Journal of Global Forest and Environmental Science https://ejournal.unib.ac.id/jhutanlingkungan <p><strong>Journal of Global Forest and Environmental Science (Jurnal Rimba Raya dan Ilmu Lingkungan)</strong> is a peer-reviewed scientific journal <span>issued by <strong>Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP)</strong>, Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu (Publishing House of Faculty of Agriculture, University of Bengkulu). This journal </span>publishes manuscripts in forestry and environmental issues widely, including forest management, forest products and technology, social forestry, silviculture, agroforestry, forest soil science, forest protection, urban forestry, and forest ecology. This journal is published in bilingual (English and Bahasa Indonesia). <span style="font-size: 0.83em;"> </span></p><p><span style="font-size: 0.83em;"><strong><strong>Journal of Global Forest and Environmental Science (Jurnal Rimba Raya dan Ilmu Lingkungan)</strong> </strong>was first published in 2021 and will be published twice a year in June and December.</span></p><h2 class="MsoNormal"> </h2> en-US jhutanlingkungan@unib.ac.id (Saprinurdin) jhutanlingkungan@unib.ac.id (Saprinurdin) Sun, 31 Dec 2023 14:19:37 +0000 OJS 3.3.0.11 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 THE IMPACT OF THE CORONA VIRUS DISEARSE 2019 (COVID-19) PANDEMIC ON ALAS PURWO NATIONAL PARK TOURIST DESTINATIONS https://ejournal.unib.ac.id/jhutanlingkungan/article/view/29080 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran dampak pandemi Covid-19 terhadap sektor pariwisata di Taman Nasional Alas Purwo, baik makro maupun mikro dengan menggunakan data primer dan sekunder. Jenis penelitian ini deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data studi kepustakaan. Penelitian deskriptif merupakan gambaran peristiwa dan fenomena yang terjadi di lapangan. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Kegiatan analisis data dalam penelitian ini menggunakan tiga komponen, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penarikan kesimpulan. Analisis dilakukan secara interaktif dan terus menerus sampai selesai, sehingga data menjadi jenuh. Hasil penelitian ini menunjukkan destinasi wisata Taman Nasional Alas Purwo, salah satu sektor penyumbang pendapatan daerah. Namun sejak pandemi Covid-19, pendapatan dari sektor pariwisata menurun karena jumlah pengunjung yang terus menurun. Berbagai upaya telah dilakukan agar pengunjung dapat berwisata, namun sesuai dengan protokol kesehatan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Upaya yang dilakukan antara lain: memakai masker, pengecekan suhu tubuh, menjaga jarak, mencuci tangan.</p> EKO SETIAWAN Copyright (c) 2023 EKO SETIAWAN https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://ejournal.unib.ac.id/jhutanlingkungan/article/view/29080 Sun, 31 Dec 2023 00:00:00 +0000 ANALISIS KINERJA ASET FASILITAS WANA WISATA BLANAKAN MILIK PERUM PERHUTANI KPH PURWAKARTA https://ejournal.unib.ac.id/jhutanlingkungan/article/view/30491 <p>Wana Wisata Blanakan merupakan salah satu wisata alam hutan yang ada di Indonesia dengan total luas area sebesar 15 Ha. Keberadaan aset fasilitas di suatu objek wisata dibutukan untuk menunjang kegiatan wisata, dengan tersedianya berbagai macam fasilitas yang baik dapat berkontribusi untuk membuat objek wisata lebih menarik.&nbsp; Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kesesuaian aset fasilitas di Wana Wisata Blanakan berdasarkan kriteria wisata alam. Teknik pengumpulan data berupa observasi ilmiah, wawancara dan penyebaran angket yang dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa aset fasilitas wisata di Wana Wisata Blanakan belum memenuhi kriteria berdasarkan aspek <em>physical feature</em>, <em>infrastructure</em>, dan <em>accessibility</em><em>.</em> Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa fasilitas yang belum memenuhi kriteria dan standar dari aspek kualitas dan kuantitas, maka diharapkan pengelola Wana Wisata Blanakan dapat meningkatkan kualitas dan melengkapi aset fasilitas wisata, sehingga dapat meningkatkan kepuasan pengunjung.</p> <p><strong>Kata Kunci: Fasilitas, Wisata Alam, fitur fisik, infrastruktur, aksesibilitas</strong></p> Husna Candranurani Oktavia Oktavia, Linda Indirawati Copyright (c) 2023 Husna Candranurani Oktavia Oktavia, Linda Indirawati https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://ejournal.unib.ac.id/jhutanlingkungan/article/view/30491 Sun, 31 Dec 2023 00:00:00 +0000 KELIMPAHAN JENIS DAN PERSEPSI MASYARAKAT DESA SUKA NEGERI TENTANG ROTAN DI ZONA TRADISIONAL TAMAN NASIONAL KERINCI SEBLAT (TNKS) KECAMATAN TOPOS KABUPATEN LEBONG https://ejournal.unib.ac.id/jhutanlingkungan/article/view/32179 <p>Rotan merupakan salah satu Hasil Hutan Bukan Kayu di Indonesia yang memiliki nilai komersial cukup tinggi. Hampir seluruh bagian rotan bisa dimanfaatkan sehingga berpotensi dikembangkan sebagai bahan perdagangan, baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun untuk diekspor. Oleh karena itu, keberadaan rotan harus dilestarikan untuk menjaga keanekaragaman sumber genetiknya. Secara ekologis&nbsp;rotan&nbsp;tumbuh dengan subur di berbagai tempat, baik dataran rendah maupun dataran tinggi, terutama di daerah yang lembab seperti pinggiran sungai (Kalima, 2008). Pemanfaatan rotan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan meliputi segala aspek yakni sebagai sumber pangan, sumber minuman, bahan dasar obat dan&nbsp;kosmetik, bahan kerajinan rumah tangga, bahan bangunan,&nbsp;dan&nbsp;bahan baku mebel untuk mendukung industri&nbsp;rotan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kelimpahan jenis rotan setiap grid pengamatan dan mengetahui persepsi masyarakat tentang keberadaan rotan di Zona Tradisional Taman Nasional Kerinci Seblat Kecamatan Topos, Kabupaten Lebong serta mengetahui bagaimana bentuk pemanfaatannya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2022- Januari 2023. Terdapat 5 jenis rotan yang terdiri dari 3 marga, yaitu 1. <em>Calamus</em> (3 jenis) yang terdiri dari <em>Calamus manan </em>Miq dengan jumlah individu 21 batang, <em>Calamus scipionum </em>Loureiro jumlah individu 6 batang, dan <em>Calamus&nbsp; javensis </em>Blume 43 batang dari 22 rumpun, 2. <em>Korthalsia</em> (1 jenis), yaitu <em>Korthalsia rigida </em>Blume dengan jumlah individu 25 dari 10 rumpun, 3. <em>Daemonorops</em> (1 jenis) yaitu <em>Deamonorops longifer </em>Griff jumlah individu 133 dari 39 rumpun. Berdasarkan indeks nilai penting <em>Deamonorops longifer </em>Griff (76,531%) dan <em>Calamus&nbsp; javensis </em>Blume (44,898%) merupakan rotan yang paling melimpah di 8 grid pengamatan di zona tradisional. Masyarakat memiliki persepsi setuju bahwa keberadaan rotan sebagai salah satu HHBK di zona tradisional memiliki banyak manfaat dan berpotensi untuk dikembangkan yang keberadaannya di zona tradisional harus tetap dijaga dengan upaya budidaya. Pemanfaatan rotan di Desa Suka Negeri masih kurang maksimal karena pemanfaatannya oleh sebagian masyarakat hanya sebatas rotan dijual mentah dan mayoritas dimanfaatkan untuk keperluan pribadi sebagai alat rumah tangga dalam skala kecil. Masyarakat memanfaatkan rotan sebagai tali temali, tali pengikat rakit, tali jemuran, pengait pinggiran beronang, pengait anyaman <em>sekam</em>, penyangga pinggiran tangguk, pengait <em>teleng</em> dan <em>tampah</em>, tongkat <em>kujua</em>, tongkat sapu, bahan membuat ginjar dan bahan membuat sangkar layang.</p> <p><em>Kata kunci : rotan, pemanfaatan rotan, sebaran spasial, persepsi</em></p> Saprinurdin Saprinurdin, Cici Yurika, Nani Nuriyatin Copyright (c) 2023 Saprinurdin Saprinurdin, Cici Yurika, Nani Nuriyatin https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://ejournal.unib.ac.id/jhutanlingkungan/article/view/32179 Sun, 31 Dec 2023 00:00:00 +0000 KEANEKARAGAMAN JENIS KUPU KUPU (LEPIDOPTERA : RHOPALOCERA) DI KAWASAN HUTAN LINDUNG BUKIT GATAN KABUPATEN MUSI RAWAS PROVINSI SUMATERA SELATAN https://ejournal.unib.ac.id/jhutanlingkungan/article/view/32187 <p>This study aims to determine the diversity index of butterfly species in Bukit Gatan, STL Ulu Terawas District, Musi Rawas Regency. This study uses roaming method. Catch using direct sweeping, identification by observing the morphological characteristics of the butterfly. Based on the research, data were obtained from 287 individuals where the butterflies found on Gatan Hill were 23 species of butterflies belonging to 3 families namely: Nymphalidae, Papilionidae and Pieridae. The butterfly species of the Nymphalidae family that have been collected are Elymnias hypermnestra, Junonia atlites, Junonia almana, Tirumala septentrionis, Ideopsis juventa, Euploea crameri, Euploea algea, Euploea unica, Danaus genutia, Chersonesia rahria, Neptis nata, Hypolimnas bolina, Thaumantis klugius and Cupha erymanthis. The butterfly species of the Papilionidae family that have been collected are Pachliopta antiphus, Papilio demoleus, Troides helena, Graphium sarpedon and Papilio polytes. The butterfly species from the Pieridae family that have been collected are Eurema simulatrix, Eurema hecabe, Leptosia nina and Catopsilia scyla l. The lowest species composition was Chersonnesia rahria, while the highest was Pachliopta antiphus. In conclusion, out of 23 species there is 1 protected species, namely Troides Helena according to the Minister of Environment and Forestry Regulation number 20 of 2018 concerning protected wild plant and animal species, also listed in Appendix II of CITES. While the types of butterflies that are often found are Pachliopta antiphus, Tirumala septentrionis and Euploea unica. The few types of Ideopsis juventa, Chersonesia rahria and Cupha erymanthis were found at the observation sites.</p> <p>(Department of Forestry, Faculty of Agriculture, University of Bengkulu).</p> <p>Keyword: <em>Identification, diversity, butterfly species, Musi Rawas Regency</em></p> Bahrudin Yusup, Erniwati, Enggar Apriyanto Copyright (c) 2023 Bahrudin Yusup, Erniwati, Enggar Apriyanto https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://ejournal.unib.ac.id/jhutanlingkungan/article/view/32187 Sun, 31 Dec 2023 00:00:00 +0000 KEANEKARAGAMAN SERANGGA TANAH PADA LAHAN AGROFORESTRI DAN MONOKULTUR KAYU BAWANG DI PROVINSI BENGKULU https://ejournal.unib.ac.id/jhutanlingkungan/article/view/32188 <p>Serangga merupakan hewan yang sudah ada sejak zaman dahulu dan mendominasi bumi. Jumlah spesies yang telah teridentifikasi mencapai satu juta spesies dan diperkirakan masih ada sekitar 10 juta spesies yang belum diidentifikasi. Serangga dapat ditemukan di berbagai tempat termasuk di permukaan tanah dan didalam tanah. Serangga permukaan tanah merupakan serangga pemakan tumbuhan hidup dan tumbuhan mati yang berada di atas permukaan tanah. Serangga tanah berperan dalam proses perombakan atau dekomposisi material organik tanah sehingga membantu dalam menentukan siklus material tanah sehingga proses perombakan di dalam tanah akan berjalan lebih cepat dengan adanya bantuan serangga permukaan tanah (Borror, 1997).</p> <p>Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2021 yang bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis serangga tanah pada lahan agroforestri dan monokultur kayu bawang, sebagai data dasar untuk memperoleh gambaran tentang keanekaragaman serangga tanah. Berdasarkan hasil penelitian jenis serangga tanah yang ditemukan di lokasi penelitian lahan agroforestri kayu bawang sebanyak 273 serangga tanah, terdiri dari 8 spesies yaitu, <em>Gryllus bimacuratus, Dolichoderus thoracius, Oecophylla smaragdina, Polyrharchis carbonaria, Gryllotalpa orientalis, Anoplolepis gracilipes, Periplaneta americana, Valanga nigricornis.</em> Jenis serangga tanah yang ditemukan di lokasi penelitian lahan monokultur sebanyak 220 serangga tanah, yang terdiri dari 7 spesies yaitu, <em>Gryllus bimacuratus, Dolichoderus thoracius, Oecophylla smaragdina, Polyrharchis carbonaria, Gryllotalpa orientalis, Anoplolepis gracilipes, Periplaneta americana.</em> Keanekaragaman serangga tanah pada lahan Agroforestri Kayu Bawang&nbsp; yaitu 1,70. Keanekaragaman pada lahan Monokultur Kayu Bawang yaitu 1,60. Nilai keanekaragaman pada lahan Agroforestri kayu bawang lebih tinggi dibandingkan lahan Monokultur kayu bawang.</p> Helen Shelinda, Putranto B. Agung N, Enggar Apriyanto Copyright (c) 2023 Helen Shelinda, Putranto B. Agung N, Enggar Apriyanto https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://ejournal.unib.ac.id/jhutanlingkungan/article/view/32188 Sun, 31 Dec 2023 00:00:00 +0000 KEANEKARAGAMAN JENIS ANGGREK (Orchidaceae) DI SUAKA MARGASATWA ISAU-ISAU WILAYAH KERJA RESOR KONSERVASI WILAYAH IX KECAMATAN SEMENDO DARAT LAUT KABUPATEN MUARA ENIM SUMATERA SELATAN https://ejournal.unib.ac.id/jhutanlingkungan/article/view/32190 <p>Keanekaragaman hayati adalah perbedaan diantara makhluk hidup yang berbeda gen, spesies, dan ekosistemnya. Keanekaragaman hayati belum banyak diketahui, akibatnya pengetahuan masyarakat tentang struktur, komposisi jenis, apalagi aspek ekologi, kegunaan, dan konservasi sangatlah kurang, terutama jenis-jenis anggrek. Penelitian ini akan mengkaji keanekaragaman jenis anggrek (Orchidaceae) di Suaka Margasatwa Isau-Isau Wilayah Kerja Resor Konservasi Wilayah IX Kecamatan Semendo Darat Laut Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan. Pelitian dilakukan pada Februari 2023, dengan teknik penentuan lokasi penelitian menggunakan metode <em>purposive sampling</em> berdasarkan informasi anggrek yang banyak ditemukan pada saat survei awal. Membuat transek di area pengamatan, transek mempunyai lebar 10 m dengan panjang 250 m. Transek kemudian dibagi menjadi plot pengamatan berukuran 10 m x 10 m, sebanyak 25 plot untuk mendata jenis anggrek efipit dan terestrial.</p> <p>Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, ditemukan anggrek sebanyak 13 spesies terdiri dari 11 efipit yaitu, <em>Agrostophylum majus</em> Hook, <em>Appendicula sp</em>, <em>Cymbidium bicolor</em> Lindl, <em>Cymbidium finlaysonianum</em> Lindl, <em>Dendrobium aloifolium</em> (Bl.) Rchb.f, <em>Dendrobium crumenantum</em> Swatrz, <em>Dendrochillum alboviride</em> Cogn, <em>Grammatophyllum speciosum</em> Blume, <em>Pholidota Imbricata</em> (Roxb.) Lindl, <em>Thelasis carinata</em> Blume, sedangkan untuk anggrek terestrial 2 jenis yaitu, <em>Calanthe tripliicata</em> (Willemet) Ames dan <em>Malaxis sp</em>. Didapatkan 12 jenis anggrek mempunyai <em>pseudobulb </em>dan 9 jenis anggrek berbunga. Indeks keanekarangaaman anggrek yaitu 2,419, Frekuensi relatif tertinggi 20% terdiri dari anggrek <em>Malaxis sp</em> dan terendah anggrek <em>Dendrochillum alboviride</em> Cogn, <em>Grammatophyllum speciosum</em> Blume, <em>Pholidota Imbricata</em> (Roxb.) Lindl dengan nilai sebesar 4%.</p> <p><em>Kata kunci: anggrek, identifikasi,keanekaragaman, suaka margasatwa isau-isau</em></p> Arty Syukma Merinda Syukma Merinda, Agus Susatya, Erniwati Copyright (c) 2023 Arty Syukma Merinda Syukma Merinda, Agus Susatya, Erniwati https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://ejournal.unib.ac.id/jhutanlingkungan/article/view/32190 Sun, 31 Dec 2023 00:00:00 +0000 EVALUASI PROGRAM HUTAN KEMASYARAKATAN DI DESA TANJUNG DALAM KECAMATAN CURUP SELATAN KABUPATEN REJANG LEBONG https://ejournal.unib.ac.id/jhutanlingkungan/article/view/32192 <p><em>Community Forestry is a social forestry program allocated to communities around villages. Tanjung Dalam village is one of the villages that has been given a community forest utilization business permit, where this village is where this research was conducted. The research results show that community forests contribute 91.2% of income. The average income of farmers is 29,593,265 rupiah. Community Forests in Tanjung Dalam village on average plant 5 types of trees, namely Gamal, Jengkol, Pinang, Pokat and Durian. When referring to the general work plan of Gapoktan Maju Jaya in 2014, 4% of farmers were included in the unsuccessful category, 41% were included in the moderately successful category and 55% were included in the successful category. If we use the image of the titled land in 2023, it will be larger, namely 67.1 Ha compared to 2015, which was 57.9 Ha. For forest protection in the Tanjung Dalam village community forest, there have never been forest fires, but forest product theft often occurs. Pests in the Tanjung Dalam Village Community Forest are pigs, monkeys, civets and birds</em></p> <p><strong><em>Keywords</em></strong><em>: Community Forestry, Economy, Ecology</em></p> Muhammad Deni Abiyyi, Gunggung Senoaji, Hefri Oktoyoki Copyright (c) 2023 Muhammad Deni Abiyyi, Gunggung Senoaji, Hefri Oktoyoki https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://ejournal.unib.ac.id/jhutanlingkungan/article/view/32192 Sun, 31 Dec 2023 00:00:00 +0000 STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI HUTAN DATARAN RENDAH TINGKAT POHON DAN TIANG DI BLOK PERLINDUNGAN TAMAN WISATA ALAM (TWA) SEBLAT https://ejournal.unib.ac.id/jhutanlingkungan/article/view/32193 <p>Pengetahuan tentang struktur dan komposisi hutan dataran rendah di Bengkulu yaitu Taman Wisata Alam (TWA) Seblat merupakan hal yang penting untuk merumuskan strategi konservasi yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur dan komposisi vegetasi hutan dataran rendah tingkat pohon dan tiang di blok perlindungan TWA Seblat Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu, serta mengetahui kondisi faktor lingkungan pada vegetasi hutan dataran rendah di blok perlindungan TWA Seblat Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu. Penelitian ini menggunakan petak pengambilan sampel secara <em>systematic random </em>yang berukuran 20 x 20 m dan 10 x 10 m untuk pengamatan pohon dan tiang. Data dianalisis untuk mendapatkan parameter berikut: indeks nilai penting (INP), indeks keanekaragaman Shannon-Wienner dan kemiripan antar spesies (klaster). Hasil penelitian menunjukkan 23 jenis tingkat pohon dan 20 jenis untuk tingkat tiang yang termasuk kedalam 19 suku dengan total jumlah individu 171. Komposisi penyusun vegetasi tingkat pohon didominasi oleh <em>Dehaasia cuneata </em>dengan indeks nilai penting 42,11%, sedangkan tingkat tiang didominasi oleh <em>Baccaurea </em>sp dengan indeks nilai penting 35,20%. Nilai indeks keanekaragaman (H') pada vegetasi tingkat pohon 2,77 sedangkan tingkat tiang 2,76. Stratifikasi vertikal terdiri dari 3 lapisan atau strata yaitu strata A, B dan C. Vegetasi tingkat pohon dan tiang menunjukkan hubungan interspesifik dilihat dari beberapa plot yang dikelompokkan yang memiliki kemiripan floristik.</p> <p><strong>Kata kunci :</strong><em> Hutan dataran rendah, vegetasi, komposisi, struktur, pohon</em></p> Erwinda Navadillah, Wahyudi Arianto, Wiryono Copyright (c) 2023 Erwinda Navadillah, Wahyudi Arianto, Wiryono https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://ejournal.unib.ac.id/jhutanlingkungan/article/view/32193 Sun, 31 Dec 2023 00:00:00 +0000 ANALISIS FINANSIAL POLA TANAM AGROFORESTRI DI DESA BABATAN ILIR KECAMATAN SEGINIM KABUPATEN BENGKULU SELATAN PROVINSI BENGKULU https://ejournal.unib.ac.id/jhutanlingkungan/article/view/32446 <p>Agroforestri merupakan suatu sistem yang dapat mengombinasikan tanaman kehutanan, perkebunan, pertanian, peternakan, dan perikanan dalam satu lahan yang sama dengan jangka waktu panen yang berbeda. Sistem agroforestri dapat membantu petani yang memiliki lahan yang minim dengan melakukan pengelolaan lahan berbasis agroforestri pemilik lahan tidak akan ketergantungan terhadap satu tanaman sehingga dapat meningkatkan pendapatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan finansial terhadap pola tanam yang diterapkan oleh responden di Desa Babatan Ilir. Sehingga, informasi yang diperoleh dari penelitian ini dapat digunakan untuk pertimbangan dalam perencanaan dan pengelolaan lahan degan menerapkan pola tanam agroforestri. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengelolaan lahan dengan pola tanam agroforestri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, berdasarkan komponen penyusun di Desa Babatan Ilir menerapkan sistem agroforestri berbasis <em>agrisilvikultur</em>, <em>agrosilvopastura</em>, dan <em>agrosilfishery</em>. Dengan menerapkan dua pola tanam yaitu pola spasial dan pola temporal serta terdapat interaksi yang berbeda pada masing-masing komponen penyusun lahan. Pola tanam agroforestri yang diterapkan yaitu <em>random mixture </em>(tanaman yang ditanam secara acak) dengan dua pola tanam temporal yaitu <em>coincident </em>dan <em>concomitant</em>. Sistem agroforestri dengan pola tanam yang diterapkan di Desa Babatan Ilir layak untuk dikembangkan. Hal ini diperoleh dari hasil analisis finansial dengan menggunakan suku bunga sebesar 14% yang memperoleh keuntungan dengan nilai rata-rata dari <em>Net Present Value</em> (NPV) sebesar Rp 170.487.006, <em>Benefit Cost Ratio</em> (BCR) sebesar 2,17, <em>Internal Rate Return</em> (IRR) sebesar 28,64%, dan <em>Payback Periode</em> (PP) selama 6 tahun.</p> <p><strong>Kata kunci </strong>: Agroforestri, pola tanam agroforestri, analisis finansial.</p> Venny Anggraeni, Siswahyono, Edi Suharto Copyright (c) 2024 Venny Anggraeni, Siswahyono, Edi Suharto https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://ejournal.unib.ac.id/jhutanlingkungan/article/view/32446 Sun, 31 Dec 2023 00:00:00 +0000 KAJIAN EKOWISATA AIR TERJUN TIGA TINGKAT DI DESA AIR TENAM PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG BUKIT SANGGUL KPHL UNIT V BENGKULU SELATAN https://ejournal.unib.ac.id/jhutanlingkungan/article/view/32520 <p>Elkolwisata adalah suatu belntuk wisata yang melmbantu pelrkelmbangan bellajar belrupa pelngalaman dan pelnghargaan telrhadap lingkungan ataupun selbagian kolmpolnelnnya, di dalam kolntelks budaya yang belrhubungan. Kelgiatan elkolwisata belrtujuan melnjadikan lingkungan dan solsial budaya yang belrkellanjutan. Tujuan penelitian adalah (1) Untuk mendeskripsi kondisi ekowisata Air Terjun Tiga Tingkat di Desa Air Tenam pada Kawasan Hutan Lindung Bukit Sanggul KPHL Unit V Bengkulu Selatan, (2) Untuk mengetahui karakteristik dan persepsi pengunjung terhadap ekowisata Air Terjun Tiga Tingkat di Desa Air Tenam pada Kawasan Hutan Lindung Bukit Sanggul KPHL Unit V Bengkulu Selatan. Teknik pengambilan data dengan cara pengamatan langsung di lapangan, kuesioner (angket), wawancara (interview), teknik penentuan sampel, dan teknik pengumpulan data.</p> <p>Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Elkolwisata Air Telrjun Tiga Tingkat di Delsa Air Telnam pada Kawasan Hutan Lindung Bukit Sanggul KPHL Unit V Belngkulu Sellatan melmiliki daya tarik selpelrti, kelindahan alam yang masih sangat telrjaga kellelstarian hutannya delngan flolra dan fauna yang belragam di selpanjang jalan melnuju olbjelk wisata Air Telrjun Tiga Tingkat; karaktelristik pelngunjung olbjelk wisata alam Air Telrjun Tiga Tingkat didolminasi ollelh pelngunjung usia muda dan delwasa; pelngunjung Air Telrjun Tiga tingkat di dolminasi ollelh laki-laki yang belrasal dari Kabupateln Belngkulu Sellatan delngan tingkat pelndidikan SMA seldelrajat; satu rolmbolngan paling banyak belrjumlah 1-4 rolmbolngan delngan jumlah 30 olrang yang didolminasi 1-4 olrang dalam satu rolmbolngan, pelngunjung banyak melngeltahui olbjelk wisata alam Air Telrjun Tiga Tingkat dari telman atau saudara delngan tujuan piknik/kumpul kelluarga. Seldangkan fasilitas tambahan yang paling banyak dibutuhkan yaitu tolilelt dan telmpat sampah. Pelrselpsi pelngunjung telrhadap olbjelk wisata alam Air Telrjun Tiga Tingkat telrmasuk keldalam katelgolri baik, yang belrarti olbjelk wisata ini layak dijadikan selbagai delstinasi wisata, namun diperlukan fasilitas tambahan agar pengunjung merasa puas dan ingin berkunjung kembali ke objek wisata alam Air Terjun Tiga Tingkat.</p> Yovan Andrean, Siswahyono, M.Fajrin Hidayat, Maria Paulina Copyright (c) 2024 Yovan Andrean, Siswahyono, M.Fajrin Hidayat, Maria Paulina https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://ejournal.unib.ac.id/jhutanlingkungan/article/view/32520 Sun, 31 Dec 2023 00:00:00 +0000 TOURIST CHARACTERISTICS AND ECONOMIC VALUATION OF NATURE TOURISM IN SEBLAT NATURE PARK, NORTH BENGKULU DISTRICT https://ejournal.unib.ac.id/jhutanlingkungan/article/view/32891 <p><em>Forests are renewable natural resources that play an important role in controlling the earth's ecosystems, especially in supporting human life and other living organisms. Seblat Nature Park is a conservation area that can be used for recreation and culture. The Seblat Elephant Training Center (PLG) is a form of utilization of the area as the main tourist attraction of the TWA Seblat. The benefits of the resources contained in the TWA Seblat nature tourism do not yet have a market price so that tourists and the public still value it low. Therefore it is necessary to evaluate the benefits of nature tourism in the TWA Seblat to reflect the value of the tourism object.</em><em> This study aims to determine the characteristics of tourists and the economic value of nature tourism based on travel costs in the Seblat Nature Park. This research was conducted from August to October 2022 at the Seblat Nature Park, North Bengkulu Regency. The number of respondents taken was 45 people, with data collection techniques in the form of interviews. To calculate the economic valuation of natural tourism, the Travel cost method (TCM) is used. Data were analyzed using descriptive qualitative and quantitative descriptive methods. The characteristics of tourists at TWA Seblat are dominated by visitors aged 17-25 years, history of high school/vocational school education, private sector employees and students, and single status. PLG Seblat is the main tourist destination with a visit motivation for refreshing. Sources of information on the whereabouts of TWA Seblat verbally, arriving with a group of friends using transportation in the form of motorbikes. Visitors at TWA Seblat generally come from within North Bengkulu Regency with a distance of 11-50 km. Visits Distance and access are the main factors that influence visits to TWA Seblat. The economic value of nature tourism in TWA Seblat is Rp. 122,787,408 / year. </em>&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;</p> <p><em>Keyword: &nbsp;Tourist characteristic</em><em>, economic valuation, travel cost</em></p> Remondo Sastrawan Sijabat Sastrawan Sijabat, Gunggung Senoaji, Yansen Yansen, Mela Faradika Copyright (c) 2024 Remondo Sastrawan Sijabat Sastrawan Sijabat, Gunggung Senoaji, Yansen Yansen, Mela Faradika https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://ejournal.unib.ac.id/jhutanlingkungan/article/view/32891 Sun, 31 Dec 2023 00:00:00 +0000