Main Article Content

Abstract

The demand for shallots continues to rise annually, yet production fails to meet the growing need. Enhancing production through strategic plant spacing and the utilization of diverse shallot varieties is imperative. This research aims to determine the optimal plant spacing for shallots and evaluate the performance of different shallot varieties under varying planting distances. A factorial Randomized Complete Block Design (RCBD) with two factors was employed, investigating three shallot types (Bima Brebes, Maja Cipanas, and Tajuk) and testing three planting distances (15 cm x 15 cm, 20 cm x 20 cm, and 25 cm x 25 cm). Each treatment was replicated four times, and data were collected on various parameters including leaf length, leaf diameter, number of leaves, bulb length, bulb diameter, number of tillers, bulb fresh weight, bulb dry weight, bulb weight per cluster, and bulb dry weight per cluster. Results indicate that Bima Brebes and Maja Cipanas types demonstrated the highest bulb dry weight per cluster, with 32.69 grams and 31.71 grams, respectively. The optimal plant spacing identified is 20 cm x 20 cm, promoting increased leaf and bulb diameter, as well as enhanced bulb dry weight per cluster.


Keywords: plant spacing, shallot, variety testing, yield,


 

Article Details

How to Cite
Zulfahmi, R., Lestari, M. A., Sari, H. P., & Putrantri, D. A. (2023). Production of Some Shallots Varieties at Different Plant Spacing . Akta Agrosia, 26(2), 98–102. Retrieved from https://ejournal.unib.ac.id/Agrosia/article/view/30848

References

  1. Anggarayasa, C., M.S. Yuliartini, and A.A.S.P.R. Andriani. 2018. Pengaruh jarak tanam dan pupuk kompos pada pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah. Gema Agro 23(2): 162–166.
  2. Badan Pusat Statistik (BPS). 2015. Distribusi perdagangan komoditas bawang merah Indonesia 2015. Badan Pusat Statistik. Jakarta.
  3. Hasanah, Y., L. Mawarni, and H. Hanum. 2022. Physiological characteristics of shallot (Allium ascalonicum) varieties in highlands and lowlands. Asian Jurnal Plant Science. 21(2): 236–242. doi: 10.3923/ajps.2022.236.242.
  4. Karo, B.B., and F. Manik. 2020. observasi dan adaptasi 10 varietas bawang merah (allium cepa) di berastagi dataran tinggi basah. Jurnal Agroteknosains 4(2): 1–9.
  5. Marliah A, T. Hidayat, and N. Husna. 2012. Pengaruh varietas dan jarak tanam terhadap pertumbuhan kedelai (Glycine max L. Merrill). Jurnal Agrista. 16(1): 22-28.
  6. Midayani, and A.R. Amien. 2017. Pertumbuhan dan produksi bawang merah dengan perlakuan berbagai jarak tanam dan pemberian konsentrasi ekstrak jagung. Jurnal Agrotan 3(9): 68–79.
  7. Nikirahayu, M., M. Syafi'i, R. Y. Agustini, and R. Soedomo. 2021. Keragaman karakter morfologi bawang merah (Allium ascalonicum L.) Varietas Katumi dan Violetta 3 Agrihorti di Lembang. Jurnal Agrotek Indonesia 2(6): 55-61.
  8. Nugrahini T. 2013. Respon tanaman bawang merah (Allium ascolanicum L.) Varietas Tuk-tuk terhadap pengaturan jarak tanam dan konsentrasi pupuk organik cair Nasa. Ziraah Majalah Ilmiah Pertanian 36(1): 60-65.
  9. Purba, R. 2014. Applications of NPK Phonska and KCl fertilizer for the growth and yield of shallots (Allium ascalonicum) in Serang, Banten. International Journal of Applied Science and Technology 4(3): 197–203.
  10. Rahayu Y.S. 2017. Pengaruh waktu penanaman terhadap pertumbuhan dan hasil beberapa varietas tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.). Jurnal Agromix. 4(1): 38-46. doi: 10.35891/agx.v4i1.777.
  11. Rezaei, E.E, M. Kafi, and M. Bannayan. 2013. Nitrogen and cultivated bulb weight effect on radiation and nitrogen use efficiency, carbon partitioning and production of persian shallot (Allium altissimum Regel.). Journal of Crop Science and Biotechnology. 16(3): 237-244.
  12. Saidah, S., M. Muchtar, S. Syafruddin. 2019. Pengaruh jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah asal biji di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonensia 5(2): 209–212. doi:10.13057/psnmbi/m050211.
  13. Sakti, I.T., and Y. Sugito. 2018. Pengaruh dosis pupuk kandang sapi dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah. Plantropica 3(2): 124–132.
  14. Setiawan, I., and Suparno. 2018. Pengaruh jarak tanam dan pupuk pelengkap cair terhadap pertumbuhan dan produksi bawang merah (Allium cepa L.) Varietas Thailand. Jurnal Ilmiah Hijau Cendekia 3(1): 30–34. https://ejournal.uniskakediri.ac.id/index.php/HijauCendekia/article/view/102/82.
  15. Suavianti and Ardiyanta. 2014. Pengaruh macam pupuk kandang dan kerapatan tanam terhadap pertumbuhan dan kualitas hasil tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.) biru Bantul pada lahan pasir pantai. Jurnal Agro UPY. 5:78-92.
  16. Sumarni, N., R. Rosliani and Suwandi. 2012. Optimasi jarak tanam dan dosis pupuk npk untuk produksi bawang merah dari benih umbi mini di dataran tinggi. Jurnal Hortikultura. 22(2): 148. doi: 10.21082/jhort.v22n2.2012.p148-155.
  17. Upe, A., and T. Sau. 2018. Adaptasi keberagaman varietas terhadap pertumbuhan dan produksi pada wilayah marginal pertanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.). Journal TABARO Agriculture Science. 2(1): 172. doi: 10.35914/tabaro.v2i1.111.
  18. Wulandari, R., N.E. Suminarti, and H.T. Sebayang. 2016. Pengaruh jarak tanam dan frekuensi penyiangan gulma pada pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah (Allium ascalonicum). Jurnal Produksi Tanaman. 4(7): 547–553.