Main Article Content

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kapasitas dan kualitas mengajar guru laki-laki dan perempuan dalam pembelajaran olahraga menurut kriteria dan pengukuran kualitas guru di SMA Negeri 13 Medan. Sampel penelitian ini adalah 15 siswa SMA Negeri 13 Medan, 5 siswi perempuan dan 10 siswa laki-laki. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan survey dan wawancara. Setiap responden ditanyai mengenai tanggapan serta nilai yang mereka berikan untuk setiap indikator yang menjadi tolak ukur kualitas pengajaran guru olahraga. Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya perbedaan signifikan dari tingkat kompetensi mengajar guru olahraga laki-laki dan perempuan, baik secara totalitas maupun diukur pada setiap indikator.  Pada indikator kompetensi kepribadian, guru olahraga perempuan mendapat 46.7% dalam kriteria baik, dan guru olahraga laki-laki mendapat 33.3% dalam kriteria baik. Kemudian, dalam kompetensi pedagogik guru olahraga perempuan mendapat 53.4% dalam kriteria baik, dan guru olahraga laki-laki mendapat 40% dalam kriteria baik. Lalu, untuk kompetensi professional, guru olahraga perempuan mendapat 53.4% untuk kriteria baik, dan 46,7% kriteria baik untuk guru olahraga laki-laki. Selanjutnya, guru olahraga perempuan mendapat 60% dalam kriteria baik untuk kompetensi sosial, sementara 33.3% untuk guru olahraga laki-laki. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kapasitas guru antara guru laki-laki dan guru perempuan pada pembelajaran olahraga di SMAN 13 Medan dalam total kompetensi secara keseluruhan. Guru olahraga laki-laki perlu meningkatkan keterampilan sosialnya terutama dalam hal kerjasama komunikasi dan social engagement dengan siswa. Dan guru olahraga perempuan masih perlu meningkatkan kemampuannya untuk merencanakan pelajaran mengajukan pertanyaan menguah pemelajaran dan menutup tugas

Article Details

How to Cite
Fadli, Z., Saputra, I., Samosir, A. S., & Sembiring, H. M. (2022). “GURU PEREMPUAN LEBIH KOMUNIKATIF”: PENGALAMAN SISWA BELAJAR OLAHRAGA DENGAN GURU LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN. TRIADIK, 20(2), 71–78. https://doi.org/10.33369/triadik.v20i2.20500

References

  1. Abdulkadir Ateng. 1992. Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud. Dirjen Dikti.
  2. Arikunto. 2008. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa
  3. Depdiknas. 2009. Pembaruan Pendidikan Jasmani Di Indonesia. Jakarta: Depdiknas
  4. Mahmudin. 2008. Empat Kompetensi Guru. Wacana Suara Merdeka, 18 mei 2008.
  5. Mansour, Fakih. 2008. Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  6. Moh. Uzer Usman. 2009. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
  7. Oemar Hamalik. 2006. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara
  8. S. Margono. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
  9. Suparman, Edy. 1994. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Erlangga
  10. Syaiful Bahri Djamarah. 2005. Guru dan Anak Didik. Jakarta: PT. Rineka Cipta