Isi Artikel Utama
Abstrak
Bahasa merupakan cerminan budaya dan cara berpikir suatu masyarakat. Setiap kata memiliki makna unik yang tidak hanya mencakup definisi harfiah, tetapi juga nilai-nilai sosial dan budaya. Kata “berbicara” dalam bahasa Indonesia dan padanannya dalam bahasa Jawa memiliki nuansa makna yang berbeda, meskipun keduanya termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia. Dalam bahasa Indonesia, “berbicara” mengacu pada penyampaian maksud atau ide secara lisan, sementara dalam bahasa Jawa, maknanya bisa bervariasi tergantung pada tingkatan bahasa yang digunakan. Tujuan peneliti adalah mengeksplorasi makna kata “berbicara” dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jawa serta mengidentifikasi perbedaan dan kesamaan di antara keduanya. Peneliti memanfaatkan pendekatan metodologis deskriptif kualitatif dan pendekatan teoritis. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik simak libat cakap dan teknik simak catat serta metode padan dengan teknik dasar PUP dan teknik lanjutan HBB untuk menganalisis data yang telah diperoleh. Peneliti membedakan dua bahasa tersebut dengan komponen pembeda makna berdasarkan objek berupa satu orang dan lebih dari satu orang; volume berupa berbisik, jelas, dan berteriak; konteks berupa marah, menasihati, dan mengungkapkan; waktu berupa sekilas, agak lama, dan lama; dan jarak berupa dekat dan jauh. Peneliti mendapatkan 34 data tuturan yang memiliki makna sama dengan “berbicara” dalam dua bahasa, terdapat 16 tuturan dalam bahasa Indonesia, yaitu berbicara; bertutur; berceramah; berbincang; bercakap; mengobrol; ngoceh; pidato; menyapa; mewawancarai; menyampaikan; berdebat; menjawab; memuji; mengadu; dan memarahi; dan terdapat 18 tuturan dalam bahasa Jawa, yaitu ngomong; ndongeng; wicara; ngendika; ngerumpi; nyerita; matur; tembang; sambat; guneman; ngomyang; ngrembug; ngrasani; ngresula; nyacat; ngandani; wadul; dan nyeneni. Penelitian ini bermanfaat untuk memahami lebih baik tentang kekayaan linguistik dan kultural yang terkandung dalam bahasa Indonesia dan Jawa.
Rincian Artikel
Hak Cipta (c) 2025 Elfara Desfiona, Shiva Arinda Putri Hardiasari, Deliza Qorizki, Sindi Awaliyah, Imam Baehaqie

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree with the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).
- This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Referensi
- Chaer, A. (2002). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
- Chaer, A. (2013). Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
- Kadir, A., Rukmana, R., & Hasanah, S. (2022). Perbandingan Peribahasa Jepang dengan Peribahasa Sunda Terkait Hubungan Manusia: Kajian Semantik Kognitif. Jurnal Bahasa dan Budaya, 15(2), 134–148.
- Kinanti, R. D., & Astuti, E. (2021). Analisis Komponen Makna Kata Bermakna “Melihat” dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa (Analisis Kontrastif). Jurnal Ilmiah Semantik, 10(1), 45–56.
- Kirana, N., & Sukoyo, S. (2022). Bahasa Jawa sebagai Bahasa Daerah dengan Penutur Terbanyak di Indonesia. Jurnal Kebahasaan dan Kesastraan Nusantara, 8(2), 112–121.
- Kridalaksana, H. (2008). Kamus Linguistik (Edisi Keempat). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Keempat). Jakarta: Balai Pustaka.
- R, M., & Sawardi, R. (2022). Sinonimi dan Hiponimi dalam Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia. Jurnal Kajian Bahasa dan Budaya, 9(1), 27–40.
- Riana, D. (2021). Linguistik Kontrastif dan Aplikasinya dalam Pembelajaran Bahasa Kedua. Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia, 10(2), 87–98.
- Tarigan, H. G. (1992). Pengajaran Analisis Kontrastif Bahasa. Bandung: Angkasa.
- Trihardini, M. (2022). Analisis Kontrastif Verba “Makan” + Objek dalam Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia. Jurnal Kajian Bahasa Asing, 7(1), 55–66.
- Utomo, A., & Tabiati, N. (2023). Deskripsi Semantik: Analisis Kontrastif Onomatope Gijougo Bahasa Jepang dan Bahasa Jawa. Jurnal Linguistika, 18(1), 23–36.
- Sudaryanto. (2015). Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.
- Nida, E. A. (1975). Componential Analysis of Meaning: An Introduction to Semantic Structures. The Hague: Mouton.
- Lyons, J. (1995). Linguistic Semantics: An Introduction. Cambridge: Cambridge University Press.
- Palmer, F. R. (1981). Semantics (2nd ed.). Cambridge: Cambridge University Press.
- Leech, G. (1981). Semantics: The Study of Meaning (2nd ed.). Harmondsworth: Penguin Books.
- Nababan, P. W. J. (1993). Sosiolinguistik: Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
- Kramsch, C. (1998). Language and Culture. Oxford: Oxford University Press.
- Yule, G. (2010). The Study of Language (4th ed.). Cambridge: Cambridge University Press.
Referensi
Chaer, A. (2002). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, A. (2013). Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Kadir, A., Rukmana, R., & Hasanah, S. (2022). Perbandingan Peribahasa Jepang dengan Peribahasa Sunda Terkait Hubungan Manusia: Kajian Semantik Kognitif. Jurnal Bahasa dan Budaya, 15(2), 134–148.
Kinanti, R. D., & Astuti, E. (2021). Analisis Komponen Makna Kata Bermakna “Melihat” dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa (Analisis Kontrastif). Jurnal Ilmiah Semantik, 10(1), 45–56.
Kirana, N., & Sukoyo, S. (2022). Bahasa Jawa sebagai Bahasa Daerah dengan Penutur Terbanyak di Indonesia. Jurnal Kebahasaan dan Kesastraan Nusantara, 8(2), 112–121.
Kridalaksana, H. (2008). Kamus Linguistik (Edisi Keempat). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Keempat). Jakarta: Balai Pustaka.
R, M., & Sawardi, R. (2022). Sinonimi dan Hiponimi dalam Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia. Jurnal Kajian Bahasa dan Budaya, 9(1), 27–40.
Riana, D. (2021). Linguistik Kontrastif dan Aplikasinya dalam Pembelajaran Bahasa Kedua. Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia, 10(2), 87–98.
Tarigan, H. G. (1992). Pengajaran Analisis Kontrastif Bahasa. Bandung: Angkasa.
Trihardini, M. (2022). Analisis Kontrastif Verba “Makan” + Objek dalam Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia. Jurnal Kajian Bahasa Asing, 7(1), 55–66.
Utomo, A., & Tabiati, N. (2023). Deskripsi Semantik: Analisis Kontrastif Onomatope Gijougo Bahasa Jepang dan Bahasa Jawa. Jurnal Linguistika, 18(1), 23–36.
Sudaryanto. (2015). Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.
Nida, E. A. (1975). Componential Analysis of Meaning: An Introduction to Semantic Structures. The Hague: Mouton.
Lyons, J. (1995). Linguistic Semantics: An Introduction. Cambridge: Cambridge University Press.
Palmer, F. R. (1981). Semantics (2nd ed.). Cambridge: Cambridge University Press.
Leech, G. (1981). Semantics: The Study of Meaning (2nd ed.). Harmondsworth: Penguin Books.
Nababan, P. W. J. (1993). Sosiolinguistik: Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kramsch, C. (1998). Language and Culture. Oxford: Oxford University Press.
Yule, G. (2010). The Study of Language (4th ed.). Cambridge: Cambridge University Press.