Main Article Content

Abstract

Kuman patogen yang resisten terhadap antimikroba merupakan masalah global. Terjadinya patogen yang resisten mengakibatkan infeksi lebih sulit untuk diobati, dan berujung pada meningkatnya angka kematian. Untuk mengatasi masalah resistensi antimikroba, perlu dicari sumber-sumber senyawa aktif baru salah satunya menggunakan tumbuhan obat. Salah satu tumbuhan obat yang berpotensinya khususnya sebagai antikanker, antibakteri dan antifungi adalah Cemara sumatra (Taxus sumatrana) yang mengandung senyawa aktif taxol, flavonoid, fenolik dan lignan. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan menguji aktivitas antimikroba cendawan daun Taxus sumatrana. Untuk memperoleh senyawa aktif maka dilakukan isolasi mikroba. Cendawan yang telah diisolasi diidentifikasi berdasarkan morfologinya. Isolat cendawan endofit difermentasi untuk mendapatkan produk metabolit sekunder dan diuji aktivitas antimikrobanya. Penelitian ini berhasil mengisolasi 9 jenis isolat cendawan endofit dari daun Taxus sumatrana. Pada bakteri S. aureus diperoleh diameter sebesar 14 mm oleh isolat TD3. Pada bakteri E. coli, aktivitas antimikroba yang paling kuat dihasilkan oleh isolat K1 sebesar 8.50 mm, selanjutnya aktivitas antimikroba yang paling tinggi terhadap C. albicans dihasilkan oleh isolat D6 sebesar 9.93 mm. Aktivitas antimikroba yang paling baik dihasilkan oleh isolat TD3 terhadap S. aureus.

Article Details

How to Cite
hilda, D. hilda putri, Putri Erianti, Azwir Anhar, & Irdawati. (2023). Isolation of Endophyte Fungus from Taxus sumatrana Leaves and Their Potential as the Antimicrobial Producer. Konservasi Hayati, 19(1), 30–37. https://doi.org/10.33369/hayati.v19i1.26352