Main Article Content

Abstract

The research aimed to determine the optimal population ratio at each frequency of weeding for the growth and yield of maize. It was carried out from February to May 2020 in the field. There are 2 treatment factors tested arranged in a splite plot design, which was repeated 3 times using a completely randomized block design (CRBD). The first factor is the frequency of weeding as the main plot (Main Plot) consisting of no weeding, 1 x weeding (21 DAS), 2 x weeding (21 DAS and 42 DAS). The second factor is the ratio of the population as sub-plots, consisting of 100% corn + 0% peanuts, 80% corn + 20% peanuts, 60% corn + 40% peanuts, 40 % corn + 60% peanuts, 20% corn + 80% peanuts. The results showed that the growth and yield of maize in the intercropping system with peanuts gave the same response to the population ratio at all weeding frequencies. The planting density of 40% maize + 60% peanuts produced the highest response on the variables of stem diameter (24.675 mm), plant fresh weight (667.51 grams) and biomass weight (79.924 grams). While the highest response to weeding frequency was 2 times (21 DAS and 42 DAS) only on plant fresh weight (588.08 grams).

Keywords

planting density weeding frequency intercropping system

Article Details

How to Cite
Samita, W., Turmud, E., Sudjatmiko, S., & Widodo, W. (2021). Effects of Planting Density and Weeding Frequency on the Corn Growth and Yield in Intercropping System with Peanut. TERRA : Journal of Land Restoration, 4(2), 39–47. https://doi.org/10.31186/terra.4.2.39-47

References

  1. Bakkara, J. C. (2010). Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Varietas Pioneer 23 terhadap Sistem Populasi dan Jumlah Tanaman per Lubang Tanam. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
  2. Barnito, N. (2009). Budidaya Tanaman Jagung. Suka Abadi, Yogyakata.
  3. Beets, W.C. (1982). Multiple Cropping and Tropical Farming Systems. Gower Publishing Co.
  4. Dinata, A., Sudiarso & Sebayang, H. T. (2017). Pengaruh waktu dan metode pengendalian gulma terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung (Zea mays L.). Jurnal Produksi Tanaman, 5(2), 191-197.
  5. Efendi, R & Suwardi. (2010). Respon Tanaman Jagung Hibrida terhadap Tingkat Takaran Pemberian Nitrogen dan Kepadatan Populasi. Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros Sulawesi Selatan.
  6. Fadhillah, G. I., Baskara, M. & Sebayang, H. T. (2018). Pengaruh waktu pengendalian gulma pada monokultur dan tumpang sari tanaman jagung
  7. (Zea mays L.) dan kacang tanah (Arachis hypogea L.). Jurnal Produksi Tanaman, 6(1), 38-46.
  8. Goldsworthy, P. R & Fisher, N. (1992). Fisologi Tanaman Budidaya Tropik. Gadjah Mada University Press., Yogyakarta.
  9. Hardiman, T., Islami, T. & Sebayang, H. T. (2014). Pengaruh waktu penyiangan gulma pada sistem tanam tumpangsari kacang tanah (Arachis hypogaea L.) dengan ubi kayu (Manihot esculenta crantz.). J. Produksi Tanaman, 2(2), 111-120.
  10. Kementerian Pertanian. (2020). Laporan Tahunan Badan Ketahanan Pangan Tahun 2019. Jakarta (ID): ttp://bkp.pertanian.go.id/storage/app/
  11. media/ Bahan% 202020/ Laporan%20Tahunan %20BKP%202019.pdf .
  12. Mayadewi, N.N.A. (2007). Pengaruh jenis pupuk kandang dan jarak tanam terhadap pertumbuhan gulma dan hasil jagung manis. J. Agritrop, 26(4),153-159.
  13. Moenandir, J. (1993). Persaingan Tanaman Budidaya Dengan Gulma. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
  14. Nurmas, A. (2011). Pengaturan pola tanam tumpangsari terhadap hasil produksi jagung manis. J. Agroteknos, 1(2), 89-95.
  15. Pasau, P., Yudono, P. & Syukur, A. (2008). Pergeseran komposisi gulma pada perbedaan proporsi populasi jagung dan kacang tanah dalam tumpang sari pada regosol Sleman. Jurnal Ilmu Pertanian, 16(2), 60-78.
  16. Prasetyo, Sukardjo, E.I. & Pujiwati, H. (2009). Produktifitas lahan dan NKL pada tumpangsari jarak pagar dengan tanaman pangan. J. Akta
  17. Agrosia, 12(1), 51-55.
  18. Pujisiswanto, H. & Hidayat, K. F. (2008). Analisis pertumbuhan gulma, tanaman, dan Hasil jagung dengan berbagai populasi kacang tanah dan
  19. kacang hijau dalam sistem tumpangsari. Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian. Universitas Lampung, Bandar Lampung.
  20. Ratri, Soelistyono, C. H., R. & Aini, N. (2015). Pengaruh waktu tanam bawang prei (Allium porum L.) pada sistem tumpangsari terhadap
  21. pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis (Zea mays saccharata). J. Produksi Tanaman, 3(5), 406-412.
  22. Sarifi R. S., Sedghi, M. & Gholipouri, A. (2009). Effect of population density on yield attributes of maize hybrids. Res.Jour. Bio. Sci., 4
  23. (4), 375-379.
  24. Sena, E. A., Sebayang, H. T. & Nugroho, A. (2018). Pengaruh waktu penyiangan pada tumpangsari jagung (Zea mays) dan kacang tanah (Arachis hypogaea L.). J. Produksi Tanaman, 6(9), 2085-2093.
  25. Setiawan, E. (2009). Kearifan lokal pola tanam tumpangsari di Jawa Timur.Agrovigor,2(2),79-88.
  26. Sitompul, S. M. & Guritno, B. (1995). Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadjah Mada University Press., Yogyakarta.
  27. Suarni & Yasin, M. (2011). Jagung sebagai sumber pangan fungsional. Iptek Tanam Pangan, 6(1), 41-56.
  28. Warman, G. R. & Kristiana, R. (2018). Mengkaji sistem tanam tumpangsari tanaman semusim. Proceeding Biology Education Conference, 15(1), 791-794.
  29. Wibowo. (2009). Teknik tumpangsari kedelai pada musim penghujan. Bioedukasi, 2(2), 199-212.
  30. Zuchri, A. (2007). Optimalisasi hasil tanaman kacang tanah dan jagung dalam tumpangsari melalui pengaturan baris tanam dan perompesan
  31. daun jagung. J. Embryo, 4(2), 156-163.