Main Article Content

Abstract

Tujuan penelitian ini mendeskripsikan metode persuasi yang digunakan oleh peserta debat capres cawapres RI 2019, yaitu Joko Widodo dengan wakilnya Ma’ruf Amin dan Prabowo Subianto dengan wakilnya Sandiaga Uno. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Data berupa ujaran yang menggunakan metode persuasi. Sumber data penelitian berupa ujaran dalam debat kelima. Teknik pengumpulan data ialah teknik dokumentasi dengan teknik simak dan catat. Langkah analisis data (1) transkripsi data (2) identifikasi data (3) klasifikasi data (4) interpretasi data (5) simpulan (6) validasi data. Hasil penelitian capres 01 Joko Widodo menggunakan 4 metode persuasi yaitu Asosiasi, Pay Off Idea, Icing Device, dan  Red-Herring Technique. Cawapres 01 Ma’ruf Amin menggunakan 3 metode persuasi yaitu Asosiasi, Pay Off Idea dan Icing Device. Capres 02 Prabowo Subianto menggunakan 5 metode persuasi yaitu Partisipasi, Asosiasi, Pay Off Idea, Icing Device, dan Red-Herring Technique. Cawapres 02 Sandiaga Uno menggunakan 4 metode persuasi yaitu Partisipasi, Asosiasi, Pay Off Idea, dan Icing Device. Penggunaan metode persuasi berdasarkan indikator (1) Partisipasi, adanya keikutsertaan orang lain dalam ujaran dan adanya diksi  kita atau kami (2) Asosiasi, menempelkan objek yang hangat dan menarik di masyarakat seperti game online, media sosial, teknologi dan isu/rumor, juga mengaitkan program kerja dengan teknologi komunikasi terkini  (3) Pay Off Idea, memberikan janji manis (rewarding) dan memberikan ganjaran/ancaman berupa hal negatif (punishment) (4) Icing Device, penyampaian pidato yang menimbulkan rasa yakin dan percaya kepada komunikan dan menjelaskan program kerjanya dengan memberikan pengertian yang mudah diterima oleh komunikan (5) Red-Herring Technique, komunikator mengelakkan posisi yang lemah untuk dialihkan ke posisi yang dikuasi atau posisi di mana komunikator dalam keadaan yang kuat, komunikator memberikan argumen serangan balik kepada pihak lawan. Kesimpulan penelitian adalah semua metode persuasi digunakan dalam debat, namun tidak semua peserta debat menggunakan kelima metode persuasi dan cara penggunaan metode dari setiap peserta berbeda-beda sesuai tujuan peserta tersebut.

Article Details

How to Cite
Dewi, A., Diani, I., & Rahayu , N. (2023). Persuasi Dalam Debat Kelima Capres Dan Cawapres RI 2019. Jurnal Ilmiah KORPUS, 7(3), 461–476. Retrieved from https://ejournal.unib.ac.id/korpus/article/view/17128

References

  1. Darma, Y. A. (2014). Analisis Wacana Kritis Dalam Multiperspektif. Bandung: Reflika Aditama.
  2. Djajasudarma, F. (2012). Wacana & Pragmatik. Bandung: Refika Aditama.
  3. Erviani, O. (2017). Teknik Komunikasi Persuasi Dinas Pariwisata Kota Samarinda Dalam Meningkatkan Kualitas Daya Tarik Wisata Kota Samarinda. 235-247.
  4. Keraf, G. (1997). Argumentasi Dan Narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  5. Putri, R. (2018). Tindak Tutur Persuasif Debat Calon Gubernur DKI Jakarta 2017 Putaran Pertama Pada Media Televisi oleh Putri. Kediri: simki.unpkediri.ac.id.
  6. Rahayu, N. (2019). Wacana Bahasa Indonesia. Bengkulu: Unit Penerbitan dan Publikasi FKIP Univ. bengkulu.
  7. Roekomy, R. (1992). Dasar-Dasar Persuasi. Bandung: Citra Aditya Bakti.
  8. Rusminto, N. E. (2015). Analisis Wacana. Yogyakarta: Graha Ilmu.
  9. Sholeha, S. (2013). Tindak Persuasif dalam Wacana Iklas Komersial Produk Kecantikan Berbahasa Indonesia pada Situs Internet. Jember: https://jurnal.unej.ac.id.
  10. Sukarno. (2013). Retorika Persuasi Sebagai Upaya Memengaruhi Jamaah Pada Teks Khotbah. Yogyakarta: www.academia.edu.
  11. Sukino. (2004). Memahami Wacana Bahasa Indonesia. Bengkulu: Perpustakaan Unib Press.
  12. Zulfahmi, A. H. (2019). Metode Dakwah Alfie Alfandy di Kalangan Pemuda Dalam Komunikasi Bikers Dakwah Melalui Pendekatan Komunikasi Persuasi. Jakarta: www.neliti.com.