Main Article Content

Abstract

atar Belakang: Demam Berdarah Dengue merupakan suatu infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan gejala klinis terjadinya demam mendadak 2-7 hari, tanda-tanda perdarahan, hepatomegali, syok apabila tidak ditegakkan secara cepat akan menyebabkan komplikasi dan kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemeriksaan antibodi dengue IgG dengan uji fungsi hati SGOT dan SGPT pada pasien DBD.
Metode: Penelitian ini menggunakan studi analitik dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Januari 2016 di Laboratorium RSUD dr. M. YunuS. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik consecutive sampling. Penilaian Pemeriksaan antibodi dengue IgG menggunakan dengue rapid test SD Dengue IgG/IgM®. Penilaian uji fungsi hati (SGOT dan SGPT) menggunakan uji kimia Autoanalyzer (architect plus c4000®). Variabel bebas adalah antibodi dengue IgG, sedangkan variabel terikat adalah uji fungsi hati SGOT dan SGPT. Analisis data dilakukan dengan univariat dan bivariat dengan menggunakan uji statistik Koefisien Kontingensi.
Hasil Penelitian: Jumlah subjek penelitian sebanyak 32 orang, terdiri dari perempuan sebanyak 20 orang (62.5%) lebih banyak daripada laki-laki sebanyak 12 orang (37.5%) dengan usia paling muda 3 tahun dan usia paling tua 65 tahun. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa nilai SGOT p=0.149 dan SGPT p=0.108 (p > 0.05) tidak terdapat hubungan yang bermakna antara dua variabel yang diuji dan nilai korelasi Koefisien Kontingensi SGOT r 0.247 dan SGPT r 0.273 menunjukkan bahwa arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi lemah.
Simpulan: Terdapat hubungan positif lemah tidak bermakna antara pemeriksaan antibodi dengue IgG dengan uji fungsi hati (SGOT dan SGPT) pada pasien demam berdarah dengue (DBD) di RSUD M. Yunus Bengkulu bulan Desember 2015 sampai Januari 2016.
Kata kunci: Antibodi dengue IgG, SGOT, SGPT, DBD

Article Details

How to Cite
Mulyadi, M., Novelia, M., & Nugraheni, E. (2016). Hubungan antara Pemeriksaan Antibodi Dengue IgG dengan Uji Fungsi Hati (SGOT dan SGPT) pada Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) di RSUD dr. M. Yunus bengkulu Bulan Desember 2015 - Januari 2016. Jurnal Kedokteran Raflesia, 2(2), 1–8. https://doi.org/10.33369/juke.v2i2.5620

References

  1. Soedarto (2011).Buku ajar parasitologi kedokteran. Jakarta: Sagung Seto, pp: 273-274.
  2. Irwadi, Arif, hardjoeno (2007). Gambaran serologis IgM – IgG cepat dan hematologi rutin penderita dbd. indonesian journal of clinical pathology and medical laboratory, 13 (2): 45-47.
  3. Pramestuti N, Djati AP. (2013). Distribusi vektor demam berdarah dengue (dbd) daerah perkotaan dan perdesaan di kabupaten banjarnegara. Bul. Penelit. Kesehat. 41(3): 163-164.
  4. Sutanto I, Ismid I, Sjarifuddin PK, Sungkar S (2011). Buku ajar parasitologi kedokteran. Edisi keempat. Jakarta: FKUI, pp: 265-266.
  5. Kemenkes RI (2011). Petunjuk teknis : penggunaan rapid diagnostic test (rtd) untuk penunjang diagnosis dini DBD. http://www.pppl.depkes.go.id/_asset/_ download/PETUNJUK_TEKNIS_RDT_ Dengue.pdf. Diakses Januari 2016.
  6. Kemenkes RI (2013). Profil kesehatan indonesia 2012. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, pp 96-97.
  7. ALF (2009). Newly diagnosed nonalcoholic fatty liver disease.http://www.liver foundation.org/downloads/alf_download_921.pdf. Diakses November 2015.
  8. Satriani L (2009). Korelasi kadar transforming growth factor-beta 1 plasma dengan sgot dan sgpt serum pada demam berdarah dengue. Semarang. Universitas Diponegoro. (Tesis).
  9. Dahlan S (2010). Statistik uji kedokteran dan kesehatan.Edisi 5.Jakarta : Salemba Medika, pp 167-183.
  10. Nopianto H (2012). Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap lama rawat inap pada pasien demam berdarah dengue di rsup dr kariadi semarang. Semarang. Universitas Diponegoro. (Skripsi).
  11. Handoko D, Epid M, Prasetyowati EB (ed) (2011). Modul pengendalian demam berdarah dengue. Jakarta: Kemenkes RI.
  12. Tantra AAM (2011). Korelasi antara lademam dengan kadar IgM dan IgG anak yang menederita demam berdarah dengue. Universitas Diponegoro. (Skripsi).
  13. Suryaatmadja M (2004). Tabel konversi satuan si-konvensional & nilai rujukan dewasa-anak parameter laboratorium klinik. Jakarta: Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia.