Main Article Content

Abstract

Anemia defisiensi zat besi (ADB) sangat banyak ditemui di seluruh dunia. Sebanyak 64,8% bayi usia 6-12 bulan dan 48,2% balita mengalami ADB. Gejala yang samar pada awal stadium anemia, seringkali menyebabkan keterlambatan diagnosis. ADB memiliki dampak yang merugikan bagi kesehatan anak berupa gangguan tumbuh kembang, penurunan daya tahan tubuh dan daya konsentrasi, serta meningkatkan risiko kematian pada anak. Pada usia di atas 6 bulan, cadangan besi dalam tubuh mulai habis, sedangkan ASI tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan zat besi, sehingga diperlukan asupan zat besi yang adekuat dari makanan pendamping ASI (MP-ASI). Penelitian ini ingin mencari hubungan antara tingkat kecukupan zat besi dalam MP-ASI dan kejadian anemia pada bayi usia 6-23 bulan di Puskesmas Jembatan Kecil Kota Bengkulu. Penelitian bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional. Kejadian anemia didasarkan pada hasil pemeriksaan kadar hemoglobin darah pada bayi dengan menggunakan alat Hb-meter digital. Tingkat kecukupan zat besi dalam MP-ASI diperoleh dari wawancara pada ibu bayi mengenai frekuensi dan jumlah pemberian bahan makanan yang diberikan pada MP-ASI dengan bantuan Food Frequency Questionnaire (FFQ). Data yang diperoleh dari FFQ akan dianalisis menggunakan program Nutrisurvey 2007 untuk mendapatkan hasil berupa jumlah rata-rata asupan zat besi per hari yang diperoleh dari MP-ASI. Dari 50 orang bayi yang menjadi subjek penelitian, 90% bayi mengalami anemia karena kadar hemoglobin darahnya < 11 mg/dL. Sedangkan 24% subjek penelitian diketahui kekurangan zat besi dalam MP-ASInya. Analisis data tersebut memberikan hasil bahwa terdapat hubungan antara tingkat kecukupan zat besi dalam MP-ASI dan kejadian anemia pada bayi usia 6-23 bulan

Keywords

Anemia defisiensi zat besi bayi 6-12 bulan MP-ASI

Article Details

How to Cite
Gunasari, L. F. V. (2017). Hubungan Antara Kejadian Anemia dan Tingkat Kecukupan Zat Besi dalam MP-ASI pada Bayi Usia 6-23 Bulan di Puskesmas Jembatan Kecil Kota Bengkulu Tahun 2015. Jurnal Kedokteran Raflesia, 3(1), 26–35. https://doi.org/10.33369/juke.v3i1.20292

References

  1. Benoist et al B, McLean E, Egli I, Cogswell M. Worldwide Prevalence of Anaemia 1993-2005. Switzerland: WHO Press. 2008.
  2. Helmyati S, Hamam H, Wiryatun L. Kejadian Anemia pada Bayi Usia 6 Bulan yang Berhubungan dengan Sosial Ekonomi Keluarga dan Usia Pemberian Makanan Pendamping ASI dalam Berita Kedokteran Masyarakat Vol. 23 No. 1 hal. 35-40. 2007.
  3. Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB, Stanton BF. Nelson Textbook of Pediatrics. 18th ed. Philadelphia: Saunders. 2008.
  4. World Health Organization. Iron Deficiency Anemia: Assesment, Prevention, and Control. A Guide for Programme Managers. Geneva: WHO. 2001.
  5. Wijaya, Candra. Hubungan Asupan Zat Gizi dengan Kejadian Anemia pada Anak Usia 6-23 Bulan di Kabupaten Aceh Besar. 2011.
  6. Siti, N. A. S.., Wan, M. W. M., Narazah, M. Y., Quah, B. S. Prevalence and Risk Factors for Iron Deficiency in Kelantanese Pre-School Children. Singapore Medical Journal, (11), pp.935-9. 2006.
  7. IDAI. Rekomendasi Praktik Pemberian Makan Berbasis Bukti pada Bayi dan Batita di Indonesia untuk Mencegah Malnutrisi. 2015.
  8. IDAI. Suplemen Besi untuk Anak. Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2011.
  9. Dahlan MS. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif, Bivariat, dan Multivariat, dilengkapi Aplikasi dengan Menggunakan SPSS ed. 5. Jakarta: Salemba Medika; hal. 130-94. 2012.
  10. Bakta IM. Hematologi Klinik. Jakarta: EGC. 2007.
  11. Bakta, IM. Pendekatan terhadap Pasien Anemia dalam Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, penyunting Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi V. Jakarta Pusat: Interna Publishing; hal. 1109- 2011.
  12. Bakta Im, Suega K, Dharmayuda TG. Anemia Defisiensi Besi dalam Su AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, penyunting Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi V. Jakarta Pusat: Interna Publishing; hal. 1127-36. 2011.
  13. Abdulsalam M. Diagnosis, Pengobatan, dan Pencegahan Anemia Defisiensi Besi pada Bayi dan Anak. Yogyakarta: Bagian IKA FK UGM.; hal. 140-45. 2005.
  14. Arisman MB. Gizi dalam Daur Kehidupan dalam Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC hal 144-55. 2004.
  15. Masrizal. Anemia Defisiensi Besi dalam Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2007.
  16. Karr, M., et al.. Iron Status and Anemia in Preschool Children. Aust NZJ Public Health, 20 (6), pp. 618-22. 1996
  17. Prabantini D. A to Z Makanan Pendamping ASI. Ygyakarta: Penerbit ANDI; hal. 2-11. 2010.
  18. Hermina, & Nurfi. Hubungan Praktik Pemberian ASI Eksklusif dengan Karakteristik Sosial, Demografi, dan Faktor Informasi tentang ASI dan MP-ASI (Studi di Kota Padang dan Kabupaten Solok Provinsi Sumatera Barat). Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi dan Makanan. Badan Litbang Kesehatan, Kementrian Kesehatan, 13 (4), hal. 353-360. 2010.
  19. Deba, Umar. Perbedaan Status Gizi antara Bayi yang Diberi ASI Eksklusif dengan Bayi yang Diberi MP-ASI Dini di Puskesmas Perumnas Kota Kendari. Jurnal SELAMI IPS. 2007. 02(21): ISSN 1410-2323. 2007.
  20. Yang W, Li X, Zhang S, Liu L, Wang X, Li W. Anemia, Malnutrition, and Their Correlation with Socio-demographic characteristic and Feeding Practice among Infants aged 0-18 months in Rural Areas of Shaanxi Province in Northwestern China. BMC Public Health hal 1-7. 2012.
  21. Hermina, & Nurfi. Hubungan Praktik Pemberian ASI Eksklusif dengan Karakteristik Sosial, Demografi, dan Faktor Informasi tentang ASI dan MP-ASI (Studi di Kota Padang dan Kabupaten Solok Provinsi Sumatera Barat). Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi dan Makanan. Badan Litbang Kesehatan, Kementrian Kesehatan, 13 (4), hal. 353-360. 2010.
  22. Deba, Umar. Perbedaan Status Gizi antara Bayi yang Diberi ASI Eksklusif dengan Bayi yang Diberi MP-ASI Dini di Puskesmas Perumnas Kota Kendari. Jurnal SELAMI IPS. 2007. 02(21): ISSN 1410-2323. 2007.
  23. Yang W, Li X, Zhang S, Liu L, Wang X, Li W. Anemia, Malnutrition, and Their Correlation with Socio-demographic characteristic and Feeding Practice among Infants aged 0-18 months in Rural Areas of Shaanxi Province in Northwestern China. BMC Public Health hal 1-7. 2012