Main Article Content

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkatan pemberian air terhadapemisi gas nitro-oksida (N2O) pada padi sawah. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Kampus Indralaya. Analisis gas N2O dilakukan di Laboratorium Balai Penelitian Lingkungan Pertanian, Kementerian Pertanian Pati Jawa Tengah. Waktu pelaksanaan dilakukan secara berkesinambungan dimulai dari bulan April sampai Juli 2016. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tingkatan pengairan yaitu petakan tergenang 5 cm (A1), intermitten/berselang (A2) dan tanah dipertahankan jenuh (A3),terbagi menjadi tiga (3) kelompok dengan jumlah perlakuan sebanyak 18 perlakuan, sehingga total petakan sebanyak 54 petakan. Pengamatan gas N2O diamati pada minggu ke 2, 4, 6 dan 8 setelah tanam menggunakan sungkup tertutup (closed chamber box) selama 24 jam. Fluks gas N2O dihitung berdasarkan persamaan yang diadopsi dari International Atomic Energy Agency (IAEA). Hasil yang didapat yaituemisi gas N2O yang tertinggi dihasilkan oleh petakan dengan kondisi jenuh air 5 cm dari permukaan tanah (A3) yaitu sebesar 1564,554 mg N2O/ha/hari dan yang terendah dihasilkan oleh petakan tergenang (A1) dengan nilai 648,996 mg N2O/ha/hari. Kondisi tanah yang tergenang selama pertumbuhan tanaman padi menciptakan kondisi tanah anaerobik sehingga mampu menekan fluks N2O dibandingkan dengan kondisi jenuh air.

Keywords

emisi N2O Irigasi Padi

Article Details

How to Cite
Sari, I. M. (2020). PENGARUH PENGAIRAN TERHADAP HASIL EMISI GAS NITRO-OKSIDA (N2O) PADA PADI SAWAH. Konservasi Hayati, 16(1), 46–52. https://doi.org/10.33369/hayati.v16i1.11570

References

  1. Arif, C. Setiawan, B.I., Widodo, S., Rudiyanto, Hasanah, N.A.I, Mizoguchi, M. 2015. Pengembangan Model Jaringan Saraf Tiruan Untuk Menduga Emisi Gas Rumah Kaca dari Lahan Sawah dengan Berbagai Rejim Air. Jurnal Irigasi 10(1):1-10.
  2. Departemen Pertanian. 2007. Rencana Aksi Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca Sektor Pertanian. Agenda Nasional 2008-2015. Jakarta. 23 hal.
  3. Husny, Z., Gofar, N., Sabaruddin, Marsi dan Anas. 2010. Emisi Gas Metan dan Nitrous Oksida Serta Hasil Padi yang Ditanam Dengan Metode System of Rice Intensification (S.R.I) dan Konvensional di Rumah Kaca. Prosiding Seminar Nasional, 13-l4 Desember 2010. 548-559.
  4. International Atomic Energy Agency (IAEA). 1993. Manual on measurement of methan and nitrous oxide emission from agricultural. Vienna.
  5. Lantin, PV., Linares C., Morell GI., dan Perez.M.S. 2003. The Influence of Nitrate Leaching Through Unsaturated Soil on Groundwater Pollution in a Agricultural Area of The Basque Country. The Science of the Total Enviroment. Vol.317 pp.173-187.
  6. Mulyani, M., Kartasapoetra, AG. 2002. Pupuk dan cara pemupukan. Rineka Cipta, Jakarta.
  7. Partohardjono, S. 1999. Upaya peningkatan efisiensi penggunaan pupuk nitrogen untuk menekan emisi gas N2O dari lahan Sawah. Pusat Penelitian dan Pengembangan. Bogor.
  8. Prayitno, MB., Sabaruddin, D., Setyawan, Yakup. 2014 Emisi Karbon Lahan Gambut pada Agroekosistem Kelapa Sawit. Jurnal Lahan Suboptimal ISSN: 2252-6188 (Print), ISSN: 2302-3015 Vol. 3, No.1: 83-89. (Online, www.jlsuboptimal.unsri.ac.id)
  9. Setyanto P. 1997. Lahan sawah dan teknologi pengelolaannya. Mitigasi gas metan dari lahan sawah. Laporan Tahunan Loka Penelitian Tanaman Pangan Jakenan. Pati.
  10. Setiawan, B.I., Imansyah, A., Arif, C., Watanabe, Y., Mizoguchi, M., dan Kato, H. 2014. Sri Paddy Growth And Ghg Emissions At Various Groundwater Levels. Published online in Wiley Online Library (wileyonlinelibrary.com) DOI: 10.1002/ird.1866
  11. Unger, I.M., P.P. Motavalli, and R.M. Muzika. 2009. Changes in soil chemical properties with flooding: a field laboratory approach. Agriculture, Ecosystems and Environment 131:105-110.
  12. Wihardjaka, A. dan Wahyuni, S. 2007. Pengelolaan Lahan Sawah Tadah Hujan Dalam Menekan Emisi Gas Nitro-Oksida (N2O). Balai Penelitian Lingkungan Pertanian, Pati. Jurnal Sumberdaya Lahan 1(3): 1-12.
  13. WRI. 2005. Navigating the number. World Resources Institute (WRI), Washington, D.C.