Main Article Content

Abstract

Buncis (Phaseolus vulgaris L.) termasuk tanaman yang mempunyai sensitifitas agak tinggi terhadap kekeringan. Frekuensi penyiraman yang berbeda dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah perbedaan perlakuan variasi frekuensi penyiraman terhadap pertumbuhan buncis, serta menentukan frekuensi penyiraman optimal untuk menghasilkan pertumbuhan buncis terbaik. Variasi frekuensi penyiraman yang diberikan yaitu 1 hari sekali, 2 hari sekali, 4 hari sekali, 6 hari sekali, dan 8 hari sekali dengan volume air 200 mL. Percobaan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan analisis data menggunakan uji ANOVA, dan uji lanjut DMRT. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, lebar daun, jumlah bunga, berat basah, dan berat kering. Hasil penelitian menunjukkan pemberian variasi frekuensi penyiraman terdapat perbedaan signifikan terhadap pertumbuhan buncis. Frekuensi penyiraman 8 hari sekali mengalami penghambatan pertumbuhan dibandingkan dengan frekuensi penyiraman 1 hari sekali terhadap semua parameter kecuali pada parameter lebar daun. Tinggi tanaman mencapai 223,72 cm pada pemberian perlakuan frekuensi penyiraman 1 hari sekali, sedangkan diameter batang mencapai 0,327 cm, demikian pula dengan jumlah daun terdapat 24 daun majemuk. Sedangkan jumlah bunga terbanyak terdapat pada perlakuan frekuensi penyiraman 2 hari sekali yaitu 2 kuntum bunga. Demikian juga berat basah total mencapai 45 gram, dan berat kering mencapai 12,6 gram pada pemberian perlakuan frekuensi penyiraman 1 kali sehari. Semakin lama frekuensi penyiraman yang diberikan, semakin menghambat pertumbuhan buncis. Frekuensi penyiraman 1 hari sekali merupakan frekuensi penyiraman yang paling optimal terhadap semua parameter pertumbuhan kecuali pada parameter lebar daun.

Keywords

Buncis Frekuensi Penyiraman Pertumbuhan

Article Details

How to Cite
Pratiwi, A., & Nafira, A. F. (2021). PENGARUH FREKUENSI PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.). Konservasi Hayati, 17(2), 75–84. https://doi.org/10.33369/hayati.v17i2.15034

References

  1. Anggraini, Novita., Eny, Farida., dan Sapto, Indrioko. 2015. Pengaruh Cekaman Kekeringan Terhadap Perilaku Fisiologi dan Pertumbuhan Bibit black Locust (Robinta pseudoacacia). Jurnal Ilmu Kehutanan. 9(1): 41-54.
  2. Felania, Chairida. 2017. Pengaruh Ketersediaan Air Terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau (Phaseolus radiates). Dalam Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Biologi. Yogyakarta, Indonesia. 2017. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Hlm 131-138.
  3. Haryadi, Dede., Husna, Yetti., dan Sri, Yoseva. 2015. Pengaruh Pemberian Beberapa Jenis Pupuk Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kailan (Brassica alboglabra L.). Jom Fapetra. 2 (2): 1-10.
  4. Hapsari, Agustuna, Tri., Sri, Darmanti., dan Endah, dwi, Hastuti. 2018. Pertumbuhan Batang, Akar, dan Daun Gulma Katumpangan (Pilea microphylla (L.) Liebm.). Buletin Anatomi dan Fisiologi. 3 (1): 79-84.
  5. Hidayati, Nur., Rina, Laksmi, Hendrati., Arie, Triani., dan Sudjino. 2017. Pengaruh Kekeringan Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Nyamplung (Callophylum inophyllum L.) dan
  6. Johar (Cassia florida Vahl.) dari Provenan yang Berbeda. Jurnal Penelitian Tanaman Hutan. 11(2): 99-111.
  7. Karyati., Jhen, Rio, Ransun., dan Muhammad, Syafrudin. 2017. Karakteristik Morfologis dan Anatomis Daun Tumbuhan Herba Pada Paparan Cahaya Berbeda di Hutan Pendidikan Fakutas Kehutanan Universitas Mulawarman. Jurnal AGRIFOR. 16(2): 224-254.
  8. Manurung, Hetty., Wawan, Kustiawan., Irawan, Wijaya, Kusuma., dan Marjenah. 2019. Pengaruh Cekaman Kekeringan Terhadap Pertumbuhan dan Kadar Flavonoid Total Tumbuhan Tabat Barito (Ficus deltoidea Jack). Jurnal Hurt Indonesia. 10(1): 55-62.
  9. Sarawa., Makmur, Jaya, Arma., dan Maski, Mattola. 2014. Pertumbuhan Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merr) pada Berbagai Interval Penyiraman dan Takaran Pupuk Kandang. Jurnal Agroteknos. 4(2): 78-86.
  10. Suryani, Nimas, Ayu., Endah, Dwi, Hastuti., dan Rini, Budihastuti. 2018. Kualitas Air dan Pertumbuhan Semai Avicennia marina (Forsk.) Vierh pada Lebar Saluran Tambak Wanamina yang Berbeda. Buletin Anatomi dan Fisiologi. 3(2): 207-214.
  11. Tribun News. 2019. BMKG Prediksi Musim Kemarau Berkepanjangan, Kenapa Musim Hujan Bisa Terlambat?. https:// www.tribunnews.com/nasional/2019/08/21/bmkg-prediksi-musim-kemarau-berkepanjngan-kenapa-musim-hujan-bisa-terlambat. Diakses tanggal 10 Oktober 2019.
  12. Twientanata, Putrie., Niken, Kendarini., dan Andy, Soegianto. 2016. Uji Daya Hasil Pendahuluan 13 Galur Buncis (Phaseolus vulgaris L.) F4 Berdaya Hasil Tinggi dan Berpolong Ungu. Jurnal Produksi Tanaman. 4(3): 186-191.
  13. Wirosoedarmo, Ruslan. 2017. Irigasi Pertanian Bertekanan. Cetakan Pertama. Malang: UB Press. hlm: 41.