Main Article Content

Abstract

Tari Napa merupakan salah satu tarian adat yang berasal dari suku Serawai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna simbolik yang terkandung dalam setiap rangkaian tari Napa. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan Teori Interaksionisme Simbolik. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Selanjutnya analisis data menggunakan reduksi data, analisis data dan penarikan kesimpulan. Tari Napa dimulai dengan bedindang. diiringi dengan jundai serta alat musik serunai dan rebana, maknanya yaitu akan menyatukan keluarga dengan orang baru sehingga membentuk keluarga baru. Gerakannya antara lain, gerak besembah maknanya penari memiliki sikap yang rendah diri dan menghormati. Mecah langkah, maknanya adalah mengembangkan langkah dalam kebaikan. Gerakan tangan (ngancam, nangkap, dan ngunci) maknanya sebagai perlindungan diri, dan bejabatan tangan bermakna damai. Kemudian, saat menari ada lengguai yang diletakkan di atas tikar . Lengguai bagi suku Serawai dianggap sebagai raja adat. Kemudian, tikar yang diletakkan seperti tanda tambah atau bersilang memiliki makna pertemuan antara dua keluarga besar yang akan bersatu menjadi keluarga baru. Makna dari tari Napa bagi masyarakat adalah sebagai tanda menghormati para pemimpin negeri atau yang sedang diagungkan saat itu. Selain itu pula, saat penyambutan tamu kehormatan biasanya masyarakat akan berkumpul sehingga dapat memberikan makna kekompakan bagi masyarakat dalam menjaga keutuhan dan kesatuan adat istiadat, kesenian serta budaya Serawai.

 

Kata Kunci : Makna Simbol, Tari Napa

Article Details

How to Cite
Fitriani, D. S. (2019). MAKNA TARI NAPA PADA BIMBANG ADAT SUKU SERAWAI DI KOTA MANNA KABUPATEN BENGKULU SELATAN. Jurnal Sosiologi Nusantara, 5(1), 1–21. https://doi.org/10.33369/jsn.5.1.1-21

References

  1. Alwi, Iskandar Z. 2003. Pasar Modal, Teori dan Aplikasi. Jakarta: Nasindo Internusa.
  2. Bahri, Aditia Syaeful. 2015. Pertunjukkan Kesenian EBEG GRUP MUNCUL JAYA Pada Acara Khitanan di Kabupaten Pangandara. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Dari sumber website http://repository.upi.edu/20430/5/S_SM_0900029_Chapter2.pdf. diakses pada tanggal 21 Agustus 2018.
  3. Djafar, Nurlia. 2014. Simbol dan Makna Tari Langga Buwa Karya Muraji Bereki. Jurnal. Program Penciptaan dan Pengkajian. Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Dari sumber website http://digilib.isi.ac.id/846/1/BAB%20I%20Nurlia.pdf. diakses pada tanggal 11 Oktober 2018.
  4. Emzir. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta : Rajawali Pers.
  5. Fretisari, imma. 2016. Makna Simbol Tari Nimang Padi Dalam Upacara Adat Naek Dango Masyarakat Dayak Kanayant. Jurnal. Universitas Tanjungpura. Dari sumber website https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jst/article/view/9620/6127. diakses pada tanggal 11 Oktober 2018.
  6. Haryani, Oktariana. 2013. Kesenian Safaral Anam dan Nilai-nilai Yang Terkandung di Dalamnya Pada Masyarakat Lembak Dalam Adat Istiadat. Skirpsi. Universitas Bengkulu. Jurusan Sosiologi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
  7. Herimanto dan Winarno. 2008. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.Jakarta Timur.BumiAksara.
  8. Indra.2012. Kesenian, dalam http://panjiindra2345.blogspot.com/2012/10/pengertian-kesenian_23.html.28/03/ 2018.
  9. Junita. 2013. Tari Napa Di Kecamatan Kota Manna Kabupaten Bengkulu Selatan.darisumber website: http://download.portalgaruda.org/article.php?article=101246&val=1538. Diakses pada tanggal 27 Juli 2018.
  10. Koentjaraningrat. 2009. Kebudayaan Mentalisdan Pembangunan. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.
  11. ---------------------. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta. Rineka Cipta.
  12. Kusumawardani, ida. 2013. Makna simbolik tari sontoloyo giyanti kabupaten Wonosobo. Jurnal. Jurusan Sendratasik. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Semarang. Dari sumber website https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jst/article/view/9620/6127. diakses pada tanggal 11 Oktober 2018.
  13. Maran, Rafael Raga. 2007. Manusia dan Kebudayaan Dalam Perspektif Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
  14. Nahari, Dian Solihati Aji. 2017. Pelaksanaan Kegiatan Seni Tradisional Yang Islami. Purwokerto: FKIP UMP. Dari sumber website http://repository.ump.ac.id/3554/3/BAB%20II.pdf. Yang diakses pada tanggal 21 Agustus 2018.
  15. Piet. 2017. Seni Pertunjukkan Kuda Kepang Pada Masyarakat Rejang. Skripsi. Universitas Bengkulu. Jurusan Sosiologi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
  16. Rahmawati Setiawati. 2008. Seni Tari. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.
  17. Ranjabar, Jacobus. 2013. Sistem Sosial Budaya Indonesia. Bandung: Alfabeta.
  18. Ritzer, George, Douglas J. Goodman. 2013. Teori Sosiologi Dari Teori Sosiologi Klasik sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern. Bantul : Kreasi Wacana.
  19. Ritzer, George. 1992. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta. Rajawali Pers.
  20. Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
  21. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta.
  22. ------------. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
  23. Sumaryono. 2011. Antropologi Tari. Yogyakarta: Badan Penerbit Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
  24. Wulansari, C, Dewi. 2013. Sosiologi Konsep dan Teori. Bandung: Refika Aditama.
  25. Yuanita, Alfia Puji. 2010. Kearifan Lokal Tari Gandrung dan Upaya Pelestariananya di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang