Main Article Content

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi, menggambarkan dan juga menjelaskan mengapa remaja di Kota Bengkulu membentuk kelompok musik indie, selain itu bertujuan untuk mengeksplorasi, menggambarkan dan menjelaskan apa saja bentuk dukungan dari masyarakat terhadap kelompok musik indie. Penelitian dilakukan dengan menggunakan teori Interaksionisme Simbolik. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif ekploratif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui proses observasi, wawancara dan dokumentasi. Pemilihan informan dilakukan berdasarkan teknik Purposive Sampling. Analisis data dilakukan secara kualitatif yang meliputi pengujian, pemilihan kategorisasi, evaluasi, membandingkan, reduksi data sampai pada penarikan kesimpulan dan verifikasi untuk mendapatkan konsep-konsep sebagai hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada berbagai alasan sehingga kalangan remaja yang ada di Kota Bengkulu membentuk kelompok musik secara indie, kelompok musik yang berada di luar jalur industri musik label. Pertama, adanya pengaruh lingkungan peer group yang terdiri dari teman sekolah, tetangga dan juga kerabat, remaja membentuk kelompok musik indie karena berdasarkan lingkungan sekolah, selain itu juga berdasarkan tetangga dan juga tempat tinggal yang sama. Kedua terbentuk karena adanya ajakan oleh teman. Ketiga, membentuk kelompok musik indie karena ingin menunjukkan eksistensi kelompok dan identitas diri. Selanjutnya atau yang ke empat, membentuk kelompok musik indie sebagai jalur alternatif untuk berkarya di luar jalur industri musik label. Kelima adanya faktor hubungan interaksi seperti imitasi yang meliputi imitasi terhadap anggota keluarga, imitasi terhadap teman dan juga imitasi terhadap tokoh idola, berikutnya ada sugesti yang meliputi sugesti oleh anggota keluarga, selanjutnya karena identifikasi. Dengan melalui berbagai langkah mulai dari proses mempromosikan hasil karyanya, bukan tanpa alasan bila kelompok musik indie yang dibentuk oleh kalangan remaja sudah di kenal oleh masyarakat, dengan demikian hasil penelitian menunjukkan ada berbagai bentuk dukungan masyarakat terhadap kelompok musik indie meliputi. Pertama, diselenggarakannya acara festival untuk kelompok musik indie. Kedua, disediakannya ekstrakulikuler musik baik di sekolah maupun di Universitas. Ketiga, undangan untuk mengisi acara baik itu resepsi pernikahan maupun acara ulang tahun, dan yang berikutnya disediakannya segmen khusus acara kelompok musik indie baik di televisi lokal maupun di radio.

 

Kata Kunci : Kelompok, Musik Indie, Remaja

 

Article Details

How to Cite
Oktar, W., Suminar, P., & Topan, A. (2019). KELOMPOK MUSIK INDIE DI KALANGAN REMAJA (Studi di Kelurahan Surabaya, Kota Bengkulu). Jurnal Sosiologi Nusantara, 2(1), 18–28. https://doi.org/10.33369/jsn.2.1.18-28

References

  1. Achmad, Tolah. 2014. “Proses Berkarya Grup Musik Distorsi Akustik”. Jurnal: Semarang: Universitas Negeri Semarang.
  2. Bengkulu Ekspress. 2014. ”Jazz Your Day Blues Your Night”. Bengkulu Ekspress. 13 Juni 2014.
  3. Bengkulu Ekspress. 2014. “Festival Band Peluncuran New Honda CBR150”. Bengkulu Ekspress. 19 Oktober 2014.
  4. Dewa, Kusuma. 2011. “Musik Indie Bagi Kalangan Remaja Di Kota Denpasar”. Jurnal: Universitas Udayana.
  5. IG Soloop Telkomsel. 2015.”Band Indie Loopstik Telkomsel”. Bengkulu.
  6. Laksmi, Hadyan. 2007. “Gaya Hidup Bermusik Remaja Kota Bandung”. Jurnal: Universitas (FRSD) ITB.
  7. Naldo.2014. “Musik Indie Sebagai Perlawanan Terhadap Industri Musik Mainstrem Indonesia”. Tesis. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Jakarta: Universitas Indonesia.
  8. Romdhoni, Irfan. 2008. “Musisi dan Religionsitas (Keberagaman Musisi Indie di Yogyakarta”. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Islam Sunan Kalijaga.
  9. Yofi, Aprilia. 2010. “Budaya dan Pola Hidup Grup Band Indie”. Jurnal. Malang: Universitas Briwijaya:
  10. Sabiq, Zamzani. 2012. dalam http://zamzanisabiq.blogspot.co.id/2012/10/. Diakses tanggal 3 Februari 2016.