Main Article Content

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas sitotoksik ekstrak metanol daun dan batang kayu gadis terhadap Artemia salina Leach dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Uji sitotoksik menggunakan 10 ekor larva Artemia salina yang berumur 48 jam pada setiap konsentrasi uji dengan tiga kali ulangan. Ekstrak metanol daun kayu gadis dibuat 3 variasi konsentrasi, yaitu 10 ppm, 100 ppm, dan 1000 ppm, sedangkan ekstrak metanol batang kayu gadis dibuat 4 variasi konsentrasi, yaitu 1 ppm, 2 ppm, 4 ppm dan 6 ppm. Sebagai kontrol digunakan pelarut untuk melarutkan ekstrak. Setelah 24 jam diamati kematian Artemia salina, ditentukan persentase mortality, dan dihitung nilai LC50 menggunakan analisis probit. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas sitotoksik ekstrak metanol batang kayu gadis lebih tinggi dari pada ekstrak metanol daunnya, dapat dilihat dari LC50 ekstrak metanol batang lebih kecil (0,79 ppm) daripada ekstrak metanol daunnya (544,81 ppm). Ke-dua ekstrak memperlihatkan kematian 50% hewan uji pada konsentrasi lebih kecil dari 1000 ppm, yang artinya aktivitas sitotoksik yang diberikan berkorelasi positif dengan aktivitas anti kanker. Berdasarkan tinjauan literatur senyawa-senyawa yang berhasil diisolasi dari daun dan batang kayu gadis adalah flavonoid, fenil propanoid, lignan, kumarin, fenolik, asam lemak, dan alkohol. Diharapkan beberapa senyawa tersebut dapat berpotensi sebagai antikanker dimasa mendatang.

Article Details

How to Cite
Aktivitas Sitotoksik Ekstrak Metanol Daun Dan Batang Kayu Gadis (Cinnamomum porrectum (Roxb.) Kosterm) Dengan Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). (2024). RAFFLESIA JOURNAL OF NATURAL AND APPLIED SCIENCES, 4(1), 236–241. https://doi.org/10.33369/rjna.v4i1.34980

References

    [1]Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, peraturan badan pengawas
    obat dan makanan No.29 tahun 2023, tentang persyaratan keamanan dan mutu obat
    bahan alam.
    [2]Nugroho, A.W. Konservasi keanekaragaman hayati melalui tanaman obat dalam hutan
    di Indonesia dengan teknologi farmasi: potensi dan tantangan. Jurnal Sains dan
    Kesehatan 2017, 1(7), 377-383.
    [3]Wuu-Kuang, S., Taxonomic revision of Cinnamomum (Lauraceae) in Borneo. Blumea
    2011, 56, 241-264.
    [4]Buru, A. S.; Pichika, M. R.; Neela, V.; Mohandas, K. In vitro antibacterial effects of
    Cinnamomum extracts on common bacteria found in wound infections with emphasis on methicillin-resistant Staphylococcus aureus. Journal of Ethnopharmacology 2014. 153(3), 587-595.
    [5]Kawamura, F.; Ramle, S.F.M.; Sulaiman, O.; Hashim, R.; Ohara, S.. Antioxidant and
    antifungal activities of extracts from 15 selected hardwood species of Malaysian
    timber. European Journal of Wood and Wood Products 2011, 69(2), 207-212.
    [6]Phongpaichit, S.; Kummee, S.; Nilrat, L.; Itarat, A. Antimicrobial activity of oil from the
    root of Cinnamomum porrectum. Songklanakarin Journal of Science and Technology
    2007, 29(Suppl 1), 11-16.
    [7]Jia, Q.; Liu, X.; Wu, X.; Wang, R.; Hu, X.; Li, Y.; Huang, C. Hypoglycemic activity of a
    polyphenolic oligomer-rich extract of Cinnamomum parthenoxylon bark in normal
    and streptozotocin-induced diabetic rats. Phytomedicine 2009. 16(8), 744-750.
    [8]Adfa, M.; Sanusi, A.; Manaf, S.; Gustian, I.; Banon, C. Antitermitic activity of
    Cinnamomum parthenoxylon leaves against Coptotermes curvignathus. Oriental
    Journal of Chemistry 2017, 33(6), 3063-3068.
    [9]Adfa, M.; Rahmad, R.; Ninomiya, M.; Yudha, S.; Tanaka, K.; Koketsu, M. Antileukimic
    activity of lignans and phenylpropanoids of Cinnamomum parthenoxylon. Bioorganic
    & Medicinal Chemistry Letters 2016. 26, 761-764.
    [10] Pardede A.; Adfa M.; Kusnanda A.J.; Ninomiya M.; Koketsu M. Flavonoid
    rutinosides from Cinnamomum parthenoxylon leaves and their hepatoprotective and
    antioxidant activity. Medical Chemistry Research 2017. 26. 2074-2079.
    [11]Jantan, I.B.; Ali R.M. Toxic and antifungal properties of the essential oils of
    Cinnamomun species from peninsular Malaysia. Journal of Tropical Forest Science
    1992. 6(3), 286-292.
    [12] Meyer B.N.; Ferrigni N.R.; Putnam J.E.; Jacobsen L.B.; Nicholas D.E.; Mc Laughlin
    J.L. Brine shrimp: a convenient general bioassay for active plant constituents. Planta
    Medica 1982. 45, 31-34.
    [13] Jantan, I.B.; Goh, H.S. Essential oils of Cinnamomum species from Peninsular
    Malaysia. Malaysia Journal of Essential Oil Research 1992. 4(2), 161-171.
    [14] Juniarti.; Osmeli, D.; Yuhermita. Kandungan senyawa kimia, uji sitotoksik (brine
    shrimp lethality test) dan anti oksidan (1,1-diphenyl-2-pikrilhydrazyl) dari ekstrak
    daun saga (Abrus precatorius L.). Makara Sains 2009, 13(1), 50-54.