Main Article Content

Abstract

 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Nilai sakralitas tersebut juga dilekatkan pada tradisi upacara tabot, sebuah kegiatan rutin yang dilakukan oleh Kerukunan Keluarga Tabot (KKT) yang berada di Kota Bengkulu. Karena ritual Tabot tidak hanya menjadi identitas adat masyarakat Bengkulu, melainkan kini telah menjadi bagian dari event promosi pariwisata. Ditengah pergumulan adat, ritual tabot telah mengalami suatu komodifikasi budaya, festival yang menyertai perayaan tabot menandai suatu tranfer budaya populer ditengah masyarakat. Dalam hal ini, memiliki hasil bahwa Peran pengelolaan media dalam membentuk modifikasi upacara tabot sangat kuat, dari segi bentuk misalnya, media massa miliki aneka wahana-mulai dari yang terlihat, terdengar, tertulis hingga media yang berada di dunia maya, media massa juga menjadi tempat penampungan dan arena penuangan hasil kreasi seni.

Keywords

Tabot Sakralitas dan Komodifikasi Pariwisata

Article Details

How to Cite
Budiman, D. A. (2019). Tabot, Sakralitas Dalam Komodifikasi Pariwisata. Jurnal Kaganga: Jurnal Ilmiah Sosial Dan Humaniora, 3(2), 40–49. https://doi.org/10.33369/jkaganga.3.2.40-49

References

  1. Ardianto, Elvinaro & Lukiati Komala
  2. Erdinaya. 2004.Komunikasi Massa Suatu
  3. Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama
  4. Media
  5. Barker, Chris. 2000. Cultural Studies.
  6. Yogyakarta: Kreasi Wacana
  7. Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif:
  8. Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,
  9. dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana
  10. Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional
  11. Depdikbud. 1991/1992.
  12. Upacara Tabut: Upacara Tradisional Daerah
  13. Bengkulu di Kotamadya Bengkulu.
  14. Effendy, Onong Uchjana. 2011. Ilmu
  15. Komunikasi. Teori dan Praktek, Bandung,
  16. Rosda.
  17. Indarto Bambang. 2006 Ritual Budaya
  18. Tabut Sebagai Media Penyiaran Dakwah
  19. Islam di Bengkulu, Skripsi Fakultas Dakwah
  20. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
  21. McQuail, Denis. 2000. Mass
  22. Communication Theory (Teori Komunikasi
  23. Massa). Diterjemahkan oleh: Agus Dharma
  24. dan Aminuddin Ram. Jakarta: Erlangga
  25. Strinati, Dominic. 2007. Popular Culture:
  26. Pengantar Menuju Teori Budaya Populer.
  27. Yogyakarta:Bentang.
  28. Storey, John. 2007.Cultural Studies dan
  29. Kajian BudayaPop, Pengantar Komprehensif
  30. Teori dan Metode, Yogyakarta: Jalasutra
  31. Tubbs, S.L dan S.Moss (1996). Human
  32. Communication. Prinsip-Prinsip Dasar.
  33. (terjemahan: Dedy Mulyana). Bandung:
  34. Rosda
  35. Sumber Internet
  36. http://kupasbengkulu.com/tabot-bengkuludalam-kontroversial-sejarah-2/