Main Article Content

Abstract

Morfometri merupakan salah satu metode pengukuran, perhitungan atau pemberian skor yang karakter-karakter morfologinya dapat dideskripsikan guna mengetahui deferensisiasi berbagai spesies dan variasi spesies. Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui variasi morfometri tipe kepala dan wajah pada masyarakat suku Bali di Desa Suro Bali Kecamatan Ujan Mas Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari 2020 di Desa Suro Bali Kecamatan Ujan Mas Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan dari 76 responden yang terdiri dari 33 orang laki-laki dan 43 orang perempuan diketahui laki-laki paling banyak memiliki lebar kepala kategori sedang, panjang kepala kategori panjang, panjang wajah kategori panjang, lebar wajah kategori sempit, tipe kepala brachycephalic dan tipe wajah hyperleptoprosop. Sedangkan perempuan memiliki lebar kepala kategori lebar, panjang kepala kategori sedang, panjang wajah kategori sedang, lebar wajah kategori sedang, tipe kepala hyperbrachycephalic dan tipe wajah mesoprosop.

Keywords

morfometri suku Bali tipe kepala tipe wajah Kepahiang Bengkulu

Article Details

How to Cite
Anggraini, M., Muslim, C., & Kamilah, S. N. (2020). MORFOMETRI KEPALA DAN WAJAH PADA MASYARAKAT SUKU BALI DI DESA SURO BALI KECAMATAN UJAN MAS KABUPATEN KEPAHIANG PROVINSI BENGKULU. Konservasi Hayati, 16(2), 71–76. https://doi.org/10.33369/hayati.v16i2.12448

References

  1. Amikaramata, N. (2011). Hubungan Antara Bentuk Kepala dengan Bentuk Lengkung Gigi dan Bentuk Gigi Insivius Pertama Rahang Atas. Skripsi. Makassar : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanudin
  2. Artaria, M. D., Glinka, J., dan Koebardianto, T. (2008). Metode Pengukuran Manusia. Surabaya: Airlangga University Press.
  3. Bookstein, F. L. (1991). Morphometric Tools for Landmark Data: Geometry and Biology. New York (US): Cambridge University Press.
  4. Darsana, I. G. P. (1980). Tenganan Pegringsingan: Segi-segi Megalitiknya. Jakarta: Pertemuan Ilmiah Arkeologi.
  5. Glinka, J. (1990). Antropometri dan Antroposkopi, Ed.3. Surabaya: Fisip UNAIR.
  6. Glinka, J., Artaria, M., Koesbardiati, T. (2008). Metode Pengukuran Manusia. Jawa Timur: Airlangga University Press.
  7. Frayer, D. W., dan Wolpoff, M. H. (1985). Sexual Dimorphism. Annual Revew of Anthropology. 14(1): 429-473.
  8. Koetjaraningrat. (1996). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
  9. Mantra, I. B. (1991). Landasan Kebudayaan Bali. Denpasar: Yayasan Dharma Sastra.
  10. Martin, R., dan Saller, K. (1957). Lehrbuch der Anthropologie. New York: Gustav Fisher.
  11. Moore, K. L., Dalley, A. F., Agur, A. M. R., dan Moore, M. E. (2013). Anatomi Berorientasi Klinis. Jakarta: Erlangga.
  12. Naini, F. B., Moss, J. P., Gill, D. S. (2006). The Enigma of Facial Beauty: Esthetic, Proportions, Deformity, and Controversy. American Journal of Orthodonthics and Dentofacial Orthopedic. 130(1): 277-282.
  13. Oliver, G. (1969). Practical Anthropology. Springfield: Charles C Thomas Publisher.
  14. Putra, A., Wirasiti N. N., Setyawati, I. (2017). Variasi Bentuk Wajah Laki-Laki dan Perempuan dari Desa Panglipur Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Jurnal Biologi Udayana. 21(2): 56-63.
  15. Profil Desa Kepahing. (2019). Desa Suro Bali Kecamatan Ujan Mas Kabupaten Kepahiang. Youtube. Kepahiang: Profil Desa Kepahiang-Artista Studio. https://www.youtube.com/watch?v=xUIzDfj4JUI (diakses pada tanggal 15 November 2019)
  16. Widyarini, A. (2009). Variasi wajah dan penderita hipertensi pada wanita di Kampung Naga. Skripsi. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.