Main Article Content
Abstract
The purpose of this research is to explore and describe local wisdom in the tradition of washing the village from adultery, fights and accidents, in the Serawai community in South Bengkulu and to find and interpret local wisdom in the washing village culture in the Serawai community in Bengkulu Regency. South. The research method used in this study is qualitative, leading to an ethnographic approach that emphasizes the process of interpreting the cultural phenomena of a society. Data collection techniques used in this study are observation, interviews, and documentation. The results of this study are that washing the village is a tradition that is carried out in cases of adultery, fights and accidents in the Serawai ethnic community in South Bengkulu. In the implementation process, washing the village is carried out by preparing the tools and materials that have been set, as well as slaughtering chickens and goats and making jambar. This tradition is prepared and carried out at the scene or it can also be at the village hall and in the field. When the banquet is held according to this tradition, young people may not attend but must be parents aged 40 years and over, all food at the banquet may not be taken home but must be eaten during the banquet. The village washing tradition contains local wisdom values, including harmonization, morality, deterrent effect, mutual respect, appreciation, and affection. The tradition of washing the village in this village has never changed since ancient times, nothing has been overlooked in every process from then until now. The purpose of washing the village in the Serawai community is to maintain family and community harmony, establish friendships and be able to teach perpetrators and victims a lesson to be more careful.
Keywords: Local Wisdom, Wash Village, Social Institutions
Keywords
Article Details
Copyright (c) 2025 Oktari Salsabila, Yayah Chanafiah, Sarwit Sarwono

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree with the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).
- This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
References
- Chairul, A. (2019). Kearifan lokal dalam tradisi mancoliak anak pada masyarakat adat Silungkang. Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya, 5(2).
- Danandjaja, J. (1994). Folklor Indonesia: Ilmu gosip, dongeng. Jakarta: Pustaka Grafitipers.
- Danandjadja, J. (1984). Folklor Indonesia (Ilmu gosip, dongeng, dan lain-lain). Jakarta: Pustaka Grafitipers.
- Dihamri, D. (2016). Kearifan lokal Suku Serawai di Kabupaten Bengkulu Selatan. Jurnal Georafflesia: Artikel Ilmiah Pendidikan Geografi, 1(2), 82–92.
- Gede, I., & Wiranata. (2011). Antropologi budaya. Bandung: Citra Aditya Bakti.
- Hanurawan, F. (2016). Metode penelitian kualitatif untuk ilmu psikologi. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
- Hardirman, B. (2015). Seni memahami hermeneutik dari Schleiermacher sampai Derrida. Yogyakarta: PT Kanisius.
- Hastuti, R. (2012). Selayang pandang Kabupaten Bengkulu Selatan. Klaten: PT Macanan Jaya Cemerlang.
- Indonesia. (2017). Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan RI Nomor 5 Tahun 2017. Jakarta Timur: Sinar Grafika.
- Koentjaraningrat. (1974). Kebudayaan, mentalitas, dan pembangunan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
- Koentjaraningrat. (2015). Pengantar ilmu antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
- Mahsun. (2007). Metode penelitian bahasa: Tahapan strategi, metode, dan tekniknya (Edisi ke-3). Jakarta: RajaGrafindo Persada.
- Nugroho, B. (2020). Analisis faktor-faktor penyebab kecelakaan lalu lintas pada pengendara sepeda motor (Studi di Wilayah Polres Sampang).
- Nursida, I. (2017). Menakar hermeneutika dalam kajian sastra. Al Qalam, 34(1), 81–108.
- Pamelleri, A. C. (2022). Tinjauan kriminalogis terhadap perkelahian antar kelompok (Disertasi doktoral). Universitas Bosowa.
- Putra, A. (2020). Peran tradisi bersih desa dalam memperkuat solidaritas sosial masyarakat Jawa. Jurnal Sosiohumaniora, 12(2), 115–124.
- Rahmawati, D. (2021). Nilai kearifan lokal dalam upacara adat masyarakat Rejang. Jurnal Antropologi Nusantara, 5(1), 45–56.
- Spradley, P. J. (2007). Metode etnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana.
- Sudaryono. (2017). Metodologi penelitian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
- Sudarmini, D. A., Yuliartini, N. P. R., & Mangku, D. G. S. (2022). Peran Unit 4 Satuan Reskrim Perlindungan Perempuan dan Anak Kepolisian Resor Buleleng dalam menanggulangi tindak pidana perzinahan di Kabupaten Buleleng. Jurnal Komunitas Yustisia, 5(1), 169–180.
- Sugiyono. (2013). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
- Sugiyono. (2018). Metode penelitian evaluasi (Pendekatan kuantitatif, kualitatif dan kombinasi). Bandung: Alfabeta.
- Wahono, B., & Hariyadi, S. (2014). Pendidikan karakter yang bersumber dari kearifan lokal masyarakat Suku Serawai Bengkulu Selatan. Jurnal Pembelajaran Biologi: Kajian Biologi dan Pembelajarannya, 1(2), 169–174.
References
Chairul, A. (2019). Kearifan lokal dalam tradisi mancoliak anak pada masyarakat adat Silungkang. Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya, 5(2).
Danandjaja, J. (1994). Folklor Indonesia: Ilmu gosip, dongeng. Jakarta: Pustaka Grafitipers.
Danandjadja, J. (1984). Folklor Indonesia (Ilmu gosip, dongeng, dan lain-lain). Jakarta: Pustaka Grafitipers.
Dihamri, D. (2016). Kearifan lokal Suku Serawai di Kabupaten Bengkulu Selatan. Jurnal Georafflesia: Artikel Ilmiah Pendidikan Geografi, 1(2), 82–92.
Gede, I., & Wiranata. (2011). Antropologi budaya. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Hanurawan, F. (2016). Metode penelitian kualitatif untuk ilmu psikologi. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Hardirman, B. (2015). Seni memahami hermeneutik dari Schleiermacher sampai Derrida. Yogyakarta: PT Kanisius.
Hastuti, R. (2012). Selayang pandang Kabupaten Bengkulu Selatan. Klaten: PT Macanan Jaya Cemerlang.
Indonesia. (2017). Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan RI Nomor 5 Tahun 2017. Jakarta Timur: Sinar Grafika.
Koentjaraningrat. (1974). Kebudayaan, mentalitas, dan pembangunan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Koentjaraningrat. (2015). Pengantar ilmu antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Mahsun. (2007). Metode penelitian bahasa: Tahapan strategi, metode, dan tekniknya (Edisi ke-3). Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Nugroho, B. (2020). Analisis faktor-faktor penyebab kecelakaan lalu lintas pada pengendara sepeda motor (Studi di Wilayah Polres Sampang).
Nursida, I. (2017). Menakar hermeneutika dalam kajian sastra. Al Qalam, 34(1), 81–108.
Pamelleri, A. C. (2022). Tinjauan kriminalogis terhadap perkelahian antar kelompok (Disertasi doktoral). Universitas Bosowa.
Putra, A. (2020). Peran tradisi bersih desa dalam memperkuat solidaritas sosial masyarakat Jawa. Jurnal Sosiohumaniora, 12(2), 115–124.
Rahmawati, D. (2021). Nilai kearifan lokal dalam upacara adat masyarakat Rejang. Jurnal Antropologi Nusantara, 5(1), 45–56.
Spradley, P. J. (2007). Metode etnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Sudaryono. (2017). Metodologi penelitian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Sudarmini, D. A., Yuliartini, N. P. R., & Mangku, D. G. S. (2022). Peran Unit 4 Satuan Reskrim Perlindungan Perempuan dan Anak Kepolisian Resor Buleleng dalam menanggulangi tindak pidana perzinahan di Kabupaten Buleleng. Jurnal Komunitas Yustisia, 5(1), 169–180.
Sugiyono. (2013). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2018). Metode penelitian evaluasi (Pendekatan kuantitatif, kualitatif dan kombinasi). Bandung: Alfabeta.
Wahono, B., & Hariyadi, S. (2014). Pendidikan karakter yang bersumber dari kearifan lokal masyarakat Suku Serawai Bengkulu Selatan. Jurnal Pembelajaran Biologi: Kajian Biologi dan Pembelajarannya, 1(2), 169–174.