Main Article Content

Abstract

The criteria of P available on Inceptisol soil are low, so P fertilizer and mycorrhiza application is needed to increase P available on the soil. This research aim was to determine the growth of white corn plants by various P fertilizers and mycorrhiza application in Inceptisol soil at Lumban Lobu Village, Bonatua Lunasi Subdistrict, Toba Samosir District Sumatera Utara. The method used was Factorial Randomized Block Design with two factors and two repetitions. The first factor is the source of P consists of 7 treatments: P0 (control); P1 (TSP fertilizer); P2 (phosphate rock fertilizer); P3 (chicken manure); P4 (cow manure); P5 (guano fertilizer) and P6 (rice husk biochar) and the second factor is mycorrhiza with two treatments: M0 (0 g / plot) and M1 (30g / plot). Parameters observed were plant height, organic C content, soil H2O pH and degree of mycorrhiza infection. The research results showed that the application of P sources did not significantly increase the growth of white corn plants. The application of mycorrhiza significantly increased the degree of root infection and the interaction of P sources and mycorrhiza significantly increased the degree of root infection.

Keywords : P Sources, Mycorrhiza, Inceptisol, White Corn.

Keywords

P Sources Mycorrhiza Inceptisol White Corn.

Article Details

References

  1. Elfiati, D. 2005. Peranan Mikroba Pelarut Fosfat Terhadap Pertumbuhan Tanaman. Universitas Sumatera Utara, Medan.
  2. Ginting, N., Lahuddin, M dan Bintang, S. 2013. Efek Interaksi Pemberian Silikat dan Mikoriza pada Andisol Terhadap P-Tersedia dan Pertumbuhan Tanaman Jagung
  3. (Zea Mays L.). Universitas Sumatera Utara, Medan.
  4. Hanafiah, K. A. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
  5. Hardjowigeno, S. 1993. Klasifikasi Tanah danPedogenesis.PenerbitAkademiPessindo. Jakarta.
  6. Indriyani, L. O. 2013. Studi Komparasi Penggunaan Tepung Jagung dari Varietas yang Berbeda Terhadap Kualitas Kremus. Universitas Negeri Semarang, Semarang.
  7. Marbun, S., Mariani, S dan Bintang, S. 2015. Aplikasi Mikroba Pelarut Fosfat dan Bahan Organik untuk Meningkatkan Serapan P dan Pertumbuhan Kentang pada Andisol Terdampak Erupsi Gunung Sinabung. Universitas Sumatera Utara, Medan.
  8. Musfal.2010. Potensi Cendawan Mikoriza Arbuskula untuk Meningkatkan Hasil Tanaman jagung. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara, Medan.
  9. Muzar, A. 2006. Respons tanaman jagung (Zea mays L.) kultivar Arjuna dengan populasi tanaman bervariasi terhadap mikoriza vesikular arbuskular (MVA) dan kapur pertanian superfosfat (KSP) pada Ultisol. Jurnal Akta Agrosia 9(2): 75?85.
  10. Nasution, RM., T. Sabrina dan Fauzi. 2014. Pemanfaatan Jamur Pelarut Posfat dan Mikoriza untuk Meningkatkan Ketersediaan dan Serapan P Tanaman Jagung pada Tanah Alkalin. Universitas Sumatera Utara, Medan.
  11. Padang, S. B. 2013. Respon Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Tanaman Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Pupuk N dan P. Universitas Sumatera Utara, Medan.
  12. Putra, R. D., Delvian dan Deni, E. 2016. Pengaruh Inokulasi Mikoriza Arbuskula Terhadap Pertumbuhan Bibit Tanaman Slow Growing (Glodokan dan Tanjung). Universitas Sumatera Utara, Medan.
  13. Santoso, D dan A. Sofyan. 2002. Pengelolaan hara tanaman pada lahan kering. Departemen Pertanian, Bogor.
  14. Subagyo, H., S. Nata dan A. B. Siswanto. 2000. Tanah-Tanah Pertanian di Indonesia dalam Sumberdaya Lahan Indonesia dan Pengelolaannya. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Badan Penelitian dan Pengembangan pertanian, departemen pertanian. Bogor.
  15. Yosephine, I. O., Purba, M dan Fauzi. 2012. Klasifikasi Tanah Desa Sihiong, Sinar Sabungan, dan Lumban Lobu Kecamatan Bonatua Lunasi Kabupaten Toba Samosir Berdasarkan Taksonomi Tanah 2010. Universitas Sumatera Utara, Medan.