Main Article Content

Abstract

Bintan Selatan merupakan wilayah yang berada di Provinsi Kepulauan Riau. Memiliki pesisir dan lautan yang kaya akan sumber daya hayati, salah satunya adalah fitoplankton. Fitoplankton memiliki peran penting dalam ekosistem perairan yaitu sebagai produsen utama. Keberadaan fitoplankton mempengaruhi rantai makanan akuatik yaitu biota bernilai ekonomis penting. Terdapat hubungan antara fitoplankton dan keberadaan biota ekonomis penting, sehingga perlu dikaji mengenai struktur komunitas fitoplankton dan biota bernilai ekonomis penting di Perairan Bintan Selatan. Terdapat tiga stasiun penelitian diantaranya Kampung Bugis, Kawal dan Kijang. Penelitian dilakukan dengan pengambilan sampel fitoplankton, parameter kualitas perairan, dan wawancara nelayan. Analisis data yang dilakukan pada fitoplankton adalah analisis kelimpahan, indeks keanekaragaman, indeks keseragaman dan indeks dominansi. Sedangkan analisis biota ekonomis penting menggunakan uji data non parametrik, krustal wallis. Hasil penelitian menunjukkan fitoplankton yang ditemukan pada tiga lokasi penelitian adalah 4 divisi dari 7 kelas serta 35 genera, memiliki keanekaragaman yang rendah dengan kemerataan stabil dan tidak terdapat jenis fitoplankton yang dominan (dominansi rendah). Sedangkan pada biota ekonomis penting didapatkan sebanyak 34 jenis yang terdiri dari jenis cumi dan udang, ikan pelagis kecil, pelagis besar dan demersal. Keberadaan biota ekonomis penting dipengaruhi oleh kelimpahan fitoplankton. Semakin tinggi kelimpahan fitoplankton semakin besar jumlah biota ekonomis yang didapatkan nelayan

Article Details

How to Cite
Ayatillah, N., Karlina, I., & Idris, F. (2022). HUBUNGAN STRUKTUR KOMUNITAS FITOPLAKTON DAN KEBERADAAN BIOTA BERNILAI EKONOMIS PENTING DI PERAIRAN BINTAN SELATAN. JURNAL ENGGANO, 7(1), 1–15. https://doi.org/10.31186/jenggano.7.1.1-15

References

  1. A'ayun, N. Q., Perdana, T. A. P., Promono, P. A., Laily, A. N., 2015. Identifikasi Fitoplankton di Perairan yang Tercemar Lumpur Lapindo, Porong Sidoarjo. Jurnal Bioedukasi. 8(1): 48-51.
  2. Andriani, A., Damar, A., Rahardjo, MF., Simanjuntak, C. P. H., Asriansyah, A., Aditriawan, R.M. Kelimpahan Fitoplankton dan Perannya sebagai Sumber Makanan Ikan Di Teluk Pabean, Jawa Barat. Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik. 1(2): 133-144.
  3. (APHA) American Public Health Association. 2005. Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater, 22nd Edition. Editor E.W., Rice R.B., Baird A.D., Eaton L.S. (eds). Clesceri. American Public Health Association, Virginia.
  4. Apriadi, T. & Ashari, I. H. 2018. Struktur Komunitas Fitoplankton pada Kolong Pengendapan Limbah Tailing Bauksit di Senggarang, Tanjungpinang. A Scientific Journal. 35(3): 145-152.
  5. Arbi, U. Y., Harapan, A. Cappenberg, H. A. W. 2020. Fluktuasi Kondisi Megabentos di Perairan Ternate, Maluku Utara. Jurnal Kelautan Tropis. 23(1): 57-72.
  6. Bubun, R. L., Simbolon, D., Nurani, T. W., Wisudo, S. H. 2014. Tropik Level Pada Daerah Penangkapan Ikan yang Menggunakan Light Fishing di Perairan Sulawesi Tenggara. Marine Fisheries. 5(1): 57-66.
  7. Genisa, A. S. 1999. Pengenalan Jenis-jenis Ikan Laut Ekonomi Penting di Indonesia. Oseana. 26(1):17-38.
  8. Hidayat, T. 2017. Kelimpahan dan Struktur Komunitas Fitoplankton pada Daerah yang di Reklamasi Pantai Seruni Kabupaten Bantaeng. Skripsi. Universitas Hasaniddin. Makassar.76 Halaman.
  9. Hidayat, N. 2016. Arahan Pengembangan Infrastrutur Wilayah Pesisir Kecamatan Pasean Kabupaten Pamekasan. Tesis. Institut Teknologi Sepuluh November. Surabaya. 128 Halaman.
  10. Jiang Y. J., He, W., Liu, W.X., Qin N., Ouyang, H. L., Wang, Q. M., Kong, X. Z., He, Q. S., Yang, C., Yang, B., Xu, F. L. 2014. The Seasonal and Spatial Variations of Phytoplankton Community and Their Correlation with Environmental Factors in a Large Eutrophic Chinese Lake (Lake Chaohu). Ecological Indicators. 40(2014): 58–67.
  11. Kasim, K., Triharyuni, S., Wujdi, A. 2014. Hubungan Ikan Pelagis dengan Konsentrasi Klorofil-a di Laut Jawa. Bawal. 6(1):21-29. KEPMEN-LH. 2004. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut. Jakarta.
  12. Munthe, Y. V., Aryawati, R., Isnaini, I. 2012. Struktur Komunitas dan Sebaran Fitoplankton di Perairan Sungsang Sumatera Selatan. Maspari Journal. 4(1): 122-130.
  13. Nababan, B., Wiyono, E. S., Mustaruddin. 2017. Persepsi dan Kepatuhan Nelayan Tanjungbalai Asahan Sumatera Utara dalam Mendukung Perikanan Tangkap yang Berkelanjutan. Marine Fisheries. 8(2): 163-174.
  14. Odum, E. P. 1998. Dasar-dasar Ekologi. Gajah Mada Universitas Press. Yogyakarta.
  15. Rahman, A., Pratiwi, Niken T. M., Hariyadi, S. 2016. Struktur Komunitas Fitoplankton di Danau Toba, Sumatera Utara. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. 21 (2), 120-127.
  16. Rosada, K. K., Sunardi, Pribadi, T. D. K., Putri, S.A. 2017. Struktur Komunitas Fitoplankton pada Berbagai Kedalaman di Pantai Timur Pananjung Pangandaran. Jurnal Biodjati. 2(1): 30-37.