Main Article Content

Abstract



Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui penerapan prinsip dasar komunikasi terapeutik yang dilakukan oleh perawat ruang anggrek terhadap pasien skizofrenia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah kualitatif deskriptif. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi dengan penentuan informan melalui teknik purposive sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukkan perawat telah menerapkan prinsip-prinsip dasar komunikasi terapeutik yakni Komunikasi Berorientasi pada Proses Percepatan Kesembuhan, Komunikasi Terstruktur dan Direncanakan, Komunikasi Terjadi dalam Konteks Topik, Ruang, dan Waktu, Komunikasi Memperhatikan Kerangka Pengalaman Pasien, Komunikasi Memerlukan Keterlibatan Maksimal dari Pasien dan Keluarga, Keluhan Utama sebagai Pijakan Pertama dalam Komunikasi. Perawat beranggapan bahwa BHSP (Bina Hubungan Saling Percaya) merupakan kunci dalam pemulihan pasien, hal ini dapat terwujud dengan melakukan komunikasi yang baik terhadap pasien. Sayangnya, dalam proses tersebut keterlibatan keluarga sangatlah minim. Meski komunikasi telah terstruktur dan direncanakan, ditemukan adanya penyimpangan komunikasi pasien dalam bentuk resistensi diri. Perawat berusaha mengatasinya dengan melakukan komunikasi yang intensif baik secara verbal maupun nonverbal dengan tingkat kesabaran yang tinggi. 

Keywords

Komunikasi Terapeutik Skizofrenia RSKJ Soeprapto Bengkulu

Article Details

How to Cite
Busainah, D., Adhrianti, L., & Saragih, R. B. (2021). Komunikasi Terapeutik pada Pasien Skizofrenia (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Perempuan Usia Millenial di Ruang Anggrek RSKJ Soeprapto Bengkulu). Jurnal Kaganga: Jurnal Ilmiah Sosial Dan Humaniora, 5(1), 29–38. https://doi.org/10.33369/jkaganga.5.1.29-38

References

  1. Abdul Nasir, A. M. (2011).
  2. Komunikasi dalam
  3. Keperawatan (Teori dan
  4. Aplikasi). Jakarta: Salemba
  5. Medika.
  6. Priyanto, A. (2009). Komunikasi dan
  7. Konseling: Aplikasi dalam
  8. Sarana Pelayanan Kesehatan
  9. untuk Perawat dan Bidan.
  10. Jakarta: Salemba Medika.
  11. BPPK, B. P. (2018). Hasil Riskesda
  12. Jakarta: Kementerian
  13. Kesehatan Republik
  14. Indonesia.
  15. Deddy Mulyana. (2018). Komunikasi
  16. Kesehatan: Pemikiran dan
  17. Penelitian. Bandung: Remaja
  18. Rosdakarya.
  19. Mulyana, D. (2016). Health and
  20. Therapeutic Communication.
  21. Bandung: Remaja
  22. Rosdakarya.
  23. Hannika Fasya, L. P. (2018, April 12).
  24. Jurnal Penelitian
  25. Komunikasi. Dipetik 09 16,
  26. , dari BPPKI Bandung:
  27. http://bppkibandung.id/index.
  28. php/jpk
  29. Kementerian Kesehatan. (2016).
  30. Komunikasi Dalam
  31. Keperawatan. Jakarta: Badan
  32. Pengembangan dan
  33. Pemberdayaan Sumberdaya
  34. Manusia dan Kesehatan
  35. Kementerian Kesehatan.
  36. Liliweri, A. (1994). Perpektif Teoritis
  37. Komunikasi Antarpribadi
  38. (Suatu Pendekatan Ke Arah
  39. Psikologi Sosial Komunikasi).
  40. Bandung: PT Citra Aditya
  41. Bakti.
  42. Semiun, Y. (2006). Kesehatan Mental
  43. I. Yogyakarta: Penerbit
  44. Kanisius.
  45. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
  46. Kuantitatif, Kualitatif, dan
  47. R&D. Bandung: Penerbit
  48. Alfabeta.
  49. Anggraini, d. D. (2018, May 12).
  50. Health Info. Diambil kembali
  51. dari Liputan 6:
  52. https://www.liputan6.com/he
  53. alth/read/3522721/gangguanjiwa-lebih-sering-terjadipada-wanita-ini-3-jenisnya
  54. BBC. (2019, October 10). BBC News.
  55. Diambil kembali dari BBC
  56. Indonesa:
  57. https://www.bbc.com/indones
  58. ia/indonesia-49987127
  59. Putri, F. I. (2018, February 6).
  60. DetikHealth. Diambil kembali
  61. dari Detik.com:
  62. https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-3851849/studi-millenial-berisiko-tinggi-gangguan-kesehatan-jiwa-ini-sebabnya