Main Article Content

Abstract

Rubber plant is an important industrial crop, as for economic community and a source of non-oil foreign exchange for the country.  In Indonesia, 85% rubber planting area is community rubber plantation with its productivity is still very low (700 - 900 kg ha-1 year-1), compared to its potential which can be more than 1,500 kg ha-1 year-1.  The low productivity of community rubber plantation is because of the lack of proper handling and maintenance of their plants.  Efforts is needed to improve the quality and productivity of community rubber plantation so as to compete in international trade by improvement on planting, maintenance, latex post-harvesting from the garden to the final processing stage.  This research utilizes solid waste from rubber processing factory that is local organic fertilizer (LOF) which is usually merely dumped and become source of environment contaminant.  The objective of this study was to determine the optimum dosage of rubber mill waste to the yield of rubber plants.  The research was carried out at farmer’s plantation of Tanjung Tengah village, Sub-district of Pondok Kelapa, Central Bengkulu, from May to August 2016.  The experiment was arranged in a Randomized Complete Block Design (RCBD) with four replications and 6 levels of LOF as the treatments i.e. 0, 10, 20, 30, 40 and 50 kg tree-1 equal to 0, 5, 10, 15, 20 and 25 tons ha-1, respectively.  The results showed that the effect of several doses of organic fertilizer of rubber waste to rubber plants had no effect on latex volume, stem girth, latex weights, latex slab weight, and dry weight.  The yield of rubber even tended to decrease as the increase of dose of LOF.  This was supposedly because the rubber plant is an annual crop so takes a long time to show the response of the treatment.
Keywords: rubber sap, waste, compost fertilizer

Article Details

How to Cite
Simanjuntak, E., Prasetyo, P., & Hartal, H. (2018). The Effect of Local Organic Fertilizer from Rubber Processing Waste on the Yield of Rubber Plants. Akta Agrosia, 21(1), 25–28. https://doi.org/10.31186/aa.21.1.25-28

References

  1. Anonim, 1999. Karet. Strategi Pemasaran Tahun 2000. Budidaya dan Pengolahan. Cetakan Keenam. Penebar Swadaya, Jakarta.
  2. BPS. 2010. Potensi pasar ekspor karet Indonesia. http://www.bps.go.id. (10 maret 2016).
  3. Balai Penelitian Sembawa. 2011. Sabtabina Usahatani Karet Rakyat. Balai Penelitian Sembawa Palembang. 55-62.
  4. Badan Pusat Statistik. 2016. Statistik Karet Indonesia. http//bps.go.id/ Diakses tanggal 9 Oktober 2016.
  5. Boerhendy, I dan K. Amypalupy. 2010. Optimalisasi produktivitas karet melalui penggunaan bahan tanam, pemeliharaan, eksploitasi, dan peremajaan tanaman. Jurnal Litbang Pertanian, 30 (1):27.
  6. Bahri S.2013. Pemanfaatan Limbah Padat Pabrik Crumb Rubber (Tatal) Pada Pembuatan Bahan Bakar Cair.Palembang:Baristand
  7. Cahyono, B. 2010. Cara Sukses Berkebun Karet. Cetakan Pertama. Jakarta : Pustaka Mina.
  8. Daud D.2012. Pemanfaatan Limbah Padat Industri Karet Remah Sebagai Bahan Tambahan Pada Pembuatan Kompon Karet. (diakses pada 8 November 2016).
  9. Departemen Pertanian. 2005. Penggunaan Pupuk Organik Bagi Lingkungan. http://database.deptan.go.id/bdspweb/f4freeframe.Asp. diakses 15 Maret 2016.
  10. Ditjenbun. 2013. Buku Statistik Karet (Rubber). Ditjenbun. Kementrian Pertanian. Doanload tanggal 9 Oktober 2016.
  11. Efendri E.2013.Pemanfaatan Limbah Padat Pabrik Crumb Rubber (Tatal) Pada Pembuatan Bahan Bakar Cair.Palembang:Baristand.
  12. Elly, N. 2006. Pengaruh pengembangan partikel karet terhadap depolimerasi lateks dengan reaksi reduksi oksidasi. Skripsi. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
  13. Food and Agriculture Organization of the United Nations. 1985. Manual on fertilizer distribution bulletin. FAO fertilizer and plant nutrition bulletin. 144 p
  14. Gunawan, E. 1970. Pengolahan Karet. Lembaga Pendidikan Perkebunan. Medan.
  15. Hadisuwito, S. 2011. Membuat Pupuk Kompos Cair. Jakarta. Indonesia: Agromedia Pustaka.
  16. Herman dan Goenadi. 1999. Manfaat dan prospek industri hayati di Indonesia. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 18.(3):7-8.
  17. Munir, M., Moertinah, S, Sartamtama, 2003. Penelitian Pemanfaatan Limbah Padat Industri MSG untuk Pupuk Organik, Procceding Workshop Hasil Litbang Bidang Pengendalian Pencemaran, Balai Besar Kulit, Karet, Plastik, Yogyakarta.
  18. Munthe, H. Rudite, T. Istianto. 2006. Penggunaan Pupuk Organik pada Tanaman Karet menghasilkan. Balai Penelitian Sungai Putih Pusat Penelitian Karet Indonesia.
  19. Nazarudin, dan F.B Paiman. 1998. Karet, Strategi Pemasaran Tahun 2000, Budidaya dan Pengolahan. Penebar Swadaya. Jakarta.
  20. Nurkhollis. 2005. Pengaruh Pemupukan Nitrogen Dan Konsentrasi Etefon Terhadap Hasil Latek Karet. Fakultas Pertanian. Universita Bengkulu.
  21. Ompusunggu, M. 1991. Pengolahan Lateks Pekat. Sungei Putih : Balai Penelitian Perkebunan.
  22. Prasetyo. 1990. Pengaruh Etephon dan Ukuran Lilit Batang Terhadap Hasil serta Perkembangan Anatomi/Fisiologis Kulit Batang Dua Klon Karet. Disertai Dokter pada Universitas Gadjah Mada Yogyakarta: tidak diterbitrkan.
  23. Purbaya M., T.I. Sari., C.A. Saputri., M.T.Fajriaty. 2011. Pengaruh beberapa jenis bahan penggumpalan lateks dan dengan hubungannya dengan susut bobot kadar karet kering dan plastisitas. Prosiding Seminar Nasional AVOER ke-3, 26-27 Oktober 2011.
  24. Rusli dan Y. Ferry. 2013. Keragaan Awal 10 Klon Karet di Kenun Percobaan Pakuwon Sukabumi. Dimuat dalam Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Desember 2013.
  25. Riwandi, M. Handayajaningsih, Hasanudin, 2012. Rekayasan Kualitas Kesuburan Tanah dengan Pupuk Kompos dan Aplikasinya terhadap Produksi Jagung Organik Laporan Hasil Penelitian Strategis Nasional Tahun ke 1, Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu Desember 2013.
  26. Setyamidjaja, D.1993. Karet. Yogyakarta : Kanisius
  27. Siregar T.H.S dan I. Suhendry. 2013. Budidaya dan Teknologi Karet. Penebar Swadaya. Jakarta.
  28. Spillane, J. 1989. Komoditi Karet. Cetakan Pertama. Yogyakarta : Kanisius.
  29. Sutardi. 1981. Tingkat keuntungan perusahaan perkebunan karet di Jawa. Risalah Penelitian RC Getas. Rubber Research Centre, Getas. Salatiga.
  30. Suriadikarta, D.A. dan R.D.M. Simanungkalit. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Balai Besar Litbang sumberdaya Lahan Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.
  31. Suriatna, S. 1988. Pupuk Pemupukan. PT. Sarana. Jakarta.
  32. Surya, I. 2006. Teknologi Karet. Medan : Universitas Sumatera Utara.
  33. Syamsulbahri. 1996. Bercocok Tanam Tanaman Perkebunan Tahunan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press