Main Article Content

Abstract

Peta geologi desa dibuat berdasarkan data primer dan sekunder, yang menggambarkan kondisi geologi desa tersebut, seperti jenis batuan, penyebaran, hubungan antar batuan, struktur geologi, dan sebagainya dan dibuat dengan skala 1:5.000, 1 : 10.000 atau 1 : 15.000. Peta geologi desa dapat digunakan sebagai acuan desa dalam mengembangkan potensi desa khususnya dalam aspek sumberdaya mineral dan batuan, potensi geowisata, geologi teknik, geologi lingkungan, serta objek belajar kebumian bagi siswa-siswa di desa tersebut. Selain itu, peta geologi desa juga dapat digunakan sebagai sumber informasi ancaman bencaba geologi yang ada di desa tersebut. Bencana geologi yang dimaksud adalah gempa bumi, tanah longsor, gunung api, tsunami, serta bahaya likuifaksi. Tujuan pengabdian membuat peta geologi desa Labanu untuk menjadi data pendukung percepatan pembangunan desa. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan metode kajian pustaka dan orientasi medan serta survei geologi lapangan. Hasil dari pengabdian ini menghasilkan peta geologi Desa Labanu yang didalamnya memuat satuan batuan, struktur geologi dan stratigrafi daerah Labanu.

Keywords

Labanu Village Geological Map Development Acceleration

Article Details

Author Biography

Aang Panji Permana, Gorontalo State University

Geological Engineering
How to Cite
Permana, A. P., Hutagalung, R., & Kasim, M. (2022). Percepatan Pembangunan Desa Labanu Kabupaten Gorontalo Melalui Pembuatan Peta Geologi. Jurnal Inovasi Pengabdian Masyarakat Pendidikan, 2(2), 103–112. https://doi.org/10.33369/jurnalinovasi.v2i2.21219

References

  1. Anderson, E. M. (1951). The dynamics of faulting and dyke formation with applications to Brittan, Edinburgh, Oliver and Boyd, Standford University.
  2. Bachri, S., & Apandi, T. (1997). Peta Geologi Lembar Tilamuta, Sulawesi Skala 1: 250.000. Pusat Penelitan dan Pengembangan Geologi. Bandung.
  3. Hamilton, W. (1979). Tectonics of the Indonesian region. Geological Survey Professional Paper 1078, U.S. Govern. Printing Office, Washington. U.S.G.S. Professional Paper 1078. Pp 345.
  4. Hutagalung, R., Permana., A.P., Isa, D.R., & Taslim, I. (2021). Analisis Stratigrafi Daerah Leato Utara dan Selatan Kota Gorontalo. Jurnal Sains Informasi Geografi [J SIG], Vol. 4, No. 2, 76-83. http://dx.doi.org/10.31314/j%20sig.v4i2.1037.
  5. Hutchison, C. S. (1989). Geological evolution of Southeast Asia. Oxford Monograph on Geology and Geophysicc no 13, Oxford. Pp 368.
  6. Permana, A.P., & Eraku, S.S. (2017). Analisis Stratigrafi Daerah Tanjung Kramat Kecamatan Hulonthalangi Kota Gorontalo. Jurnal Geomine, Vol. 5. No. 1. 1-6. https://doi.org/10.33536/jg.v5i1.90.
  7. Permana, A, P., & Eraku, S. (2020a). Analisis kedalaman laut purba batugamping Gorontalo berdasarkan fosil foraminifera bentonik, Journal Bioeksperimen, Vol.6. No.1. 17-24. http://dx.doi.org/10.23917/bioeksperimen.v6i1.1042 8.
  8. Permana, A.P., Pramumijoyo, S., & Akmaluddin. (2020b). Paleobathymetry Analysis of Limestone in Bongomeme Region Based on Content of Benthic Foraminifera Fossil, Gorontalo District, Indonesia. Bulletin of the Iraq Natural History Museum. Vol. 16. No. 1. 1-14. https://doi.org/10.26842/binhm.7.2020.16.1.0001.
  9. Standar Nasional Indonesia (SNI) 13-4691-1998 ICS 07.060. (1998). Penyusunan Peta Geologi. Badan Standardisasi Nasional.
  10. Trail, D.S., John, T.U., Bird, M.C, Obial, R.C., Pertzel, B.A., Abiog, D., Prawoto & Subagio. (1974). The General Geological Survey of Block II, Sulawesi Utara, Indonesia, Unpublished report, P.T. Tropic Endeavour Indonesia, 68p.
  11. Travis, Russel B. (1955). Classification of rocks. Colorado School of Mines.
  12. Van Zuidam, R.A. (1983). Guide to geomorphologic aerial photographic interpetation and mapping. International Institute for Geo-Information Science and Earth Observation, Enschede, The Netherland, 325.
  13. Wentworth, C.K. (1922). A scale of grade and class terms for clastic sediments. Journal of Geology, 30(5) : 377-392.