan Pemanfaatan Taman Nasional Kerinci Seblat Tambang Saweak Provinsi Bengkulu, Nymphalidae, Papilionidae, Pieridae.</em></p> 2024-12-27T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Alfonsius Siboro, Erniwati, Saprinurdin Saprinurdin, Enggar Apriyanto https://ejournal.unib.ac.id/jhutanlingkungan/article/view/38703 KEANEKARAGAMAN JENIS POHON SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU DI TAMAN REMAJA KOTA BENGKULU 2024-12-10T09:10:43+00:00 Amelia Dwi Susanti adsusanti@unib.ac.id Wiryono Wiryono wiryono60@gmail.com Yansen Yansen yansen@unib.ac.id Susan Aprilensi wiryono60@gmail.com <p>Keberadaan ruang terbuka hijau di wilayah perkotaan sangat penting untuk menciptakan kota yang sehat dan nyaman, salah satunya dengan membuat taman kota. Taman remaja adalah salah satu taman kota terbesar yang terletak di jantung Kota Bengkulu. Penelitian dilakukan pada bulan Mei – Juni 2017 di taman Remaja, Kota Bengkulu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis pohon sebagai ruang terbuka hijau di taman remaja Kota Bengkulu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sensus semua jenis tumbuhan tingkat pohon yang berada di dalam areal penelitian. Data tersebut dipergunakan untuk data keanekaragaman jenis. Jenis keanekaragaman pohon di taman remaja terdapat 30 jenis pohon dengan jumlah 508 batang pohon. Jenis pohon yang mendominasi yaitu pohon mahoni (<em>Swietenia macrophylla </em>King) yang berjumlah 214 pohon atau&nbsp; 42.13% dari keseluruhan jumlah pohon yang tumbuh di areal tersebut. Indeks keanekaragaman H’= 0,84, tergolong ke dalam kategori rendah. Jenis yang paling sedikit ditemukan yaitu pohon petai cina, bintaro, durian, jengkol, bungur, dan mangga.</p> 2024-12-27T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Amelia Dwi Susanti, Wiryono Wiryono, Yansen Yansen, Susan Aprilensi https://ejournal.unib.ac.id/jhutanlingkungan/article/view/39831 ANALISIS POTENSI EKOWISATA AIR TERJUN DI KAWASAN HUTAN LINDUNG BUKIT DAUN DESA DARAT LEBAR KECAMATAN TABA PENANJUNG KABUPATEN BENGKULU TENGAH DAN PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP DAYA TARIK DAN PENGEMBANGANNYA 2025-01-15T07:13:39+00:00 Fathia Rahma Shila siswahyono@unib.ac.id Siswahyono siswahyono@unib.ac.id Nani Nuriyatin naninuriyatin@unib.ac.id <p><em>Wisata alam pada kawasan hutan telah banyak dikembangkan termasuk dalam kawasan hutan lindung. Saat ini, wisata air terjun dalam kawasan Hutan Lindung Bukit Daun di Desa Datar Lebar banyak dikunjungi oleh wisatawan dari kalangan anak muda dan orang dewasa yang menyukai wisata dalam bentuk petualangan. Ini terjadi karena akses jalan yang kurang memadai, sehingga wisata ini belum bisa dijadikan sebagai wisata keluarga. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui potensi ekowisata Air Terjun Datar Lebar. Penelitian ini menggunakan Analisis Daerah Operasi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam (ADO-ODTWA) Dirjen PHKA (2003). Hasil penelitian diketahui bahwa potensi wisata yang ada pada Air Terjun Datar Lebar yaitu berupa keindahan alam, memiliki air terjun yang unik dengan batuan besar di tengah air terjun dan terdapat bunga rafflesia di sekitar kawasan. Memiliki sumber daya alam yang menonjol berupa durian. Banyak kegiatan wisata yang dapat dilakukan diantaranya camping dan pendidikan, kebersihan lokasi tidak ada pengaruh dari 6 kriteria diantaranya tidak ada industry dan jalan yang ramai oleh motor atau mobil. Serta keamanan kawasan tidak adanya flora dan fauna pengganggu. Skor penilaian 1155 dimana air terjun layak untuk dikembangkan menjadi ekowisata. </em></p> <p><strong><em>Kata Kunci</em></strong><em>: hutan lindung, potensi, ekowisata</em></p> 2024-12-27T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Fathia Rahma Shila, Siswahyono, Nani Nuriyatin https://ejournal.unib.ac.id/jhutanlingkungan/article/view/39451 Estimasi Cadangan Karbon di Beberapa Jenis Penggunaan Lahan di Indonesia 2024-12-28T11:59:56+00:00 Mela Faradika melafaradika@unib.ac.id Hefri Oktoyoki hefri.oktoyoki@unib.ac.id Maria Paulina mariapaulina@unib.ac.id <p><em>Studies on carbon stock estimation in different land use types in Indonesia have been conducted. This study aims to estimate carbon stocks in various types of land cover in Indonesia, in forest and non-forest land. The results are expected to inform sustainable land management and determine climate change mitigation strategies. Forests have higher carbon stocks compared to non-forest land. The highest carbon stocks were found in mangrove forests with an average of 215.82 ton/ha, followed by primary forests and swamp forests with 205.43 ton/ha and 140.02 ton/ha, respectively. The lowest carbon stocks were found in savanna at 18.92 ton/ha, followed by shrubs and bushes at 26.6 ton/ha, and ex-mining reclamation land at 31.50 ton/ha. The variation in carbon stocks found in various types of land cover can be caused by several factors, including vegetation composition, soil conditions, ecosystem age, climate and environmental conditions, and human activities.</em></p> <p><em>.</em></p> <p><strong><em>Keywords</em></strong><em>: carbon, ecosystem, forest, land cover</em></p> 2024-12-27T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Mela Faradika, Hefri Oktoyoki, Maria Paulina https://ejournal.unib.ac.id/jhutanlingkungan/article/view/39833 POTENSI DAN SEBARAN ROTAN JERNANG (Daemonorops didymophilla Becc.) DI KAWASAN PETAK H7 HUTAN SUNGAI KIANG PT. SIPEF BIODIVERSITY INDONESIA 2025-01-15T07:47:26+00:00 Lala Khosila lalakhosila5@gmail.com Deselina deselina@unib.ac.id Putranto B A Nugroho putranto@myself.com <p><em>Jernang merupakan produk Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang berasal dari marga Daemonorops dan memiliki berbagai manfaat salah satunya adalah sebagai penghasil resin yang dimanfaatkan untuk bahan pewarna dalam pembuatan keramik, kayu, marmer dan industry farmasi. Tumbuhan rotan jernang dikenal masyarakat dunia dengan sebutan palem darah merah (Dragon´S Blood Palm) dan merupakan tumbuhan penyusun hutan tropika. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi dan sebaran rotan jernang di kawasan petak H7 hutan Sungai Kiang, selain itu kegiatan penelitian dilakukan dengan metode ekplorasi menjelajahi delapan jalur. Lebar jalur adalah 20 m dengan Panjang 900 meter, dan jarak antar jalur adalah 70 m. Peletakan jalur pertama dilakukan dengan Accidental sampling artinya jalur akan diletakan pada lokasi yang kebetulan ditemukannya jernang pertama kali pada saat penelitian dan jalur selanjutnya akan dibuat sesuai jarak yang sudah ditentukan. Potensi rotan jernang (Daemonorops didymophilla becc.) di kawasan petak H7 hutan Sungai Kiang PBPH PT. Sipef Biodiversity Indonesia adalah sebesar 4,159 batang/ha dengan persentase terbesar adalah pada tingkat anakan (33,24%) dan semai (31,32%). Adapun dengan menggunakan metode blocked Kuadrat variance (BQV) diperoleh hasil bahwa penyebaran rotan jernang di Kawasan petak H7 hutan Sungai Kiang adalah mengelompok ke arah Barat. </em></p> 2024-12-27T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Lala Khosila, Putranto B A Nugroho, Mohammad Fajrin Hidayat