Main Article Content

Abstract

Pelaksanaan otonomi daerah memberikan keleluasaan kepada Pemerintah Daerah untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui pajak daerah dan retribusi daerah. Namun, kreativitas Pemerintah Daerah yang berlebihan telah menimbulkan akses negatif bagi iklim usaha. Pelaku usaha mengeluhkan banyak pungutan liar yang tidak jelas landasan hukumnya.Berbagai peraturan daerah tentang pajak dan retribusi tumpang tindih dengan peraturan pusat, merupakan beban yang besar bagi dunia usaha.Penelitian ini bertujuan untuk memberikan kepastian hukum dari ketentuan penetapan pajak dan retribusi daerah bagi pelaku usaha.Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah yuridis normatif dengan metode penelitian kepustakaan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa perlu adanya intervensi pemerintah pusat untuk mengatur kembali kewenangan pemungutan pajak dan retribusi daerah melalui sinkronisasi kebijakan dengan pajak pusat.

Kata kunci :pajak daerah; retribusi daerah; otonomi daerah; kepastian hukum; iklim usaha.

 

Abstract

The implementation of regional autonomy provides flexibility to local governments to increase regional indigenous revenue (PAD) through regional taxes and regional retribution. However, the creativity of the excessive regional government has led to negative access to the business climate. Businesses complained of many illegal levies that are unclear to their legal bases. Various regional regulations on taxes and retribution overlap with the central regulations, is a huge burden for the business world. This research aims to provide legal certainty from the provisions of tax assignment and regional levy for business actors. The type of research that will be conducted is normative juridical with the literature research method. The results concluded that there needed to be a central government intervention to re-arrange the tax collection authority and regional retribution through policy synchronization with central taxes.

Key words: local tax; regional levy; regional autonomy; legal certainty; business climate.

 

Article Details

How to Cite
Taurisa, D. (2020). PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH SEBAGAI PENOPANG OTONOMI DAERAH DILEMA TERHADAP KEPASTIAN HUKUM BAGI IKLIM USAHA. University Of Bengkulu Law Journal, 5(2), 89–105. https://doi.org/10.33369/ubelaj.5.2.89-105

References

  1. Buku
  2. Darussalam.et al., Era Baru Hubungan Otoritas Pajak dengan Wajib Pajak. Cet. 2. Jakarta: DDTC, 2019.
  3. Ismail, Tjip, Potret Pajak Daerah di Indonesia. Cet. 1. Jakarta: Kencana, 2018.
  4. Karianga, Hendra, Politik Hukum dalam Pengelolaan Keuangan Daerah. Cet. 2.- Jakarta: Kencana, 2015.
  5. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI, Badan Pembinaan Hukum Nasional Analis dan Evaluasi tentang Pajak dan Retribusi Daerah. Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional, 2013.
  6. Kamus Besar Bahasa Indonesia Online
  7. Marzuki, Peter Mahmud, Penelitian Hukum (Edisi Revisi). Cet. 7. Jakarta: Kencana, 2011.
  8. Salim dan Erlies Septiana Nurbani, Penerapan Teori Hukum pada Penelitian Disertasi, Buku Ketiga. Cet. 4, Depok: Rajagrafindo Persada, 2019.
  9. Samidjo, Ilmu Negara. Bandung : Armico, 1986.
  10. Suratman dan Philips Dillah, Metode Penelitian Hukum. Cet. 1. Bandung: Alfabeta, 2013.
  11. Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Tinjauan Singkat. Ed. 1. Cet.17. Jakarta: Rajawali Pers, 2015.
  12. Teguh, Harrys Pratama, Hukum Keuangan Negara. Cet. 1. Bandung: Pustaka Setia, 2019.
  13. Peraturan Perundang-undangan
  14. Indonesia. Undang-Undang Darurat Negara Republik Indonesia, Peraturan Pajak Daerah, UU No. 11 Tahun 1957, LN No. 56 Tahun 1957, TLN No. 1287.
  15. ______. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.
  16. ______. Undang-Undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, UU No. 18 Tahun 1997, LN No. 41 Tahun 1997, TLN No. 3685.
  17. ______. Undang-Undang Perubahan atas UU RI Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, UU No.34 Tahun 2000, LN No. 246 Tahun 2000, TLN No. 4048.
  18. ______. Undang-Undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, UU No.28 Tahun 2009, LN No. 130 Tahun 2009, TLN No. 5049.
  19. ______. Undang-Undang Pemerintahan Daerah, UU No. 22 Tahun 1999, LN No. 60 Tahun 1999, TLN No. 3839.
  20. ______. Undang-Undang Pemerintahan Daerah, UU No. 23 Tahun 2014, LN No. 244 Tahun 2014, TLN No. 5587.
  21. ______. Undang-Undang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, UU No. 33 Tahun 2004, LN No. 126 Tahun 2004, TLN No. 4438.
  22. ______.Peraturan Pemerintah tentang Pajak Daerah. PP No. 19 Tahun 1997.
  23. ______. Peraturan Pemerintah tentang Pajak daerah. PP No. 65 Tahun 2001.
  24. ______.Peraturan Pemerintah tentang Penyerahan Pajak-pajak Negara kepada Daerah. PP No. 3 Tahun 1957.
  25. ______.Peraturan Pemerintah tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota sebagai Pengganti Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2000. PP No. 38 Tahun 2007.
  26. ______. Peraturan Pemerintah tentang Retribusi Daerah. PP No. 66 Tahun 2001.
  27. Internet
  28. Firdaus, Ananda Muhammad, “Ratusan Perda Terindikasi Hambat Investasi Daerah”, https://www.ayobogor.com/read/2019/11/20/5066/ratusan-perda-terindikasi-hambat-investasi-daerah. Diakses 30 Maret 2020.
  29. Ismail, Tjip, “Modul 1 - Ruang Lingkup Ilmu Hukum Pajak” http://www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/HKUM4407-M1.pdf. Diakses 24 Maret 2020.
  30. Kemenkeu, “Pajak Daerah”, https://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2018/08/pajak_daerah-1.pdf. Diakses 31 Maret 2020.
  31. KPPOD, “Aturan Pungutan Daerah Kerap Tumpang Tindih”, https://www.kppod.org/berita/view?id=405. Diakses 30 Maret 2020.
  32. Setiawan, Parta, “Pengertian Desentralisasi-Tujuan, Bentuk, Ciri, Dasar Hukum, Dampak, Para Ahli”, https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-desemtralisasi/. Diakses 30 Maret 2020.
  33. Wijarno, Isnan, “No Taxation without Representation”, https://isnan-wijarno.com/2012/03/no-taxation-without-representation/. Diakses 30 Maret 2020.
  34. Wikiapbn, Sebuah Ensiklopedia Kementerian Keuangan, “Desentralisasi Fiskal” http://www.wikiapbn.org/desentralisasi-fiskal/. Diakses 24 Maret 2020.
  35. Yoga Nurdiana Nugraha, (Rabu, 30 Jan 2019), “Desentralisasi dan Ketergantungan Fiskal Daerah”, https://m.detik.com/news/kolom/d-4406834/desentralisasi-dan-ketergantungan-fiskal-daerah/. Diakses 24 Maret 2020.
  36. Zuhri, Ahmad Saefudin, “Reformasi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah”, http://belajarpajakdaerah.wordpress.com/2017/10/18/reformasi-pajak-daerah-dan-retribusi-daerah/. Diakses 24 Maret 2020.