Main Article Content
Abstract
Land suitability evaluation is crucial for determining the characteristics and quality of land to support cardamom cultivation. This study aims to map land suitability classes and assess the potential for cardamom cultivation in Topos District, Lebong Regency. Conducted from June to December 2023, the research employed survey methods, land classification, and descriptive presentation of results. Tools such as Avenza Map, soil augers, GPS, clinometers, Munsell Soil Color Charts, and laboratory soil analysis were used, supplemented with secondary data sources. Land suitability was determined using a matching technique for individual land characteristics. The results indicated that the actual land suitability for cardamom in Topos District is predominantly in the S3 class, covering 11,722.95 hectares (71.43%), limited by factors such as nutrient availability and steep slopes. Potential land suitability was classified into four categories: S1 (1,825.94 hectares, 11.12%), S1rc (727.35 hectares, 4.43%), S2rc (2,342.88 hectares, 14.27%), and S2 (5,326.63 hectares, 32.46%). Recommended improvements include liming, fertilization, organic matter application, and soil and water conservation to enhance land suitability. The most suitable areas for cardamom cultivation include shrubland, rice fields, open land, and mixed dryland farming. Economic analysis revealed a favorable B/C ratio of 1.11, signifying profitability. This study highlights the considerable potential for cardamom cultivation in Topos District, provided that sustainable land management practices are implemented. The findings underscore the crop’s economic viability, offering valuable insights for policymakers and farmers seeking to optimize land use while fostering economic growth and reducing environmental impact.
Article Details
Copyright (c) 2024 TERRA : Journal of Land Restoration

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
References
- Akiefnawati, R. & Rahayu, S. (2016). Pedoman Agroforestri dalam Pengelolaan Hutan Desa: Pembelajaran dari Jambi. World Agroforestry Centre (ICRAF) Southeast Asia Regional Program, Bogor.
- Alkaf, M.K. & Munibal. (2014). Model spasial perubahan penggunaan lahan penyangganya. Majalah Ilmiah Globe, 16(1), 43–50.
- Apena, O., Rondonuwu, D.M. & Poluan, R.J. (2021). Kesesuaian pemanfaatan lahan wilayah pesisir di Kecamatan Mandolang.Spasial, 8(1), 117–125. DOI: https://doi.org/10.35793/sp.v8i1.33553.
- Asdak. 2006. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University. Press., Yogyakarta.
- Badan Pusat Statistik. (2021). Kecamatan Topos dalam Angka. BPS Kabupaten Lebong, Lebong.
- Bakhtiar, A., Mazwan, M. Z., Shodiq, W. M. & Kombe, L. E. (2023). Financial feasibility of layers farming business. SOCA: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, 17(3), 149–163. DOI: https://doi.org/10.24843/SOCA.2023.v17.i03.p01.
- Brinkman, R. & Smyth, A.J. (1973). Evaluasi Tanah untuk Tujuan Pedesaan. ILRI. 17 Wageningen. 116 h.
- Dariah, A., Agus, F. & Maswar. (2005). Kualitas tanah pada lahan usahatani berbasis tanaman kopi (Studi kasus di Sumberjaya, Lampung Barat). Jurnal Tanah dan Iklim, 23(1), 48–57.
- Darul, H., Balsem,T. & Junus, S. (1989). Buku Keterangan Peta Satuan Lahan dan Tanah Lembar Toboali, Sumatera. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Bogor.
- Direktorat Tanaman Sayuran dan Obat. (2019). Standar Operasional Prosedur (SOP) Kapulaga Kabupaten Tasikmalaya. Kementrian Pertanian Direktorat Jendral Holtikultura, Bogor.
- Djaenudin, Marwah & Hidayat, A. (2011). Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan untuk Komoditas Pertanian. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan Litbang, Bogor.
- Eviati & Sulaeman. (2009). Petunjuk Teknis Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air dan Pupuk. Akademika Pressindo, Jakarta.
- Hanafiah, A.K. (2014). Dasar - Dasar Ilmu Tanah dan Pedogenesis. Akademika Pressindo, Jakarta.
- Hardjowigeno. (2003). Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis, Edisi Kedua.Akademika Pressindo,Jakarta.
- Intara, I., Yazid, B. & Djoefrie. (2011). Pengaruh pemberian bahan organik pada tanah liat dan lem-pung berliat terhadap kemampuan mengikat air. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 16(2), 130–135.
- Mahmudi, M., Subiyanto, S. & Yuwono. (2015). Analisis ketelitian DEM Astergdem, Srtm, dan Lidar untuk identifikasi area pertanian tebu berdasarkan parameter kelerengan. Jurnal Geodesi UNDIP, 4(3), 398–400.
- Mubekti. (2012). Lahan untuk komoditas unggulan perkebunan : Studi Kasus Kabupaten Kampar. Teknik Lingkungan, 13(1), 37–46.
- Mukhlisa, A. N. (2015). Peranan bagian pohon beringin (Ficus benjamina) terhadap erosi. Tesis. Program Studi Ilmu Kehutanan, Universitas Hasanudin, Makasar.
- Murugan, M., Ashokkumar, K., Alagupalamuthirsolai, M., Anandhi, A., Ravi, R., Dhanya, M. K. & Sathyan, T. (2022). Understanding the Effects of Cardamom Cultivation on Its Local Environment Using Novel Systems Thinking Approach-the Case of Indian Cardamom Hills. Frontiers in Sustainable Food Systems, 6. DOI: https://doi.org/10.3389/fsufs.2022.728651.
- Murugan, M., Kuruvila, A., Anandhi, A., Pooja, A., Ashokkumar, K., Dhanya, M. K., Subbiah, A., Alagupalamuthirsolai, M. & Sritharan, N. (2023). Cardamom agro-environmental interrelationships analysis in Indian cardamom hills. Frontiers in Climate, 5. DOI: https://doi.org/10.3389/fclim.2023.1107804.
- Pasally, S. (2019). Tanaman kapulaga. Pusluhtan Kementan, 3(1),1–7.
- Paul, J., Swamy Yadav, B. P., Kumar, P. K. & Shree, R. A. (2024). A comparative study of essential oil components of selected promising small cardamom (Elettaria cardamomum (L.) Maton) landraces in Cardamom Hill Reserve (CHR) of South India. Journal of Applied and Natural Science, i(1), 123–132. DOI: https://doi.org/10.31018/jans.v15i4.5302.
- Prasetyo, P. (2004). Budidaya kapulaga sebagai tanaman sela pada tegakan sengon. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia, 6(1), 22–31.
- Purba, T. D., Mutiara & Hermawan, B. (2019). Hubungan kemiringan lahan dengan kadar air tanah dan tampilan tanaman kelapa sawit menghasilkan. Seminar Nasional Dalam Rangka Dies Natalis UNS Ke 43, 3(1), 25–33. https:// core.ac.uk/download/pdf/295749.8.pdf.
- Purnomo, D. W. & Safarinanugraha, D. (2016). Desain vegetasi bernilai konservasi dan ekonomi pada kawasan penyangga sistem tata air DAS Bolango. Jurnal Manusia dan Lingkungan, 23(1), 111. DOI: https://doi.org/10.22146/jml.18780.
- Putri, W. A. & Sungkawa, I. (2021). Analisis kelayakan finansial pengolahan terasi udang (Kasus di Pengolahan Terasi Cap Kepala Dua Sapi di Desa Eretan Kulon Kecamatan Kandanghaur Kabupaten Indramayu). Paradigma Agribisnis, 3(2), 45. DOI: https://doi.org/10.33603/jpa.v3i2.4915.
- Rayes, L. (2007). Metode Inventarisasi Sumberdaya Lahan. CV Andi Offset. Yogyakarta.
- Ritung, S., Nugroho, K., Mulyani, A. & Suryani, E. (2011). Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan untuk Komoditas Pertanian (Edisi Revisi). Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian. Bogor.
- Saputra R., Kanang, S.H. & Fahrurrozi, F. (2016). Evaluasi kesesuaian lahan untuk pengembangan jeruk gerga (Citrus sp.) di Kecamatan Rimbo Pengadang dan Topos Kabupaten Lebong. Program Studi Agroekoteknologi, Bengkulu.
- Senoaji, G. (2011). Kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar hutan lindung Bukit Daun di Bengkulu. Sosiohumaniora, 13(1), 1-9.
- Shaji, H., Vinaya, C. & Linu, M. (2021). Organic fertilizers as a route to controlled release of nutrients. In Controlled Release Fertilizers for Sustainable Agriculture (pp.231-245).DOI: https://doi.org/10.1016/B978-0-12-819555-0.00013-3.
- Simanjuntak, J. F. & Rayes, L. (2020). Evaluasi kesesuaian lahan untuk tanaman cabai rawit di Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan, 8(1), 259–271. DOI: https://doi.org/10.21776/ub.jtsl. 2021.008.1.29.
- Sudibyo, J. & Kosasih, A.S. (2011). Analisa kesesuaian lahan hutan rakyat di desa Tambak Ukir, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman 8 (2), 125 - 133.
- Suratman, E. & Djauhariya. (1997). Plasma nutfah Kapulaga. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Semarang. 3(1), 4-7.
- Susila, K. D. (2013). Studi keharaan tanaman dan evaluasi kesuburan tanah di lahan pertanaman jeruk Desa Cenggiling Kecamatan Kuta Selatan, J. Agrotop, 3(2), 13–20.
- Tufaila, M. & Alam, S. (2014). Karakteristik tanah dan evaluasi lahan untuk pengembangan tanaman padi di Kecamatan Oheo Kabupaten Konawe Utara. Agriplus, 24(2), 184-194.
- Wati, Y., Alibasyah, M.R. & Manfarizah. (2014). Pengaruh lereng dan pupuk organik terhadap aliran permukaan, erosi dan hasil kentang di Kecamatan Atu Lintang Kabupaten Aceh Tengah. Jurnal Manajemen Sumberdaya Lahan 3(6), 496-505.
References
Akiefnawati, R. & Rahayu, S. (2016). Pedoman Agroforestri dalam Pengelolaan Hutan Desa: Pembelajaran dari Jambi. World Agroforestry Centre (ICRAF) Southeast Asia Regional Program, Bogor.
Alkaf, M.K. & Munibal. (2014). Model spasial perubahan penggunaan lahan penyangganya. Majalah Ilmiah Globe, 16(1), 43–50.
Apena, O., Rondonuwu, D.M. & Poluan, R.J. (2021). Kesesuaian pemanfaatan lahan wilayah pesisir di Kecamatan Mandolang.Spasial, 8(1), 117–125. DOI: https://doi.org/10.35793/sp.v8i1.33553.
Asdak. 2006. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University. Press., Yogyakarta.
Badan Pusat Statistik. (2021). Kecamatan Topos dalam Angka. BPS Kabupaten Lebong, Lebong.
Bakhtiar, A., Mazwan, M. Z., Shodiq, W. M. & Kombe, L. E. (2023). Financial feasibility of layers farming business. SOCA: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, 17(3), 149–163. DOI: https://doi.org/10.24843/SOCA.2023.v17.i03.p01.
Brinkman, R. & Smyth, A.J. (1973). Evaluasi Tanah untuk Tujuan Pedesaan. ILRI. 17 Wageningen. 116 h.
Dariah, A., Agus, F. & Maswar. (2005). Kualitas tanah pada lahan usahatani berbasis tanaman kopi (Studi kasus di Sumberjaya, Lampung Barat). Jurnal Tanah dan Iklim, 23(1), 48–57.
Darul, H., Balsem,T. & Junus, S. (1989). Buku Keterangan Peta Satuan Lahan dan Tanah Lembar Toboali, Sumatera. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Bogor.
Direktorat Tanaman Sayuran dan Obat. (2019). Standar Operasional Prosedur (SOP) Kapulaga Kabupaten Tasikmalaya. Kementrian Pertanian Direktorat Jendral Holtikultura, Bogor.
Djaenudin, Marwah & Hidayat, A. (2011). Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan untuk Komoditas Pertanian. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan Litbang, Bogor.
Eviati & Sulaeman. (2009). Petunjuk Teknis Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air dan Pupuk. Akademika Pressindo, Jakarta.
Hanafiah, A.K. (2014). Dasar - Dasar Ilmu Tanah dan Pedogenesis. Akademika Pressindo, Jakarta.
Hardjowigeno. (2003). Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis, Edisi Kedua.Akademika Pressindo,Jakarta.
Intara, I., Yazid, B. & Djoefrie. (2011). Pengaruh pemberian bahan organik pada tanah liat dan lem-pung berliat terhadap kemampuan mengikat air. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 16(2), 130–135.
Mahmudi, M., Subiyanto, S. & Yuwono. (2015). Analisis ketelitian DEM Astergdem, Srtm, dan Lidar untuk identifikasi area pertanian tebu berdasarkan parameter kelerengan. Jurnal Geodesi UNDIP, 4(3), 398–400.
Mubekti. (2012). Lahan untuk komoditas unggulan perkebunan : Studi Kasus Kabupaten Kampar. Teknik Lingkungan, 13(1), 37–46.
Mukhlisa, A. N. (2015). Peranan bagian pohon beringin (Ficus benjamina) terhadap erosi. Tesis. Program Studi Ilmu Kehutanan, Universitas Hasanudin, Makasar.
Murugan, M., Ashokkumar, K., Alagupalamuthirsolai, M., Anandhi, A., Ravi, R., Dhanya, M. K. & Sathyan, T. (2022). Understanding the Effects of Cardamom Cultivation on Its Local Environment Using Novel Systems Thinking Approach-the Case of Indian Cardamom Hills. Frontiers in Sustainable Food Systems, 6. DOI: https://doi.org/10.3389/fsufs.2022.728651.
Murugan, M., Kuruvila, A., Anandhi, A., Pooja, A., Ashokkumar, K., Dhanya, M. K., Subbiah, A., Alagupalamuthirsolai, M. & Sritharan, N. (2023). Cardamom agro-environmental interrelationships analysis in Indian cardamom hills. Frontiers in Climate, 5. DOI: https://doi.org/10.3389/fclim.2023.1107804.
Pasally, S. (2019). Tanaman kapulaga. Pusluhtan Kementan, 3(1),1–7.
Paul, J., Swamy Yadav, B. P., Kumar, P. K. & Shree, R. A. (2024). A comparative study of essential oil components of selected promising small cardamom (Elettaria cardamomum (L.) Maton) landraces in Cardamom Hill Reserve (CHR) of South India. Journal of Applied and Natural Science, i(1), 123–132. DOI: https://doi.org/10.31018/jans.v15i4.5302.
Prasetyo, P. (2004). Budidaya kapulaga sebagai tanaman sela pada tegakan sengon. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia, 6(1), 22–31.
Purba, T. D., Mutiara & Hermawan, B. (2019). Hubungan kemiringan lahan dengan kadar air tanah dan tampilan tanaman kelapa sawit menghasilkan. Seminar Nasional Dalam Rangka Dies Natalis UNS Ke 43, 3(1), 25–33. https:// core.ac.uk/download/pdf/295749.8.pdf.
Purnomo, D. W. & Safarinanugraha, D. (2016). Desain vegetasi bernilai konservasi dan ekonomi pada kawasan penyangga sistem tata air DAS Bolango. Jurnal Manusia dan Lingkungan, 23(1), 111. DOI: https://doi.org/10.22146/jml.18780.
Putri, W. A. & Sungkawa, I. (2021). Analisis kelayakan finansial pengolahan terasi udang (Kasus di Pengolahan Terasi Cap Kepala Dua Sapi di Desa Eretan Kulon Kecamatan Kandanghaur Kabupaten Indramayu). Paradigma Agribisnis, 3(2), 45. DOI: https://doi.org/10.33603/jpa.v3i2.4915.
Rayes, L. (2007). Metode Inventarisasi Sumberdaya Lahan. CV Andi Offset. Yogyakarta.
Ritung, S., Nugroho, K., Mulyani, A. & Suryani, E. (2011). Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan untuk Komoditas Pertanian (Edisi Revisi). Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian. Bogor.
Saputra R., Kanang, S.H. & Fahrurrozi, F. (2016). Evaluasi kesesuaian lahan untuk pengembangan jeruk gerga (Citrus sp.) di Kecamatan Rimbo Pengadang dan Topos Kabupaten Lebong. Program Studi Agroekoteknologi, Bengkulu.
Senoaji, G. (2011). Kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar hutan lindung Bukit Daun di Bengkulu. Sosiohumaniora, 13(1), 1-9.
Shaji, H., Vinaya, C. & Linu, M. (2021). Organic fertilizers as a route to controlled release of nutrients. In Controlled Release Fertilizers for Sustainable Agriculture (pp.231-245).DOI: https://doi.org/10.1016/B978-0-12-819555-0.00013-3.
Simanjuntak, J. F. & Rayes, L. (2020). Evaluasi kesesuaian lahan untuk tanaman cabai rawit di Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan, 8(1), 259–271. DOI: https://doi.org/10.21776/ub.jtsl. 2021.008.1.29.
Sudibyo, J. & Kosasih, A.S. (2011). Analisa kesesuaian lahan hutan rakyat di desa Tambak Ukir, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman 8 (2), 125 - 133.
Suratman, E. & Djauhariya. (1997). Plasma nutfah Kapulaga. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Semarang. 3(1), 4-7.
Susila, K. D. (2013). Studi keharaan tanaman dan evaluasi kesuburan tanah di lahan pertanaman jeruk Desa Cenggiling Kecamatan Kuta Selatan, J. Agrotop, 3(2), 13–20.
Tufaila, M. & Alam, S. (2014). Karakteristik tanah dan evaluasi lahan untuk pengembangan tanaman padi di Kecamatan Oheo Kabupaten Konawe Utara. Agriplus, 24(2), 184-194.
Wati, Y., Alibasyah, M.R. & Manfarizah. (2014). Pengaruh lereng dan pupuk organik terhadap aliran permukaan, erosi dan hasil kentang di Kecamatan Atu Lintang Kabupaten Aceh Tengah. Jurnal Manajemen Sumberdaya Lahan 3(6), 496-505.