Main Article Content

Abstract

Penyakit karang adalah gangguan terhadap kesehatan karang yang menyebabkan gangguan secara fisiologis bagi biota karang. Penyakit karang dapat memberikan dampak buruk terhadap proses pertumbuhan karang hingga dapat menyebabkan kematian karang disuatu perairan. Dampak dari penyakit karang terhadap ekosistem terumbu karang sangat besar, selain mengakibatkan kematian karang dalam skala yang luas, penyakit karang juga berdampak pada berkurangnya tingkat keanekaragaman sumberdaya alam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis laju infeksi penyakit White Plague dan White Band Disease di perairan Pulau Tikus, Kota Bengkulu. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2019 di Perairan Pulau Tikus, Kota Bengkulu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei, pengamatan dan pengukuran langsung di Lapangan. Hasil Penelitian ini didapatkan bentuk pertumbuhan yang terinfeksi penyakit White Plague di Perairan Pulau Tikus Kota Bengkulu adalah bentuk pertumbuhan karang Massive dan penyakit White Band Disease pada karang Acropora. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei, pengamatan dan pengukuran langsung di lapangan.Laju infeksi penyakit White Plague di perairan Pulau Tikus Kota Bengkulu adalah 0,009 - 0,023 cm/hari. Laju infeksi penyakit White Plague mengalami kenaikan setiap minggu dengan rata rata laju infeksi 0,015 cm/hari dan nilai laju infeksi penyakit White Band Disease yang terdapat pada karang Acropora di Perairan Pulau Tikus, Bengkulu yaitu 0,013 cm/hari – 0,030 cm/hari. Rata – rata yang diperoleh yaitu 0,024 cm/hari. Nilai laju infeksi karang menandakan bahwa sebagian besar kerusakan terumbu karang diakibatkan oleh penyakit karang.

THE RATE OF WHITE PLAGUE AND WHITE BAND DISEASE IN TIKUS ISLAND, BENGKULU CITY. Coral disease is a disorder of coral health that causes physiological disruption to coral biota. The coral disease can adversely affect the coral growth process until it can lead to coral death in a waterway. The impact of coral disease on coral ecosystems is very large. In addition to resulting in coral death on a wide scale, a coral disease also affects natural resources' reduced diversity. This research aimed to determine and analyze the White Plague and White Band Disease's infection rate in Tikus Island, Bengkulu City. The research was conducted in September-October 2019, located in Tikus Island Water, Bengkulu City. The methods used in this study are direct survey, observation, and measurement methods in the Field. This study obtained a form of growth infected with White Plague disease in the Waters of Tikus Island Bengkulu City. The infection rate of White Plague Disease in Tikus Island was 0.009-0.023 cm/day. The quality of the condition of White Plague disease increased every week with an average infection rate of 0.015 cm/day, and the rate of infection rate of White Band Disease found in Acropora coral in the Waters of Tikus Island, Bengkulu which was 0.013 cm/day – 0.030 cm/day. The average obtained 0.024 cm/day. The coral infection rate indicates that most of the damage to coral reefs was caused by coral disease.

Article Details

How to Cite
Purnama, D., Kusuma, A. B., Negara, B. F. S. P., Renta, P. P., Simarmata, M. W., & Simanjorang, A. (2020). LAJU INFEKSI PENYAKIT WHITE PLAGUE DAN WHITE BAND DISEASE DI PERAIRAN PULAU TIKUS, KOTA BENGKULU. JURNAL ENGGANO, 5(2), 219–232. https://doi.org/10.31186/jenggano.5.2.219-232

References

  1. Antonius, A., Lipscomb, D., 2001. First Protozoan Coral Killer Identified in The Indo-Pacific. Atoll Research Bulletin. 1(21): 481-493.
  2. Atad I, Zvuloni A, Loya Y, Rosenberg E. 1990. Phage therapy of the white plague-like disease of Favia favus in the Red Sea. Coral reefs. 31: 665-670.
  3. Bakhtiar, D. dan Z. Ta’alidin, 2013. Kajian Identifikasi Terhadap Kondisi Pulau Tikus. Pemerintah Provinsi Bengkulu.
  4. Dahuri, R. 2003. Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Terumbu Karang Indonesia. Pengelolaan dan Iptek Terumbu Karang Indonesia. Jakarta : 1 – 16.
  5. Dustan, P 1977. Vitality of reef coral populations off KeyLargo,Florida: recruitment and mortality. Environ Geol. 2:51–58
  6. Eliza, 1992. Dampak Pariwisata terhadap pertumbuhan terumbu karang. Lingkungan dan Pembangunan. 12(3): 150-170.
  7. Fajar, M. H., Insafitri., M. Efendy., dan W. A. Nugraha. 2018. Karakteristik Penyakit White Band Disease Dan White Syndrome Secara Visual Dan Hitologi Pada Karang Acropora sp. dari Pulau Gili Labak Sumenep Madura. Jurnal ilmu dan teknologi kelautan tropis. 10(3): 711 – 718.
  8. Gaillard, J. P. 2012. Enhanced brain delivery of liposomal methylprednisolone improved therapeuticefficacy in a model of neuroinflammation. Journal of Controlled Release. 164: 364-369.
  9. Galdfelter, W.B. 1991. Population Structure of Acropora palmata on the Windward Fore Reef, Buck Island National Monument, St. Croix, U.S. Virgin Islands. U.S. Virgin Islands: U.S. Department of the Interior, National Park Service : 172 pp.
  10. Handayani, M., Semedi, B., Asadi, M. A., Herdiutami, M., Novakandi, R., dan Zakiyah. 2017. Prevalensi Penyakit Karang White Band Disease Di Perairan Malang Selatan, Jawa Timur. Program Studi Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Malang.
  11. Harrison, J. P., Sapp, M., Schratzberger, M dan Osborn,A. M. 2011. Interactions between Microorganisms and Marine Microplastics: a call for research. Journal Mar Tech Socie. 45:12-20.
  12. Johan, O., M. Delpop., S. A. Putra., F. Hadi., R. H. Putri., R. F., dan N. P. Zamani. 2014. Prevalensi Penyakit Karang Di Winward Dan Leeward Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta. Jurnal Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur. 1089 – 1094.
  13. Malay, F. N. 2000. Analisis Ekonomi Terumbu Karang (study Kasus di Kawasan kelurahan Pulau Kelapa), Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu. DKI Jakarta.
  14. Mazni, R. 2008. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Umbi Bidara Upas (Meremia Mammosa Chois) Terhadap Staphylococcus Ureus dan Escheriachia Coli Serta Brine Shrimp Letnality Test. Skripsi. Fakultas Farmasi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
  15. Mellani, N. P. F., Hendrawan, I. W., dan Karim, W. 2019. Kondisi Kesehatan Karang Genus Porites di Perairan Jemelukdan Penuktukan-Bali. Journal of Marine and Aquatic Sciences. 5(1): 29-35.
  16. Nugraha, W.A., M. Efendy., Insafitri., F. M. Huda. 2008. Karakteristik Penyakit White Band Disease Dan White Syndrome Secara Visual Dan Histologi Pada Karang Acropora Sp. Dari Pulau Gili Labak Sumenep Madura. Jurnal Ilmu Kelautan Tropis. 10(3) : 711-718.
  17. Nybakken, W. J. 1988. Biologi Laut. Suatu Pendekatan Ekologis. Gramedia, Jakarta : 459 hal.
  18. Potter, P. A dan Perry, A. G. 2005. Fundamentals of Nursing. 6th ed., Mosby, St. Louis, 426-430.
  19. Rani, C. 2003. Perikanan Dan Terumbu Karang Rusak: Bagaimana Mengelolanya?. Jurnal bionatura. 5(2) : 97-111.
  20. Raymundo, L. J., Couch, C. S. and Harvell, C. D. 2008. Coral Disease Handbook : Guidelines for Assessment, Monitoring & Management. Coral Reef Targeted Research and Capacity Building for Management Program. The University of Queensland. Australia.
  21. Renta, P. P., Purnama, D., Negara, B. F. S. P., Rahmantyo, D. A. Y., Adhi, N. D., Siagian, R. A. S., Kusuma, A. B. 2020. Prevalensi dan Jenis Penyakit yang Menginfeksi Karang di Perairan Pulau Enggano Bengkulu. Jurnal Enggano. 5(1): 101 – 112.
  22. Richardson, L. L. 1998. Coral diseases: What is really known?. Trends in Ecology and Evolution. 13(11): 438-443.
  23. Riyantini I. 2008. Pelestarian Ekosistem Terumbu Karang Sebagai Upaya Konservasi. Makalah disajikan pada Ceramah Ilmiah “Padjajaran Diving Club”. FPIK. Bandung.
  24. Rosenberg, E., Loya, Y., Sulam, R., dan Barash, Y. 2005. Bacterial Strain BA-3 and a filterable factor cause awhite plague-like disease in corals from the Eilatcoral reef. Aquatic Microbial Ecology. 40: 183-189.
  25. Rosyid, A. dan Luthfi, O. M. 2018. Pengamatan Laju Penyakit White Syndrome Pada Montipora sp. Di Pulau Pramuka, Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Journal of Marine and Aquatic Sciences. 5(2): 22-28.
  26. Santoso, D. A dan Kardono. 2008. Teknologi Konservasi Dan Rehabilitasi Terumbum Karang. Jurnal Teknik lingkungan. 9(3) : 121 – 226.
  27. Stedman. 2000. The significance of coral disease epizootiology for coral reef conservation. Journal Biological Conservatiom. 96 : 347 - 361.
  28. Suharsono. 2008. Jenis-Jenis Karang yang Umum di Jumpai di Indonesia. LIPI-P3O Proyek Penilitian dan Pengembangan Daerah, Jakarta
  29. Sunagawa, S., Desantis, T. Z., Piceno, Y. M., Brodie, E. L., Desalvo, M. K., Voolstra, C. R. 2009. Keragaman bakteri dan perubahan komunitas terkait penyakit wabah putih di karang Karibia Montastraea faveolata. ISME J. 131 : 512–521.
  30. Supriharyono. 2007. Pengelolaan Ekosistem Terumbu Karang. Djambatan. Jakarta. 118 hal.
  31. Sutherland K, Porter J. W, Cecilia T. 2004. Disease andimmunity in Caribbean and Indo-Pacific zooxanthellate corals. Marine Ecol Prog Ser. 266: 273– 302.
  32. Veron J. E. N. 2000. Coral of The World Australian Institute of Marine Science. Townsville.
  33. Wijaya, C. K., R. Komala., dan Giyanto. 2017. Kondisi, Keanekaragaman Dan Bentuk Pertumbuhan Karang Di Pulau Kayu Angin, Kepulauan Seribu.
  34. Yamashiro, H. 2004. Coral disease. Coral Reef of Japan. Edited by The Japanese Coral Reef Society and Ministry of the Environment. Ministry of the Environment of Japan, 356 pp.