Main Article Content

Abstract

In order to get optimal growth and production, potato (Solanum tuberosum) should be cultivated on suitable land. Principally, land suitability evaluation is fitting land quality with plant growth requirement. The purposes
of this study were: (1) to evaluate land suitability for potato cultivation in Bukit Kaba Foot Slope Bengkulu (BKFSB), and (2) to determine the air temperature gradient for Braak equation in calculating air temperature. Land
suitability evaluation has been conducted by overlying the land characteristic map with the potato growth requirement, to produce land suitability classes with various restriction factors. Temperature gradient was calculated by plotting elevation and air temperature data from 3 weather stations into the Braak equation. Land suitability evaluation with area study of 48.410 ha showed that actual area S (marginally suitable with restriction factor of air temperature 20-23 oC) is 5,150.00 ha (10.63%); S 3ts 3t (marginally suitable with restriction factor of air temperature 20-23 oC and slope of 8-15%) is 1.727,50 ha (3.56%); N (not suitable at present with restriction factor of slope 15-25%) is 2,250.00 ha (4.67%); and N2 1s (permanently not suitable with restriction factor of air temperature >23 oC, slope >25%, and protected forest) is 39.282,50 ha (81.14%). The potential area S is 9,127.50 ha (18.86%) and N2 3t 
is 39,282.50 ha (81.14%). To extend potato cultivation area in BKFB, new potato cultivars suitable for this area should be selected, and enhancing cultivation system with terrasering especially in slopping land as well as
contour planting should be done. The air temperature gradient in BKFSB area was 0.29 C each 100 m-elevation increase from sea level (0.29 oC hm-1).

Article Details

How to Cite
Prawito, P., & Susiani, E. (2017). KESESUAIAN LAHAN DAN EVALUASI RUMUS BRAAK UNTUK PENGEMBANGAN TANAMAN KENTANG DI KAKI BUKIT KABA BENGKULU. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia, 9(2), 94–102. https://doi.org/10.31186/jipi.9.2.94-102

References

  1. Arifin, M. 2000. Evaluasi sifat-sifat kimia, fisika, mineralogi dan klaifikasi tanah kebun percobaan Universitas Padjajaran di Arjosari.
  2. Bionatura. 1(2): 25 – 140.
  3. Ashari, S. 1995. Hortikultura aspek budidaya. Universitas Indonesia Press, Jakarta.
  4. Badan Pusat Statistik. 2001. Survei pertanian
  5. Produksi Bahan Makanan di Indonesia, Jakarta.
  6. Bakosurtanal. 1996. Peta Rupa Bumi skala 1:50.000. Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional. Cibinong, Bogor.
  7. Bunting, E.S. 1981. Assassments of the effecs on yield of variations in climate and soil characteristics for twenty crops species.
  8. AGOF/INS/78/006, Technical Note No 12. Centre for Soil research, Bogor, Indonesia.
  9. Cicu, N. I. S., Agussalim, dan G. Kartono. 1999. Adaptasi beberapa varetas/klon kentang di dataran rendah Moramo (Sulawesi
  10. Tenggara). J. Hort. 2 (9): 154-164
  11. CSR/FAO. 1983. Reconnaissance Land Resource Survey 1:250.000 scale. Atlas Format Procedures. Land Resources Evaluation with
  12. Emphasis on Outer Island Project. CSR/FAO Indonesia AGOFANS/78/006. Mannual 4 version 1.
  13. Dames, T. W. G., 1955. The soil of east central java. Pemberitaan Balai Besar Penyelidikan Pertanian , Bogor. No. 141.
  14. Departemen Kehutanan. 2002 .Rencana Teknik Lapangan Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah )RTL-RLKT)DAS Tanjung Aur,
  15. Propinsi Bengkulu. Buku I (Naskah Utama). Dirjen Rehabilitasi Lahan dan Perthutanan Sosial , Balai Pengelolaan DAS Ketahun.
  16. Djaenuddin, D., Basuni, S. Hardjowigeno, H. Subagio, M. Sukardi, Ismangun, Marsudi, N. Suharto, L. Hakim, Widagdo, J. Dai, V.
  17. Suandi, S. Bachri, dan E. R. Jordens. 1994. Kesesuaian Lahan untuk Tanaman pertanian dan kehutanan. Pusat penelitian Tanah dan
  18. Agroklimatb . Bogor.
  19. Djoemaijah., M. E. Dwiastuti, D. Setyorini, dan Basuki J. S. 2000. Uji rakitan teknologi budidaya kentang spesifik lokasi dataran tinggi. J. Pengkajian dan Pengambngan Teknologi Pertanian 2 (2): 104-110.
  20. Driessen. 1971. Kesesuaian lahan secara parametrik. Lembaga Penelitian Tanah, Bogor.
  21. FAO. 1976. A Framework for Land Evaluation. Soil Resources Management and Conservation Service Land and Water Development Division. FAO Soil Bulletin No. 32. FAO-UNO, Rome.
  22. Gusmin, 1996. Pengaruh berbagai jenis mulsa terhadap pertumbuhan danhasil mentimun (Cucumis satifus L.). Skripsi. Fakultas
  23. Pertanian Universitas Bengkulu, Bengkulu, (Tidak dipublikasikan).
  24. Hidayatullah, Suprapto, dan Widagdo. 1994. Evaluasi penggunaan lahan di daerah Gorontalo Sulawesi Utara, hal. 15-25. Pros. Ekspose hasil survei tanah tinjau Kabupaten Gorontalo, Sulawesi Utara. Menado. 29
  25. September 1994.
  26. Hikmatullah, dan N. Suharto. 1994. Evaluasi lahan untuk pengembanan beberapa komoditas perrtanian di Nusa Tenggara Barat, Hlm. 261
  27. – 270. Pros. Temu konsultasi sumberdaya lahan untuk pembangunan kawasan Timur Indonesia. Palu 17 – 20 januari 1994.
  28. Kartoseputro, A. G. 1986. Kimatologi: Pengaruh iklim terhadap tanah dan tanaman. Bumi Aksara, Jakarta PPT, 1990.Peta satuan tanah skala 1:250.000. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat Bogor, Bogor.
  29. Rubatzky, V. B. and M. Yamaguchi. 1985. World Vegetables: Principles, Production and Nutritive Values. Advision of International
  30. Thomson Publishing Inc. Diterjemahkan oleh C. Herison. 1998. Sayuran Dunia Satu Prinsip, Produksi dan Gizi. ITB, Bandung.
  31. Rukmana, R. 1996. Kentang Budidaya dan Pasca Panen. Kanisius, Yogyakarta.
  32. Sa’at, A., U.S. Wiradisastra, Sudarsono, dan H. Pawitan. 1999. Kajian usaha perbaikan faktor penghambat terhadap kelas kesesuaian lahan.
  33. Hlm. 1385 – 1403 Pros. Kongres Nasional VII HITI. Bandung, 2 –4 November 1999
  34. Salunkhe, D. K., S. S. Kadam, and S. J. Kadhar. 1991. Potato: Production, Processing, and Producs. CRC Press. (Bocca, Ratton, Ann Arbor), Boston.
  35. Satria, E. 2003. Respon tanaman kentang dan pertumbuhan gulma terhadap pemupukan bokashi dan pemulsaan. Skripsi Fakultas
  36. pertanian, Universitas Bengkulu. (Tidak dipublikasikan).
  37. Setiadi, dan Nurulhuda. 2001. Kentang varietas dan pembudidayaan. Penebar Swadaya, Jakarta.
  38. Soil Survey Staff. 1998. Keys to Soil Taxonomy. 8 edition. USDA, NRCS.Washington, DC.
  39. Susiani, E. Kesesuaian lahan untuk Pengembangan th Tanaman kentang di kaki Bukit Kaba Bengkulu. Fakultas pertanian Universitas
  40. Bengkulu (Tidak dipublikasikan)
  41. Sutapradja, H. 1979. Pengaruh arah dan tinggi guludan terhadap produksi dan umbi di tanah miring pada tanaman kentangBul. Pen. Hort.
  42. (7):13-16.
  43. Sutater, T., J. Wiroadmodjo, S. Solahudin, L. I. Nasoetion, A. Bey, dan M. A. Manan. 1986. Pengaruh Stress Lingkungan Dataran Rendah pada pertumbuhan dan produksi varietas kentang. Forum Pasca sarjana
  44. (2):21 – 32.
  45. Utami, V. B. L. 2001. Pengaruh tindakan konservasi tanah terhadap aliran permukaan, erosi, kehilangan hara dan penghasilan pada usaha tani kentang dan kubis. Manusia dan Lingkungan VIII(2):98 – 107.
  46. Wisnubroto, S., S. l. Aminah, dan M. Nitisapto. Asas-asas Klimatologi Pertanian. Cetakan Pertama. Ghalia Indonesia, Jakarta.